S13 : Terima/Tolak?

1K 61 0
                                    

Lucu kan? Dia bilang mau mulai dari awal? Ahh semua laki2 sama saja. Sudah dapat istri pun masih ngelirik cewek lain. Dea menuju ruangannya. Sejujurnya dia tidak bisa membohongi perasaannya. Dia masih mencintai Rian. Sampai sekarang. Bahkan ketika dia sudah tau Rian punya istri, perasaannya tidak berubah. Dea menaruh kedua tangannya diatas meja, menaruh kepala diatas tangannya. Tiba2 ingatan tentang masa lalunya terlintas

-Flashback-

"Asssshhhh" kata Dea sambil membanting HPnya di kasur. Kemudian dia menangis (lagi). Sudah 2 minggu ini Rian tanpa kabar. Dan selama 2 minggu ini pula Dea selalu mencoba menelpon Rian, tapi tidak ada jawaban. Rian sama sekali tidak mau mendengar penjelasannya. Dea sedih, kecewa juga. Dia kecewa karna Rian sebegitunya, padahal dia juga pernah dekat dengan temannya sendiri, Dea pun memaafkan Rian setelah mendengar penjelasannya. Dea menyerah. Berhenti mencari dan menghubungi Rian

"Dek. Makan dulu" kata Ibu dari luar kanar
"Gak laper bu"
"Tadi gak sarapan kan. Makan siang dulu deh" kata Ibu
"Nanti kalo laper Sasa makan kok"
"Kamu kenapa sih?"
"Gapapa bu"
"Kamu udah buka pengumuman SNMPTN belum?"
"Belum bu. Masih nanti jam 2 pengumumannya"
"Yaudah. Nanti kalo laper beneran makan ya. Ibu soalnya mau pergi sama mas Endi"
"Masa aku di rumah sendirian?"
"Coba telfon Zahra minta tolong nemenin kamu"

Dea segera menelfon Zahra dan dia bilang akan datang ke rumah. Sekitar jam setengah 2 Zahra sampai kemudian mereka masuk ke kamar Dea. Ibu dan mas Endi sudah pergi tadi. Dea tiduran di kasur, menutup mukanya dengan bantal. Zahra duduk di kursi meja belajar Dea

"Kenapa? Masih kepikiran Rian?"
"Gimana gak kepikiran sih Za. Dia sama sekali gakmau dengerin penjelasan gue dan ngilang gitu aja. Sakit tau Za" kata Dea sambil terisak
"Mana jauh banget lagi kalo mau nyamperin si Rian"
"Itulah makanya gue bingung harus gimana sekarang"
"Lagian sih bang Husam juga, orang foto rame2 kok di crop di bagian lo sama dia doang. Di upload lagi. KePDan banget sih"
"Makanya kan kesel, bikin Rian jadi salah paham. Dia tuh pasti ngira selain gue foto sama bang Husam, dia pikir gue gak pake gelang yang dia kasih. Padahal gelang itu gue simpen di tas, gue takut hilang waktu kita main di pantai. Assshhh bingung gue Za" kata Dea menghapus air matanya
"Kalo mau nangis ya nangis aja" kata Zahra sambil memeluk Dea

👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️

"Ibuuu. Aku diterima di UI" kata Dea kemudian memeluk ibunya
"Beneran?" Kata Ibu kaget kemudian memeluk Dea
"Fakultas apa? FMIPA? Yang Fisika?" Tanya Ibu lagi
"Bukaaan"
"Kedokteran berarti?" Tanya mas Endi dari belakang kemudian Dea mengangguk. Endi dan Ibu langsung memeluk Dea
"Alhamdulillah ya Allah" kata Ibu

Ibu langsung melepas pelukannya dan menelpon Bapak. Mas Endi memeluk Dea dan mengelus kepalanya

"Kuliah yang rajin ya. Baik2 nanti di Jakarta. Jangan kecewain Ibu sama Bapak. Selamat calon dokter"

-Flashback end-

👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️

Dea sudah selesai yudisium kemarin. Brevert sudah di serahkan. Dia sah jadi dokter spesialis bedah, tinggal menunggu wisuda. Mood nya sangat bagus hari ini. Dea menuju ke ruangannya setelah selesai absen. Membuka beberapa dokumen. Hari ini tidak ada konsultasi. Dea berjaga di IGD. Hari ini hari Jumat. Besok dia libur tentunya. Selain itu, karna sudah jadi dokter spesialis bedah, Dea bebas tugas malam. Dia dijadwalkan masuk pukul 09.00 dan pulang pukul 16.00. Masuk 2 jam lebih lambat dan pulang 1 jam lebih cepat. Sudah jam 15.00. HP Dea berbunyi. Itu dari Bagas

"Halo Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Kenapa Gas?"
"Kumpul yuk sama anak2"
"Nongkrong?"
"Iya"
"Dimana?"
"Kemang. Nanti gue jemput di apartemen"
"Boleh deh daripada gabut"
"Oke see you"
"Yup"

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang