Rian sedang duduk di kursi depan meja perawat. Jam 4 sore. Om Heru di kamar rawat. Om Heru kambuh tipesnya. Rian sengaja duduk di lobby spesialis anak. Beberapa perawat duduk di kursi meja perawat sedang mengobrol sambil nonton tv. Rian asyik dengan dunianya alias main game. Sampai kemudian para perawat agak panik dan sibuk menelpon sana sini. Rian melirik dari kejauhan Dea berlari menuju meja jaga. Rian segera menutup game yang sedang dia mainkan
"Bodoamat mau diserang trus kalah juga" batin Rian
Rian mengantongi HPnya dan melihat ke arah Dea. Dea mengisi beberapa kertas di meja. Sekitar 4 orang berdiri di belakang Dea. Dea mengajak salah satunya masuk ke ruangannya
"Aduhhh habis udah itu dr.Rendi dimarahin dr.Dea" kata suster Ana, Rian ingat karna suster itu yang kemarin sering ke kamar rawat Faris "Kalian yakin tadi udah periksa pasiennya"
"Sudah kok sus" kata salah satu dari mereka yang berdiri dengan jas dokter
"Kok bisa gini? Kalian laporin gak sama dr.Rendi?"
"Bukan mau adu domba ya sus. Tapi saya bicara fakta. Tadi pas diperiksa, tekanan darahnya memang sudah turun. Langsung kita lapor sama dr.Rendi. Trus dr.Rendi bilang nanti diperiksa gitu. Trus kita tiba2 dapet kabar kalo pasiennya drop"
"Kalian gak nanya dr.Rendi lagi udah jadi cek pasiennya belum?"
"Mana berani sus. Tau sendiri kan dr.Rendi kaya gimana"
"Emang ya dr.Rendi ini songongnya parah. Kalian sering kan dimarahin dia?"
"Banget" jawab yang perempuan
"Kelar dia nanti sama prof.Bambang gara2 kejadian ini" kata suster Ana "Kalian jawab sejujurnya nanti kalau ditanya dr.Dea"
"Iya suster" kata mereka serempak
"Siap2. Karna kayanya kalian bakalan dibawa dr.Dea ke ruang operasi. Hukuman kayanya"Ketiga dokter itu menghembuskan nafas. Rian tersenyum. Sebegitu menakutkannya Dea bagi rekan2nya. Dokter laki2 yang masuk ke ruangan Dea tadi sudah keluar dan entah menuju kemana. Kemudian berganti dengan 3 orang yang memakai jas dokter masuk ke ruangan Dea. Rian mengira pasti Dea sangat marah sekarang. Tak butuh waktu lama kemudian Dea beserta 3 dokter tadi keluar ruangan dan berjalan cepat. Dari percakapan para dokter muda tadi dengan suster Ana, sepertinya Dea akan operasi. Rian segera menuju ke depan ruang operasi. Rian meninggalkan ruang operasi saat adzan maghrib. Dia menuju masjid kemudian mampir ke ruangan om Heru. Om Heru tidur. Rian menuju ke depan ruang operasi
Ruang Operasi 5
Pasien : An. Jihan Almira TriasantiDokter Penanggung Jawab : Prof. Dr. dr. Bambang Kuncoro, Sp.B., Sp.BA
Dokter Bedah : dr. Dealisa Raisani, Sp.BRian tersenyum. Ada tambahan satu gelar si belakang nama Dea. Sebelumnya tidak ada. Ada rasa bangga dalam diri Rian pada Dea. Rian melihat sekitar. Ada laki2 yang Rian pernah lihat. Laki2 yang kemarin ngobrol akrab dengan Dea. Rian masih mengamati dari jauh. Laki2 itu duduk diam menghadap depan. Saat adzan isya, Rian segera menuju masjid, ternyata laki2 itu juga menuju ke masjid, dia berjalan di belakang Rian. Setelah selesai isya laki2 itu segera menuju ke depan ruang operasi lagi. Duduk lagi disana. Rian masih mengamati dari kejauhan. Sudah pukul 20.00. Pintu ruang operasi dibuka. Dea keluar dari sana. Memberi tahu keluarga pasien. Laki2 itu menoleh. Saat Dea akan pergi, laki2 itu berdiri
"Bagas?" Tanya Dea. Oh jadi namanya Bagas
"Udah selesai operasinya?" Tanya Bagas
"Udah. Baru aja. Lo sama siapa?"
"Sendirian"
"Daritadi disini?"
"Iya. Gue telfonin lo beberapa kali tapi gak diangkat, gue pikir pasti lo lagi operasi. Eh bener, makanya habis landing gue kesini" landing?
"Iya dadakan tadi jam 4 tiba2 pasiennya drop. Yaudah deh langsung operasi"
"Udah sholat belum?"
"Ini mau sholat maghrib sama isya sekalian"
"Yaudah gue tunggu di depan ruangan lo ya. Nanti gue anter pulang"
"Gak jadi ketemu anak2?"
"Enggak. Lo habis operasi kan capek"
"Yaudah. Gue ganti baju sama sholat bentar ya"Bahasa yang mereka pakai gue-lo. Sepertinya mereka tidak ada hubungan yang serius. Tapi Rian tetap harus waspada dan hati2
"Lo tuh siapanya Sasa yan? Jangan sok belagak memiliki. Ngeliat lo aja gak pernah" batin Rian
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kemarin (Rian Ardianto)
RomanceJika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin memperbaiki apa yang pernah aku perbuat padamu. Aku menyesal, pernah meragukanmu -M Rian Ardianto- Jika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin berhenti mengharapkanmu. Aku menyesal, sampai detik...