32 - Jebakan (2)

81 2 0
                                    

Kevin masih menunggu didalam mobil, ia hampir saja tertidur. Ia memperhatikan satu persatu siswa yang keluar, matanya mengedar mencari keberadaan Vera. Kevin menyipitkan matanya ketika melihat Vera menaiki motor bersama seorang laki-laki yang Kevin tidak dapat melihat jelas siapa orang tersebut karna dia mengenakan helm.

Kevin mencoba menebak-nebak siapa orang yang sedang bersama Vera. Tak ingin Vera kenapa-kenapa, iapun memutuskan untuk mengikutinya, namun saat akan melajukan mobil ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk.

Kevin merogoh ponselnya yang ada disaku celana, dilihatnya notifikasi dari seseorang.

"Hai kak. Ini gue Silvi temennya Vera, kakak tau gue kan temen Vera yang paling baik itu, hehe. Gue mau ngasih tau kalo Vera tadi pergi sama Riki, tapi gue gak tau mereka mau kemana. Gue takut Riki mau jahatin Vera, kakak cari Vera sekarang ya." Silvi memberi tahu Kevin soal Vera yang pergi bersama Riki. Ia takut kalau Riki akan mencelakai Vera.

"Oh iya gue dapet nomer kakak dari Vera. Save nomer gue ya kak😁"

Kevin cukup kaget ketika mengetahui kalau orang yang bersama Vera itu adalah Riki. Bagaimana bisa Vera pergi bersama Riki, bukannya Vera membenci Riki. Apa sebenarnya yang sedang terjadi. Banyak pertanyaan dibenak Kevin akan hal itu.

Kevin segera melajukan mobilnya menyusul motor Riki tanpa berniat untuk membalas pesan dari Silvi. Untung saja Riki belum terlalu jauh sehingga ia masih bisa mengikuti Riki dari belakang.

Riki melajukan motornya menyusuri jalanan kota yang mulai padat dipenuhi kendaraan yang melintas. Ia menghentikam motornya saat lampu lalu lintas berwarna merah.

"Rumah lo masih jauh?" tanya Vera saat motor Riki berhenti menunggu lampu kembali berwarna hijau.

"Bentar lagi sampe kok," jawab Riki dibalik helm full facenya.

"Emang nyokap lo sakit apa?"

"Nyokap gue ngidap penyakit kanker."

"Ya ampun kasian banget, gue harus bantu apa?" Vera merasa iba dengan kondisi orangtua Riki.

"Udah lo ikut dulu aja nanti gue kasih tau lo harus ngapain pas udah sampe rumah."

"Oh yaudah." Vera hanya mengangguk mengiyakan.

Dibalik helmnya Riki tersenyum kemenangan. Akhirnya Vera sudah mulai percaya padanya.

Kevin berada sedikit jauh dibelakang motor Riki, mobilnya terhalang oleh mobil lain yang sedang berhenti juga. Beberapa menit kemudian, lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, Riki kembali melajukan motornya. Begitupun dengan Kevin ia kembali mengikuti motor Riki.

Motor Riki masih dapat terlihat oleh Kevin karna jaraknya tidak terlalu jauh, namun Kevin mengerem mobilnya saat sekelompok siswa anak SMP akan menyebrang. Kevin berdecak kesal karna motor Riki berada jauh didepannya. Mau tidak mau Kevin harus bersabar menunggu sampai tidak ada lagi yang menyebrang.

Kevin mengedarkan pandangannya mencari kemana motor Riki melaju, karna terdapat pertigaan didepan jalan. Ia bingung harus memilih jalan ke kanan atau ke kiri. Kevin menghentikan mobilnya, mengacak rambutnya frustasi.

"Sial gue kehilangan jejak." Kevin bingung harus mencari Vera kemana, ia harus segera menemukan Vera. Karna Riki pasti sedang merencanakan sesuatu.

"Oh iya kenapa gue gak tanya Vera aja." Kevin merogoh ponselnya, mencari nama Vera dikontaknya. Ia berniat untuk menelponnya.

Vera merasa ponselnya bergetar ia segera mengecek siapa orang yang menelponnya. Belum juga sempat melihat nama sipenelpon layar ponselnya berubah menjadi hitam.

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang