Krriiiiiingggggggg!
Suara alarm membangunkan Vera. Ia sangat bersemangat untuk bangun pagi ini. Lalu menyanyikan lagu yang liriknya ia ganti seenaknya.
"Bangun tidur ku terus mandi, sampe lupa buat gosok gigi, abis mandi ku pakai baju meninggalkan tempat tidur ku."
Udara yang dingin membuat Vera malas untuk mandi, ia memang semangat untuk pergi kesekolah tapi tidak dengan mandi sepagi ini.
Tapi mau tidak mau ia harus memaksakan mandi pagi ini, tidak mungkin ia pergi kesekolah dengan muka bantalnya.
Setelah selesai mandi ia memakai seragam putih abunya, dan memakai atribut lengkap karna hari ini hari senin hari dimana para siswa berdiri panas-panasan ditengah lapangan untuk melaksanakan upacara.
Dirasa sudah rapi, Vera keluar menuju dapur untuk membuat makanan yang akan ia berikan pada Kevin. Syarat yang harus ia lakukan agar bisa ikut pergi kesekolah bersamanya.
Ia menghampiri Santi yang sedang memasak untuk sarapan pagi.
"Pagi ma." Ucap Vera sambil melihat-lihat isi kulkas.
"Tumben jam segini udah siap, itu nyari apa lagi buka-buka kulkas." Heran Santi.
"Iya soalnya hari ini aku mau ke sekolah nebeng sama Kevin, lumayan kan gak mesti ngeluarin uang buat ongkos, hehe. Tapi dia malah nyuruh aku buatin makanan tiap pagi, nyebelin kan." Jelas Vera sambil mencebikkan bibirnya.
"Oh gitu, terus sekarang kamu mau masak apa? Bukannya kamu gak bisa masak ya."
"Gak tau nih ma bingung, aku masakin telor aja kali ya. Soalnya dia mau aku yang bikin, ya aku bisanya cuma masak telor doang."
"Yaudah terserah kamu aja, masak yang bener mama mau siapin sarapan dulu." Santi meninggalkan Vera yang masih sibuk mengacak-acak kulkas.
"Nah ini dia telornya. Ngumpet begini ya, gak mau gue masak kali."
Vera akan membuat telur dadar. Ia sudah menyiapkan bahan yang akan ia campurkan kedalam telur.
"Kevin pasti suka sama telor buatan gue." Tebak Vera sambil mengembangkan senyumnya. Iapun memasak telur sambil bersenandung.
"Masak masak sendiri makan makan sendiri minum minum sendiri nyuci pun sendiri, hiiaaaa."
"Udah belom masaknya malah nyanyi-nyanyi, udah liriknya salah juga."
"Hehe ini bentar lagi beres." Vera terkekeh. Ia membalikkan telur yang ia masak, tidak lucu kalau gosong sebelah.
"Nah udah siap." Vera memasukkan telur dadarnya kedalam kotak bekal yang sudah diisi nasi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 05:55, 5 menit lagi pukul 6, Vera bergegas untuk keluar rumah, karna tidak ingin Kevin meninggalkannya. Sudah capek-capek masak rugi kalau tidak jadi berangkat nebeng naik motor Kevin.
"Mama! Vera berangkat dulu." Teriak Vera sambil berlari keluar rumah.
"Kamu gak sarapan dulu?"
"Nggak, mau sarapan disekolah aja beli nasi uduk mak Ipeh." Lanjut Vera.
Vera sudah berada didepan rumah dengan kotak bekal ditangannya. Tak lama ia melihat Kevin keluar dari rumahnya. Ia buru-buru menemui Kevin.
"Gue gak kesiangan kan, nih makanan buat lo udah gue siapin." Vera menyodorkan kotak bekal yg ia bawa.
"Udah lo pegang dulu, nanti gue makan kalo udah sampe sekolah." Kevin memarkirkan motornya. "Ayok naik."
Vera menaiki motor Kevin dan menyimpan kotak bekalnya kedalam tas.
"Pegangan." Suruh Kevin sambil memakai helmnya.
Vera memegang bagian belakang motor.
"Lo yakin mau pegangan kesitu, kalo jatoh gue gak tanggung jawab." Ucap Kevin yang membuat Vera beralih memegang pinggang Kevin."Nah gitu kek dari tadi."
"Udah buruan jalan." Vera memalingkan wajahnya berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Kevin melajukan motornya meninggalkan halaman rumah. Vera masih terdiam tanpa ada niat untuk membuka suara.
"Tumben lo diem biasanya juga berisik," Kevin angkat bicara. Karna Vera sedari tadi berangkat tidak mengatakan apapun lagi.
"Oh iya, lo masuk kelas apa sih, lo kakak kelas gue kan ya." Tanya Vera penasaran.
"Gue ambil jurusan IPS, gue kelas 3 sekarang."
"Ohh tua juga lo ternyata," ujar Vera sambil tertawa kecil.
"Gapapa yang penting ganteng," seloroh Kevin dengan pedenya.
"Yee gantengan juga anak ayam peliharaan gue. Oh iyaa Justin, gue jadi kangen. Tunggu emak mu menjemputmu ya nak." Vera baru ingat dengan Justin, ia menitipkannya dirumah tantenya karna kandangnya sedang diperbaiki.
"Hah siapa Justin? Lo punya anak?"
"Oke gue kasih tau, Justin itu anak ayam kesayangan gue yang gue temuin digot pas pulang sekolah. Terus sekarang dia ada dirumah tante gue, soalnya kandangnya lagi dibenerin, gue titipin dikandang ayam yang ada dideket rumah tante gue, gitu." Jelasnya.
"Lah anak ayam aja sampe dikasih nama, Justin pula udah kayak artis luar negri aja."
"Iya dong, keren kan." Kevin hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan aneh Vera. Tapi itu yang membuat Kevin menyukai Vera. Tingkah konyolnya, dan kadang bertingkah seperti anak kecil membuat Vera berbeda dengan perempuan lain dimata Kevin.
Kini mereka saling terdiam. Vera yang sibuk melihat-lihat kearah jalanan. Dan Kevin fokus mengendarai motornya masih dengan senyum yang mengembang.
***
Karna partnya pendek, bonus pict
Vera nih😍
Baca terus ceritaku ya🤗
Oke, see you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vera Life Story [Completed]
Roman pour AdolescentsKonflik percintaan, persahabatan, keluarga semuanya ada disini. Perpisahan, perkelahian, kesalah fahaman hingga kehilangan. Yuk mampir baca dan jangan lupa untuk VOTE & COMMENT. Jangan hanya membaca part awal-awal saja. Kamu tidak akan tahu bagaiman...