Kevin menghentikan langkahnya ketika sudah sampai didepan kelas Vera yang masih diikuti oleh Sonia dan Tania. Keadaan kelas yang ramai menandakan belum ada guru yang masuk.
"Lo berdua tunggu disini dulu gue mau panggil Vera. Jangan coba-coba kabur." Seru Kevin yang dibalas anggukan cepat oleh keduanya.
Kevinpun mulai memasuki kelas Vera dengan mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. Keadaan kelas yang tadinya bising menjadi hening seketika ketika Kevin masuk kedalam kelas.
"Eh Ra itu kan kak Kevin, ngapain dia kesini?" heran Silvi dan Vera hanya mengangkat kedua bahunya, iapun tak tahu tujuan Kevin masuk kedalam kelasnya.
Kevin berjalan menghampiri Vera, penghuni kelas terutama kaum perempuan tak sedikitpun memalingkan pandangannya dari Kevin. Mereka tak ingin melewatkan momen seperti ini. Kapan lagi bisa melihat Kevin dari dekat. Bahkan ada sebagian siswa yang memotret Kevin diam-diam.
"Ra ayok ikut gue." Ajak Kevin ketika sudah berada dihadapan Vera.
"Kemana?"
"Udah ayok ikut aja." Ajak Kevin lagi dan Verapun beranjak dari duduknya. Lalu mereka berjalan keluar kelas.
"Gue penasaran deh mereka mau kemana. Ikutin yok." Ajak Silvi yang juga beranjak dari duduknya dan diikuti oleh Mala dan Tiara.
Kevin mengajak Vera untuk menemui Sonia dan Tania yang sudah menunggu didepan kelasnya. Sesampainya Vera didepan kelas ia menautkan kedua alisnya bingung, kenapa ada Sonia dan Tania disana.
Vera menatap Kevin seolah meminta penjelasan apa maksud ia mempertemukannya dengan kakak kelasnya itu.
"Mau gue yang kasih tau atau kalian yang ngaku sendiri?" tanya Kevin pada Sonia dan Tania yang terlihat sedikit ketakutan. Keduanya masih bungkam tak ada yang angkat bicara.
"Oke kalo gitu biar gue yang ngasih tau Vera."
"Eh jangan Vin, biar kita aja yang bilang ke Vera." Cegah Sonia berusaha memberanikan diri untuk mengakui kesalahannya.
"Ra gue sama Tania mau minta maaf." Ucap Sonia merasa bersalah.
"Minta maaf kenapa kak? Oh masalah yang waktu itu, gue udah lupain kok. Lagian udah lama juga kan, jadi gak harus diungkut-ungkit lagi. Dan buat kak Tania, harusnya gue yang minta maaf. Gue gak ada maksud buat deketin kak Arza kok, beneran deh." Seru Vera sambil menatap kakak kelasnya itu bergantian.
"Bukan itu Ra." Timpal Tania.
"Maksud kakak?" tanya Vera sambil menautkan kedua alisnya.
"S-selama ini kita udah berusaha buat celakain lo. Tapi sekarang kita udah sadar kok, kita gak akan jahatin lo lagi." Jelas Sonia gelagapan.
"Celakain gue? Nanti deh gue masih gak paham."
"Iya Ra, jadi yang waktu itu kunciin lo dikamar mandi itu kita. Gue yang minta Sonia buat celakain lo." Tania mulai mengakui kesalahannya.
Vera sedikit terlonjak mendengar pernyataan kakak kelasnya itu.
"Dan kemaren mobil yang mau nabrak lo itu juga kita. Gue dibalik itu semua, gue yang nyuruh Sonia buat celakain lo." Tania benar-benar merasa bersalah.
"Tapi kenapa kakak mau celakain gue?" Vera berusaha meminta penjelasan.
"Gue cemburu Ra, gue gak suka liat lo deket sama Arza." Jelas Tania.
"Tapi kan gak gini caranya, kakak bisa ngomong baik-baik sama gue. Lagian gue beneran gak ada niat buat deketin kak Arza, gue sama sekali gak ada perasaan apa-apa sama dia." Ucap Vera berusaha meredam emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
أدب المراهقينKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...