Vera terbangun pukul 5 pagi, ia heran mengapa bisa berada dikamar Kevin. Seingatnya ia tertidur disaat menonton televisi. Apa Kevin yang membawanya kemari, Vera bertanya-tanya. Ia hendak akan menanyakannya pada Kevin dan saat keluar kamar Vera mendapati Kevin yang masih terlelap diatas sofa. Vera tersenyum simpul melihat wajah tenang Kevin saat sedang tertidur. Bagaimana bisa Kevin setampan itu, saat tidur saja tidak mengurangi ketampanannya.
Mau tidak mau Vera harus membangunkan Kevin meskipun ia merasa tidak tega. Karna hari ini mereka harus pergi kesekolah. Vera juga harus pulang untuk mengganti seragamnya. Vera berusaha menepuk pelan lengan Kevin dan sesekali memanggil namanya agar terbangun.
"Vin Kevin bangun udah pagi, Kevin bangun woi," Vera terus mengguncangkan lengan Kevin tapi Kevin tetap saja tidak terbangun.
"Kevin bangun udah siang," Vera sedikit mengeraskan suaranya tapi Kevin tetap saja tak kunjung membuka matanya.
"Ish ini orang apa kebo sih, susah amat dibanguninnya. Apa mesti gue siram pake air seember." Vera berdecak kesal.
Saat berusaha membangunkan Kevin tiba-tiba Kevin meraih tangan Vera dan menggenggamnya. Vera sontak heran dengan apa yang Kevin lakukan.
"Jangan tinggalin gue, gue mohon," ucap Kevin dengan mata yang masih tertutup.
"Lah ni anak ngigo, bangun woi udah pagi ini. Lepasin tangan gue," Vera berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Kevin namun Kevin malah semakin mengeratkan genggamannya.
"Kevin Edgar Pramudya, bangun atau gue siram pake air seember sebak sekalian biar lo mandi disini juga," ancam Vera tapi tidak mendapat respon apapun dari Kevin, ia masih tetap memejamkan matanya.
Sepertinya lebih sulit membangunkan Kevin dari pada membangunkan anak kerbau. Vera sudah tidak tahu lagi harus bagaimana agar Kevin mau bangun. Vera tahu Kevin pasti mendengar apa yang Vera katakan, hanya saja Kevin sengaja tidak mau bangun juga.
"Kevin bangun sebelum gue teriak bangunin tante Liona. Oke gue itung sampe tiga, satu..dua..tiga. Tante Li..," ucapan Vera terputus saat Kevin menarik tangannya hingga membuat Vera terduduk dilantai menghadap wajah Kevin.
Vera bingung dengan apa yang Kevin lakukan, ia sedang mengigau atau memang sengaja. Mata Kevin masih tertutup dan tidak ada gerakan sedikitpun.
"Gue sayang sama lo, please jangan tinggalin gue." Ucap Kevin masih dengan mata tertutup.
Vera hanya bisa terdiam mendengar pernyataan Kevin, kenapa bisa Kevin mengatakan seperti itu. Apa ada, orang mengungkapkan perasaannya saat sedang mengigau? Ada-ada saja.
"Ayam goreng nyam..nyamm." ucap Kevin lagi membuat Vera mengerutkan dahinya bingung dengan kelakuan aneh Kevin.
"Dari pada lama-lama disini gue bisa-bisa jadi gila, mending gue pulang. Bodoamat lah mau bangun mau nggak yang penting gue bisa keluar dari sini," Vera segera berdiri dan berlari keluar rumah untuk pulang. Bukannya tidak sopan ia tidak ingin membangunkan Liona, takut ia malah mengganggunya. Kevin juga tidak bangun-bangun, malah berbicara tidak jelas seperti orang gila. Untung ia tidak kesulitan mencari kunci untuk membuka pintu.
Dirasa Vera sudah pulang kerumahnya. Kevin bangun dan tertawa terbahak-bahak. Berhasil mengerjai Vera dengan ide konyolnya.
"Hahaha gila sumpah akting gue bagus banget, Vera sampe gak nyadar kalo gue cuma pura-pura ngigo. Puasnya bisa ngerjain Vera." Tawa Kevin pecah sampai membangunkan Liona.
"Kamu kenapa sayang pagi-pagi udah
ketawa-ketawa, mama sampe kebangun." Ujar Liona yang keluar dari kamarnya."Hehe gapapa kok ma," Kevin menggaruk kepala tak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Ficção AdolescenteKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...