S3 : 3Hati

1.9K 92 0
                                    

"Dokter ini ada titipan" kata suster Ana. Dea yang sebelumnya berniat ke ruangannya mampir ke meja jaga sebentar
"Dari siapa?"
"Kurang tau. Tadi kurirnya dateng gak bilang apa2. Cuma bilang ada titipan buat Dokter Dealisa. Ini ada suratnya juga. Siapa tau di dalemnya ada nama yang ngirim"
"Oke makasih sus" kata Dea mengambil kotak yang dibungkus plastik itu dan membawanya ke ruangan. Setelah sampai ruangan dia menaruh kotaknya di meja. Shofi yang sedari tadi di mejanya menghampiri Dea

"Itu apaan?" tanya Shofi
"Gaktau mbak. Gue juga baru dapet ini dari Ana"
"Gede banget kotaknya. Apaan ya isinya? Ihh jangan2 aneh2 lagi De. Kalo bom gimana?"
"Apaan sih. Dilogika aja gak mungkin ini bom mbak" kata Dea geleng2
"Buka deh. Gue ikut penasaran"

Dea membuka bungkusan itu. Kotak besar pertama isinya kue bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Dealisa" kotak kecil kedua berisi bunga yang disusun rapi membentuk nama "DEA" dan diatasnya ada sebuah surat

Happy Birthday. Would you like to have dinner with me? If you agree call me by phone

Sincerely
Arya

Sudah beberapa kali ini Arya sering menghubungi Dea mengajak makan malam. Tapi Dea selalu menolak. Pada akhirnya Dea merasa canggung jika harus menolak lagi

"Arya siapa?"
"Walinya pasien gue mbak"
"Eh ngasal lo. Mau jadi pelakor?"
"Pelakor?"
"Iya itu walinya kan berarti bokapnya"
"Kan mulai sotoy. Dia tuh omnya. Walinya sih sebenernya Mamanya. Cuma karna Mamanya sibuk kerja yang ngerawat omnya itu. Ya si Arya ini"
"Oh kirain si pasien lo ini anaknya doi. Kan berabe lo jadi pelakor"
"Dihh. Yang masih single aja banyak ngapain jadi pelakor"
"Ya trus kalo udah tau cowok single banyak kenapa gak punya2 cowok?"
"Jomblo sampai halal"
"Alibi lo karna gak punya gebetan"
"Udah ah. Sama aja lo kaya nyokap gue nanyanya itu2 mulu" kata Dea kemudian mengambil HPnya menelpon Arya

Setelah selesai shift Dea turun ke lobby. Duduk di kursi lobby menunggu Arya datang

"Kamu udah nunggu lama?" Tanya Arya tiba2
"Belum kok. Mobilnya dimana?"
"Ada di parkiran. Makasih ya udah mau dinner. Akhirnya setelah 1 bulan mau juga diajak dinner"
"Iya maaf banget saya sibuk"
"Kamu kok formal banget? Aku aja udah manggil nama lho"
"Kebiasaan sih"
"Keanu udah bukan pasien kamu lagi. Berarti aku bukan walinya pasienmu. Jadi santai aja. Panggil aja aku Arya. Aku baru 26 kok. Seumuran kan?" tanya Arya

Dea hanya membalasnya dengan senyuman. Kemudian mereka berjalan menuju restoran depan Rumah Sakit

👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️

"Dea lo dimana?" Tanya Galih dari ujung telepon
"Di rumah sakit" jawab Dea
"Udah pulang belum?"
"Belum"
"Jam berapa pulang?"
"Paling 1 jam lagi. Kenapa?"
"Gue otw deh. Temenin gue makan ya. Males mau makan di rumah"
"Oke" jawab Dea kemudian telfon ditutup

Dea menaruh HP di mejanya

"Siapa?" Tanya Shofi
"Galih mbak"
"Mau jalan?"
"Iya ngajakin makan bareng. Suntuk di rumah katanya"

Shofi membulatkan bibirnya. Seolah2 berkata "oooohhh". Dea masih sibuk di depan laptopnya

"Lo udah deket bgt sama Galih?" Tanya Shofi
"Deket yang gimana?"
"Ya udah sering jalan berdua?"
"Gue gak pernah jalan berdua"
"Ya maksud gue lo emang gak semobil berdua tapi ketemu di tempatnya. Sering?"
"Udah tapi belum sering2"
"Lo belum ada perasaan apa gitu sama dia?"
"Enggak"
"Belum kali De. Bukan enggak"
"Enggak mbak"
"Kenapa enggak?"
"Gue yakin sih karna tiap gue jalan sama dia persis rasanya kaya gue jalan sama mas Endi"
"Yakin lo? Gak bisa berubah gitu?"
"Ya gaktau. Tapi emang nyaman yang dia kasih itu sama kaya nyamannya gue ke mas Endi"

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang