Dealisa Raisani
Pagi ini bukan jadwalku rawat jalan. Karena sudah jadi dokter spesialis aku hanya praktek di hari Senin, Selasa dan Kamis. Hari ini hari rabu. Hari ini jam 10 pagi aku ada jadwal operasi penutupan dada atau bahasa kami Delayed Sternal Closure. Pasien masih berumur 2 bulan. Sudah dideteksi kelainan jantung saat dalam kandungan. Aku menyiapkan diri sekarang. Duduk di ruang bersama Bedah Anak dan meregangkan badan sebentar. Ada yang mengetuk pintu dan ternyata Salma dan Ahmad
"Pagi dokter" kata Salma
"Pagi. Kalian hari ini jadwalnya apa?" Tanyaku
"Kami akan ikut dokter siapa aja kalau ada yang butuh bantuan dokter" jawab Salma
"Kalian mau ikut saya operasi?"
"Mau dokter" kata mereka bersemangat
"Hari ini saya ada operasi Delayed Sternal Closure. Pasien umur 2 bulan. 4 hari yang lalu saya dan dr. Ilham mengoperasi karena ada kelainan jantung bawaan. Setelah operasi, jantungnya terlalu bengkak dan kami tidak bisa menutupnya. Kalau kondisi pasien memungkinkan, harus ditutup sekarang"
"Tapi dia akan selamat kan dokter?" Tanya Salma
"Kami memutuskan untuk menutupnya sekarang karena kondisinya sudah membaik. Sudah pasti dia selamat. Ayo kita siap2. Saya tunggu di PICU 10 menit lagi ya" katakuAku segera menuju loker untuk berganti baju. Persiapan operasi, sekarang aku sudah bersiap di PICU ditemani dr. Ilham. Beliau professor dari departemen Cardiovascular Surgery, beliau sudah mengambil sub-spesialis jantung dan pembuluh darah sekitar 5 tahun yang lalu dan sudah menulis banyak jurnal ilmiah. Dr. Ilham menyarankan untuk opersi di PICU karena lebih aman, daripada mengambil resiko memindahkan pasien ke ruang operasi dengan alat2 yang begitu banyak dan rumit dan justru akan membahayakan pasien. Skip. Aku dan dr. Ilham berbincang sebentar tentang metode penutupan dada kali ini. Sampai dr. Desy, residen dari Bedah Jantung dan Pembuluh Darah menghampiri kami
"Kay agak demam dokter" katanya kepada kami
"Sejak kapan?" Tanyaku
"Jam 8 pagi tadi saya cek suhunya 36 derajat. Baru saja saya cek suhunya 38,3 dan hidungnya berlendir dokter" kata dr. Desy
"Dia bisa operasi sekarang dok?" Tanyaku pada dr. Ilham
"Ayo kita lihat dulu" jawab dr. IlhamAku, dr. Ilham dan dr. Desy segera menuju ke Kay. Dr. Ilham segera memakai stetoskop
"Bunyi paru-parunya juga buruk. Sepertinya operasi tidak memungkinkan. Kita tunda aja. Dr. Desy singkirkan membrannya" kata dr. Ilham "dr. Dea minta tolong dipantau terus, kalau kondisi membaik kabari saya"
"Baik dok" kataku kemudian dr. Ilham meninggalkan kami
"Dokter kalau boleh tahu, bayi ini sakit apa?" Tanya Ahmad
"Penyakit jantung bawaan. Namanya Tetralogi Fallot. Dia menderita cacat septum ventrikel, stenosis katup pulmonalis, hipertrofi ventrikel kanan dan overriding aorta. Semuanya sekaligus. Tadinya dia dijadwalkan operasi pagi ini. Tapi ternyata saturasi oksigennya rendah, gejala pneumonia. Padahal dia harus segera operasi" aku menghela nafas "Kita temui wali pasien" kataku kepada merekaAku segera keluar PICU dan menemui keluarganya. Ada Ayah dan Ibunya sekarang
"Ada berita buruk. Operasi harus ditunda. Kay demam dan paru2nya buruk. Saya akan menjadwalkan ulang operasi setelah melihat hasil X-ray. Saat ini Kay sulit bernapas. Saya khawatir dia akan kesakitan jika operasi dipaksakan. Jika pneumonia ringan akan membaik dalam 2 atau 3 hari"
"Tapi Kay akan baik2 saja kan dokter?"
"Kita pantau kondisinya. Semoga kondisi Kay segera membaik"
"Dokter. Kami boleh lihat Kay sebentar saja?"
"Boleh" kataku
"Terima kasih dokter. Terima kasih banyak" katanya sambil meninggalkan kami
"Operasi ditunda. Kalian boleh pergi kalo mau pergi, boleh ikut saya, boleh di PICU juga" kataku sambil meninggalkan mereka
"Dokter" panggil Salma "Kami mau disini. Nanti kalau dokter operasi Kay, kami ikut" katanya
"Oke" kataku sambil tersenyum👩🏻⚕️👩🏻⚕️👩🏻⚕️
Aku kembali menuju ruanganku. Sebentar lagi waktunya pulang. Sudah ada Faisal disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kemarin (Rian Ardianto)
RomanceJika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin memperbaiki apa yang pernah aku perbuat padamu. Aku menyesal, pernah meragukanmu -M Rian Ardianto- Jika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin berhenti mengharapkanmu. Aku menyesal, sampai detik...