Cinta pada pandangan pertama? Itu sih kamunya saja yang terlalu mudah menjatuhkan hati.
🍁🍁🍁
Vera mencari teman untuk duduk bersamanya, karna memang daritadi kursi sebelah Vera belum ada yang menempati."Eh lo duduk sini aja bareng gue," ujar Vera pada salah satu siswi yang sedang mencari tempat duduk.
"Siapa? Gue?" ucap siswi tersebut sambil menunjuk dirinya.
"Iya lo sini, kursi sebelah gue masih kosong nih." Vera menepuk-nepuk kursi yang ada disebelahnya.
"Oh oke, thanks ya." Siswi tersebut tersenyum pada Vera.
"Kenalin, nama gue Vera Angelina. Lo bisa panggil gue Vera, nama lo siapa?" Vera memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
"Nama gue Silvia Salsabila, panggil aja Silvi." Ucap Silvi sambil membalas uluran tangan Vera.
Vera berbalik badan dan menemukan 2 siswi yang duduk dikursi belakangnya. Bukannya sok akrab, Vera hanya ingin punya banyak teman. Vera berusaha beradaptasi dengan lingkungan barunya.
"Hai," sapa Vera pada kedua siswi tersebut.
"Tayo," jawab keduanya sambil tertawa.
"Ish gue serius, nama lo berdua siapa?" tanya Vera dengan sedikit kesal.
"Iya iya gue becanda elah. Nama gue Tiara Delfrida Quenna, panggil aja Tiara.
Mereka memperkenalkan diri masing-masing.
"Nama gue Mala Monica, panggil aja Mala syantik." Dengan nada ala syahrini, alhasil mendapat sorakan dari ketiganya.
"Iww begaye lo ngomong udah kayak tante gue," ujar Tiara dengan nada jijik.
"Siapa tante lo?" Mala heran mendengar perkataan Tiara, karna setau Mala tante Tiara nada bicaranya tidak ada yang seperti itu.
"Ya itu Syahrini, tante gue itu."
"Wooo ngarep," balas ketiganya lalu tertawa.
"Oh iya kenalin ini Silvi, sampe lupa gue." Vera memperkenalkan Silvi pada Tiara dan Mala.
"Hallo Silvi," ucap keduanya bersamaan.
"Hallo Tiara, Mala," balas Silvi.
"Eh berarti sekarang kita temenan nih ya." Vera melirik satu-satu teman barunya itu.
"Ya iya lah Ver," sahut Tiara sambil menepuk pundak Vera.
"Apaan Ver, gue gak suka dipanggil Ver. Kalo mau panggil gue Ra." Protes Vera sambil mencebikkan bibirnya.
"Sama aja elah," Silvi ikut angkat bicara.
"Udah udah, jangan ribut. Baru juga akur kita. Gak lucu kalo udah berantem lagi aja." Lerai Mala.
"Hehe iya deh." Dibalas dengan cengiran oleh Vera.
Vera bahagia mempunyai teman baru, yang sepertinya akan menjadi sahabat Vera disekolah ini. Vera jadi teringat sahabat SMP nya.
"Lusy apa kabar ya, pasti dia punya banyak temen baru sekarang. Duh gue tiba-tiba kangen Lusy gini." Batin Vera. Lamunannya buyar ketika Silvi menyenggol lengannya.
"Lo kenapa ngelamun? Hayo mikirin siapa. Pasti mikirin cogan ya," tebak Mala sambil menaik turunkan alisnya.
"Apa sih, mana ada gue mikirin cowok. Gak guna tau gak." Bantah Vera.
"Alah sok cuek sama cowok, dideketin cogan juga lo meleleh," Mala terus saja menggoda Vera.
"Dikira gue batu es. Udah ah gue mau keluar dulu." Vera hendak meninggalkan kelas.
"Mau kemana lo?"
"Mau cari angin, sumpek gue dikelas." Verapun melenggang pergi meninggalkan temannya.
"Cari cowok kali." teriak Mala sambil tertawa yang masih bisa didengar oleh Vera.
Vera berjalan kebelakang sekolah yang terdapat bangku panjang yang memang sengaja diletakkan disana. Ini bukan jam istirahat tapi dia berani untuk keluar kelas.
"Gue kangen lo Lus, gue ngerasa kehilangan banget. Apa lo juga disana kangen sama gue?" Vera sangat merindukan Lusy yang sekarang entah bagaimana kabarnya.
Vera duduk sendirian ditemani angin yang menyapu lembut kulitnya. Jika merasa hatinya sedang tidak baik, Vera memang memilih untuk menyendiri.
"Boleh gue duduk disini?" suara seseorang membuyarkan lamunan Vera.
"Oh iya boleh," Vera mengizinkan seseorang itu untuk duduk.
"Jangan ngelamun terus, nanti kesambet loh." Ucap seorang siswa laki-laki tersebut, berusaha mencairkan suasana.
"Lo ngapain kesini?" Vera melirik memperhatikan laki-laki itu yang sepertinya juga siswa kelas 10 karna atribut yang ia pakai belum lengkap.
"Harusnya gue yang nanya, lo ngapain disini sendirian? Bukannya belom istirahat ya, kok lo udah keluar?"
"Gue bosen dikelas, lagi pula gak ada guru." Vera menjawab dengan pandangan lurus kedepan.
"Oh ya kenalin gue Riki, anak kelas 10 IPA 1." Riki memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.
"Gue Vera kelas 10 IPA 2," Vera membalas uluran tangan Riki.
"Wah kelas kita sebelahan dong," ujar Riki yang hanya dibalas anggukan oleh Vera.
"Eh Ki gue balik ke kelas duluan ya," Vera berdiri dari duduknya dan hendak meninggalkan Riki.
"Oke, hati-hati." Riki tersenyum ramah pada Vera. Ia hanya mengangguk mengiyakan.
Riki memperhatikan kepergian Vera masih dengan senyum yang tidak hilang dari bibirnya.
"Gue jatuh cinta kayaknya." Gumam Riki.
***
Masih awal-awal mangkanya partnya masih pendek-pendek, hehe. Inget! Jangan hanya membaca dipart awal-awal saja. Cerita akan semakin seru saat konflik mulai muncul.
Baca terus ceritanya dan jangan lupa untuk Vomment😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Fiksi RemajaKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...