16 - Most Wanted

114 6 0
                                    

Sesampainya mereka disekolah, Kevin memarkirkan motornya. Lalu melanjutkan langkahnya untuk menuju ruang kepala sekolah. Disepanjang jalan banyak yang memperhatikan Kevin, seperti yang tidak pernah melihat cowok tampan saja.

Mungkin karna mereka baru melihat Kevin dan ketampanan Kevin juga membuat para perempuan yang melihatnya terkagum. Tapi Kevin tidak menghiraukannya. Toh sudah biasa dulu disekolah lamanya ia sering jadi pusat perhatian. Pasalnya ia adalah salah satu most wanted disekolahnya dulu.

"Lo anterin gue ke ruang kepala sekolah." Pinta Kevin disela perjalanannya.

"Tapi gue gak enak jadi pusat perhatian gara-gara bareng sama lo. Aneh deh mereka kenapa liatin lo begitu banget ya, apa coba yang mereka liat dari lo, heran gue."

"Lo gak tau aja kalo gue salah satu most wanted disekolah gue dulu." Ujar Kevin tersenyum bangga. Vera tidak bisa mengelak, Kevin memang mempunyai wajah yang tampan.

"Iya deh terserah lo, yaudah buruan jalannya gue pengen cepet ke kelas nih." Vera mempercepat langkahnya.

Kini keduanya sudah sampai didepan ruang kelapa sekolah.

"Nih udah sampe lo masuk aja sendiri gue mau ke kelas." Vera hendak meninggalkan Kevin namun Kevin mencekal tangan Vera.

"Tunggu!" cegah Kevin, sontak Vera menghentikan langkahnya.

"Apa lagi sih, gue beneran pengen cepet ke kelas sekarang." Kesal Vera.

"Buru-buru amat lo. Temenin gue makan bekel dari lo dulu baru lo boleh masuk kelas, kalo nggak gue gak akan mau ajak lo bareng gue lagi." Ancam Kevin. Sepertinya ancaman tidak akan mengajak berangkat bersamanya membuat Vera menuruti keinginannya.

"Ish tuh kan ngancem-ngancem lagi." Vera mencebikkan bibirnya.

"Udah lo tunggu disini, gue masuk dulu bentar." Kevin melepaskan cekalannya, dan melenggang pergi menuju ruang kepala sekolah.

Mau tidak mau Vera harus menunggu Kevin keluar dan menemaninya memakan bekal yang ia buat.

Setelah 5 menit menunggu akhirnya Kevin keluar dari ruang kepala sekolah.

"Ayok," Ajak Kevin sambil berjalan mendahului Vera.

"Tunggu, mau kemana?" tanyanya sambil menyesuaikan langkah Kevin yang lebar.

"Ke taman belakang sekolah, gue mau makan disana aja."

"Yee kayak yang tau jalan aja lo."

"Ya mangkanya lo kasih tau gue lewat mana, gue masih bingung ini." Kevin sedikit memperlambat langkahnya.

"Ayok ikutin gue." Sekarang Vera yang berjalan mendahului Kevin.

Taman belakang sekolah yang tidak begitu ramai karna memang masih pagi sekali hanya ada beberapa siswa yang baru datang.

Vera dan Kevin duduk disalah satu kursi yang ada ditaman. Vera membuka tasnya dan mengeluarkan kotak bekal yang ia bawa. Lalu ia memberikannya pada Kevin.

"Nih makan, abisin ya." Dengan semangat Vera memberikan bekalnya pada Kevin, ia membayangkan wajah Kevin yang kagum dengan masakannya yang enak.

Kevin menerima bekal dari Vera dan membukanya. Terdapat nasi putih dan telur dadar diatasnya. Tampilannya tidak begitu buruk. Lalu Kevin menyendok nasi dan telur dadar tersebut.

Mata Vera berbinar-binar membayangkan Kevin akan memuji masakannya. Namun apa yang terjadi.

"Uhuukk..uhukk." Kevin terbatuk-batuk setelah memasukkan sesendok makanan buatan Vera kemulutnya.

"Eh lo kenapa? aduh mana gue gak bawa minum." Vera panik melihat Kevin terbatuk-batuk.

"Telor buatan lo asin anjir, lo kasih garem setoples kali ya." Kevin berusaha menelan makanannya walaupun terasa sangat asin dimulutnya.

"Sorry gue gak tau kalo itu keasinan, emang sih tadi gue kasih garem sesendok. Gue kira lo suka asin hehe." Ujar Vera diakhiri dengan cengiran.

"Gila lo mau racunin gue? Nih makanannya gue balikin, gak enak." Kevin mengembalikan kotak bekal Vera.

"Yaudah gue beliin lo minum dulu, tunggu bentar." Vera merasa bersalah karna telah memberikan Kevin makanan yang tidak enak.

Kenapa ia bisa seceroboh itu, memasukkan satu sendok garam kedalam telur dadarnya. Siapa saja pasti enggan untuk memakannya.

Tak lama kemudian Vera datang membawa satu botol air mineral. Nafasnya terdengar ngos-ngosan karna habis berlari.

"Nih minum," Vera memberikan air tersebut pada Kevin dan Kevin langsung meminumnya sampai tersisa setengah.

"Maafin gue ya, lo gapapa kan? lo gak keracunan beneran kan?" tanya Vera panik.

"Gue gapapa kok, udah gak kerasa asin juga. Udah lo gak usah khawatir."

"Harusnya gue tadi gak kasih garemnya banyak-banyak, jadi gini kan. Duhh bego banget sih gue." Vera memukul-mukul kepalanya merasa sangat bersalah.

"Udah lo gak usah nyalahin diri lo gitu, ini salah gue juga kok nyuruh lo buat bawain gue makanan. Yaudah mulai sekarang lo gak usah maksain bikin makanan buat gue. Gue bakalan tetep ajak lo berangkat bareng kok." Jelas Kevin berusaha menenangkan Vera.

"Nggak pokoknya gue bakalan belajar masak biar masakan gue enak terus nanti gue masakin buat lo."

"Yaudah terserah."

Vera hanya menunjukkan senyum terbaiknya dan Kevinpun ikut tersenyum. Ia tidak tega melihat Vera bersedih. Kini keduanya memutuskan untuk pergi ke kelas masing-masing. Yang memang kelas mereka berbeda arah.

"Yaudah gue ke kelas dulu ya," pamit Vera.

"Iya, nanti pulang sekolah gue jemput ke kelas lo."

"Gak usah repot-repot gue bisa pulang sendiri."

"Lo berangkat bareng gue masa pulang sendiri, ya sama gue lagi lah."

"Yaudah. Makasih ya." Ucap Vera dengan senyum yang mengembang.

Kini keduanya mulai meninggalkan taman. Karna memang 5 menit lagi bel masuk berbunyi.

***

Selamat malam readersku sayang😁 hehe aku balik lagi nii. Ada yang kangen aku gak?😍

Vera Life Story [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang