Setelah mengembalikan mobil pinjamannya, Kevin kembali pulang kerumahnya. Kini ia sedang merasa tidak baik-baik saja. Kevin tidak pernah menyangka semuanya akan menjadi seperti ini. Dengan perasaan tidak karuan ia melangkahkan kakinya untuk menuju kamar namun tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"Kevin." Panggil Liona yang sontak Kevin menoleh ke arahnya.
"Iya ma ada apa?" tanya Kevin berusaha terlihat baik-baik saja.
"Segera kemasi barang-barang kamu, kita akan pindah hari ini. Nanti malem kita berangkat." Ucap Santi yang membuat Kevin cukup terlonjak.
"Malem ini ma?" tanya Kevin memastikan.
"Iya malem ini."
"Kenapa harus malem ini? Kenapa mendadak?" tanya Kevin lagi meminta penjelasan.
"Vin, kita harus pindah hari ini juga."
"Kenapa? Apa gak bisa kita disini buat beberapa minggu lagi?"
"Gak bisa Vin, nenek kamu lagi sakit. Dia butuh mama, dia butuh kita sekarang." Jelas Liona yang membuat Kevin tak bisa berbicara apapun lagi. Kalau sudah menyangkut soal keluarganya ia tidak mungkin membantah.
"Yaudah sekarang kamu kemasi barang-barang kamu. Mama mau buat makanan. Nanti kita makan dulu sebelum berangkat." Ucap Liona yang kemudian melenggang pergi menuju dapur.
Kevin kembali melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia duduk disudut tempat tidur lalu mengacak rambutnya frustasi, memejamkan matanya berharap semua ini hanyalah mimpi buruk belaka. Ia mengeluarkan jam tangan pemberian Vera dari saku celananya. Menatap jam itu dengan tatapan sendu. Kevin sangat berharap ia masih dapat tinggal disini untuk beberapa minggu lagi, setidaknya sampai Vera sadar dan berniat untuk menjelaskan semuanya.
Sebelum Kevin pergi, ingin rasanya ia bertemu dengan Vera, walaupun hanya sekedar mengucapkan selamat tinggal dan mungkin Vera tidak akan mendengarnya. Karna lukanya itu cukup parah membuat Vera tidak sadarkan diri mungkin untuk waktu yang lama. Santipun tak ingin Kevin menemui Vera lagi. Lalu apa yang harus ia lakukan, Kevin benar-benar bingung sekarang.
Kevin mencoba untuk bangkit dari duduknya dan mulai mengemasi pakaian dan barang-barang penting lainnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18:00, Kevin sudah selesai mengemasi barang-barangnya. Tinggal beberapa jam lagi ia berada disini. Sebentar lagi ia akan meninggalkan tempat ini dan meninggalkan Vera entah sampai kapan iapun tak tahu masih bisa menemui Vera lagi atau tidak.
Sebelumnya Kevin sudah menulis surat untuk Vera yang akan ia titipkan pada Nana. Karna rasanya tidak mungkin kalau ia yang memberikannya langsung pada Vera. Kevinpun berjalan menuju dapur untuk meminta ijin pada mamanya.
"Ma." Panggil Kevin pada Liona yang sedang menyiapkan makan malam untuknya dan Kevin sebelum berangkat.
"Iya sayang, sini makan dulu. Mama udah masakin makanan kesukaan kamu."
"Kevin gak laper. Kevin mau minta ijin buat ketemu temen Kevin dulu sebelum Kevin pergi dari sini." Jelas Kevin.
"Yaudah tapi jangan lama-lama ya, bentar lagi kita harus berangkat." Ucap Liona dibalas anggukan oleh Kevin yang langsung melenggang pergi untuk menuju rumah Nana.
Disepanjang jalan Kevin terus memikirkan Vera. Bagaimana bisa ia meninggalkan Vera disaat kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Rasanya Kevin tidak sanggup.
Beberapa menit perjalanan, kini ia sudah sampai didepan rumah Nana. Kevin mendapati Nana yang sedang berdiri didepan gerbang rumahnya. Nanapun membukakan pintu agar mobil Kevin bisa masuk kehalama rumahnya. Kevin keluar dari mobil dan Nana langsung memeluknya dengan erat.
![](https://img.wattpad.com/cover/175535644-288-k272298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Teen FictionKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...