F7 : Kebenaran

960 68 0
                                    

Dea sedang menunggu Rian yang janji akan menemaninya  ke gramedia sore ini. Dea duduk di ruang keluarga. Ada Ibu disana

"Mau kemana dek kok rapi banget?"
"Mau pergi ke gramedia Bu"
"Sama mas Endi? Mas Endi kan pergi sama mbak Ita daritadi siang"
"Enggak. Sama Rian kok"
"Oh sama mas Rian"

Bel rumah berbunyi. Sepertinya Rian sudah sampai. Dea membuka pintu dan benar saja itu Rian. Sudah berdiri di depan pintu

"Udah siap?" Tanyanya
"Udah dong"
"Ibu ada?"
"Ada. Kenapa?"
"Mau pamitan dulu" kata Rian kemudian masuk ke ruang keluarga bersama Dea "Tante. Pamit mau pergi dulu ya"
"Eh iya mas. Hati2. Jangan malem2 ya pulangnya kan besok kalian ujian sekolah"
"Siap tante" kata Rian
"Ibu aku berangkat. Assalamualaikum" kata Dea
"Waalaikumsalam"

Dea segera naik ke motor Rian setelah memakai helm. Malam ini Jogja cukup dingin. Untungnya Dea memakai jaket cukup tebal

"Tumben Jogja dingin banget" kata Rian
"Kayanya mau hujan deh" jawab Dea
"Tau gitu bawa mobil ya tadi"
"Gapapa. Udah terlanjur. Masa mau pulang ambil mobil doang"
"Enggaklah. Semoga gak hujan" kata Rian

Tidak lama kemudian mereka sampai di gramedia di daerah Jl. Jendral Sudirman. Dea langsung masuk

"Sa tunggu" kata Rian sambil menarik lengan Dea
"Kenapa?"
"Nih" kata Rian sambil memakaikan gelang dengan liontin dr
"Apa ini?"
"Buat kamu" kata Rian "Cantik" katanya lagi
"Kok kamu gak nanya aku suka gak gitu? Kenapa malah bilang cantik?"
"Karna aku tau kamu pasti suka" Rian mengusap kepala Dea
"Ini yang kemarin kamu pesen di Malioboro itu?"
"Iya"
"Katanya gak jadi?"
"Jadi kok hehehe waktu aku bilang mau ke toilet itu aku ambil gelangnya"
"Ohh. Ini dr apa artinya? Dokter?"
"Dea Rian"
"Kenapa bukan sr?"
"Aneh lah sr, kalaupun dibalik jadi rs kaya rumah sakit aja"
"Makasih ya" kata Dea sambil tersenyum
"Iya. Ayo masuk" kata Rian

Dea menuju ke bagian buku. Rian menunggu diluar. Satu dari beberapa hal yang paling tidak Rian sukai adalah buku. Jadi dia lebih memilih menunggu Dea diluar sambil main game. Saat sedang asyik main game, ada telfon masuk dari Sisil yang cukup mengganggu Rian

Sisil is calling you......

Rian mereject telepon dari Sisil. Tapi Sisil terus saja menelepon Rian

"Siapa?" Tanya Dea tiba2 dan Rian kaget
"Ehhh. Salah sambung nih" kata Rian sambil mereject telepon dari Sisil dan memasukkan HPnya ke kantong celana "Udah nyari bukunya? Kamu nyari apa?"
"Nih" kata Dea sambil memperlihatkan bukunya
"Wahhh serius banget nih pacarku niat kuliahnya"
"Harus dong. Emang kamu doang yang bisa ngejar cita2. Aku juga bisa"
"Dihh. Kaya punya cita2 aja"
"Punya yaaa"
"Apa?"
"Ntar mikir dulu"
"Dasar" kata Rian sambil mengusap kepala Dea "Yuk makan" kata Rian lagi
"Gak ah. Udah kenyang tadi sore makan"
"Oh yaudah gak jadi makan"
"Gimana deh? Kan kamu ngajakin makan tadi?"
"Iya. Aku ngajakin makan karna aku pikir kamu belum makan. Kalo udah makan yaudah gak jadi. Aku juga udah makan pas nganter Mama tadi"
"Yaudah. Pulang aja yuk. Takut hujan"
"Ayo"

Saat mereka sedang berjalan menuju parkiran ada seseorang menepuk pundak Rian

"Rian aku telfonin daritadi direject terus. Kamu nih kemana? Kan udah aku bilang stand by HP terus. Lupa ya mau jemput aku? Semalem aku kan udah bilang waktu kita ketemu, kalo aku mau ke gramedia hari ini?" Kata Sisil. Rian menggigit bibir bawahnya. Panik "Dia siapa? Eh tunggu. Mbak yang ketemu sama aku di perpusda ya? Kok bisa jalan sama Rian? Eh iya kayanya kamu pernah nunjukin foto sama aku ya, dia pasangan ganda campuran kamu di klub kan? Eh iya sampe lupa, kenalin namaku Sisil, pacarnya Rian"

Dea menoleh ke Rian. Tanpa berkata apa2 Dea meninggalkan Rian dan Sisil begitu saja. Dea segera menuju ke jalan besar. Naik ojek yang tidak jauh dari gramedia. Pulang. Dea kecewa dan menangis di atas motor ojek itu. Sampai hujan deras turun

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang