S37 : Pertama

704 64 13
                                    

Rian Ardianto

Karna bulan puasa latihan jadi 1 kali tiap hari. Mulai jam 3 sampai jam 5. Lebih santai. Toh turnamen juga mulai lagi nanti bulan Juni. Dan langsung diasmbut dengan Indonesia Open. Berarti sebentar lagi aku juga akan menikah dengan Dea. 2 minggu sebelum Indonesia Open. Hanya akad nikah dulu, nanti setelah Indonesia Open barulah kami melangsungkan resepsi. Semua dokumen untuk pengajuan ke KUA sudah siap dan sudah diurus WO. Begitu pula acara akad dan resepsi nanti. Kami berdua terlalu sibuk untuk memikirkan bagaimana konsep pernikahan kami. Bagi kami berdua yang penting sah dan halal sudah cukup. Aku bersiap latihan. Berganti baju jersey, dan menuju ke lapangan. Sudah ada beberapa orang disana, tapi belum semuanya. Hari ini latihan terfokus pada kelincahan. Aku duduk di ujung lapangan mengikat tali sepatu

"Fajar belum dateng jom?" Tanya Ginting
"Belum. Masih di jalan paling. Lagian jam 3 juga belum ada. Kita aja yang kerajinan" jawabku
"Pemanasan yuk" kata Ginting

Aku dan Ginting memulai pemanasan. Lumayan kalau ada temannya. Jadi tidak terlalu boring. Tidak berapa lama mulai banyak anak2 yang datang. Coach Hery menghampiri, Ginting segera menuju ke tunggal putra

"Hari ini kita fokus ke kelincahan aja. Biar gak terlalu capek. Toh juga turnamen masih lama. Yang penting badan gak kaku" kata Coach Hery
"Pasangan 2 2 ya" kata coach Aryo

Aku segera membentuk pasangan dengan Daniel yang kebetulan ada di sebelahku. Kami bergantian melakukan gerakan2 yang diarahkan coach Hery. Selesai latihan, kami istirahat. Aku menuju ke bangku samping

"Jom. Besok sabtu temen2 ngajakin buber" kata Fajar. Teman2 yang dimaksud Fajar itu adalah teman2 yang selalu mendukung kami, aku dan Fajar lebih memilih kata teman2 daripada fans
"Dimana?"
"Belum tahu. Gue cuma di chat aja sama koordinatornya"
"Ngikut aja gue mah. Lo yang komunikasi kan?"
"Iya. Beneran ya luangin waktu sama mereka. Kosongin jadwal lo hari sabtu"
"Gue gak kemana2 ini. Gak ada acara apa2. Lu yang biasanya sok sibuk"
"Enggak atuhlah. Temen2 tetep gue duluin daripada yang lain"
"Kalo gue ajak Dea gimana?"
"Ya sok atuh"
"Lo keberatan?"
"Ya enggak dong. Gue juga ngajak Via"
"Oke deal" jawabku

Segera menuju ke kamar bersiap2 sholat maghrib. Saat adzan berkumandang aku segera membatalkan puasa dan langsung menuju masjid. Selesai maghrib aku berganti baju dan mengambil kunci mobil. Hari ini aku janji ke apartemen Dea. Dia janji masak hari ini. Aku memacu mobil menuju Kalibata. Sampai di lobby kemudian menelpon Dea untuk menjemput. Tak lama kemudian ada perempuan cantik sekali (memang selalu cantik) datang menghampiri

"Udah lama?" Tanyanya padaku
"Belum" jawabku
"Yuk" katanya

Kami menuju lift kemudian masuk ke apartemen. Ada Gina disana, Gina temannya Dea di rumah sakit

"Assalamualaikum" kataku
"Waalaikumussalam. Masuk mas" katanya

Memang Dea berkata dari awal ingin mengajak Gina. Biar tidak cuma kami berdua di apart

"Gue disini tapi anggep aja gue gak ada ya?" Kata Gina kemudian masuk ke kamar

Dea pindah ke tower studio dengan 1 kamar. Tapi memang kamar tidur terpisah dinding dengan dapur dan ruang tamu

"Dia udah makan?" Tanyaku
"Udah. Habis sholat maghrib langsung makan"
"Kamu enggak?"
"Nunggu kamu" jawabnya

Aku duduk di meja makan dapur. Meja kecil tinggi dengan 2 kursi berhadapan, kemudian melihat ke arah pintu kamar

"Dia lagi belajar. Besok sidang thesis"
"Oh iya?"
"Dia nanti malem tidur disini biar gak kejauhan berangkatnya"
"Emang rumahnya dimana?"
"Di Bogor" kata Dea sambil menyiapkan makananku. Mengambil piring kemudian mengambilkan nasi, lauk serta sayurnya
"Tiap hari pulang pergi?"
"Dia lebih sering tidur di rumah sakit sih waktu residen dulu, karna sering jaga malem. Sempet ngekos juga di deket rumah sakit" katanya "Makan dulu" katanya kemudian duduk di depanku

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang