Rian Ardianto
Kami sampai di Bandung jam 11 malam. Aku mengambil barang2 kami kemudian kami turun menuju pintu keluar. Dea sudah mengantuk. Matanya sayu, jalannyapun sudah sempoyongan
"Ngantuk?" Tanyaku
"Iya" jawabnya sambil menguap
"Sabar ya. Kita cari Ginting dulu" kataku kemudian dia berjalan di sampingku "Kamu duduk sini dulu. Aku nunggu Ginting di lobby ya" kataku dan dia mengangguk. Mobil SUV hitam berhenti di depan lobby"Masuk jom" kata Ihsan setelah membuka kaca
"Bentar" aku berlari menuju Dea "Ayo" kataku sambil mengambil tas ranselku dan tas tangan Dea. Aku duduk di belakang berdua dengan Dea
"Loh? Cewek toh?" Tanya Ginting
"Gue pikir cowok ting" kata Ihsan sambil melihat Dea
"Ya emang cewek gak boleh jadi temennya Fajar gitu?"Ginting melajukan mobil santai menuju hotel
"Mbak namanya siapa?" Tanya Ihsan
"Dea" jawab Dea dari sampingku
"Dea? Kok gak asing ya?" kata Ihsn
"Emang kenal mbak sama di Ihsan?" Tanya Ginting dan jawaban Dea hanya gelengan kepala. Ihsan diam. Sepertinya sedang berpikir
"Kaya yang punya otak aja sampe mikir keras gitu" kata Ginting dan Ihsan memukul kepala Ginting
"Gue gak asing sama nama Dea. Tapi gue masih mengingat2 ada hubungan apa antara gue sama Dea" jawab Ihsan
"Ngawur lo kalo ngomong" kataku kemudian Ihsan menatapku dengan senyuman yang sedikit aneh
"Ting. Inget gak dulu si Jombang pernah dateng ke asrama lesu banget?" tanya Ihsan
"Jombang mah lesu mulu emang. Letoy dia" kata Ginting dan aku memukul kepalanya "Sakit anjay" kata Ginting
"Yang itu ting pas dia dateng langsung ngajakin Fajar ke kamar"
"Oh yang itu. Kenapa?"
"Inget gak nama yang disebut Fajar sama Jombang waktu itu?"
"Dea" kata Ginting
"Etaaaaa" jawab Ihsan
"OH INI CEWEK YANG LO GALAUIN KEMARIN JOM?" Ginting ngegas. Oke fix mulut mereka memang tidak bisa dikondisikan
"OH INI CEWEK YANG NELPON LO WAKTU DI BANDARA JOM?" Ihsan ikut ngegas
"Biasa aja ngomongnya gak usah ngegas gitu" kataku "Iya ini Dea cewek gue, temennya Fajar juga" katakuDea hanya diam. Sepertinya bingung apa yang sedang kami bahas sekarang
"Nanti aja aku jelasin" kataku pelan pada Dea dan dia mengangguk. Tidak lama kemudian kami sampai di hotel
"Ting mana kuncinya?" Tanyaku
"Nih"
"Ini selantai sama kita?" Tangaku
"Sebelahan kamar lo. Lo sekamar sama Reza" jawab Ginting
"Ayo aku anter ke kamar dulu" kataku pada DeaGinting dan Ihsan berjalan di depan kami. Setelah sampai di kamar, aku menyerahkan tas Dea kemudian dia masuk ke kamar. Setelah pintu kamar ditutup Ihsan dan Ginting menarik aku paksa menuju ke kamar. Pintu terbuka dan sudah banyak anak2 disana
"Apaan nih? Gak jelas banget sumpah" kataku
"Jelasin dulu" kata Ihsan
"Jelasin apaan?" Kataku melepas ransel dan menaruh di kursi
"Kenapa bisa lo berdua sama si Dea? Gimana bisa?" Tanya Reza
"Ya bisalah"
"Bukannya baru kapan tau lo galauin dia?" Tanya Ginting
"Ya kan udah menuju ke arah yang lebih baik. Doain aja" kataku
"Lo dikenalin sama Fajar jom? Anjir si Fajar kenapa ngenalin ke lo. Kenapa gak ke gue aja. Cakep coy" Kata Ihsan
"Inget San. Bentar lagi rabi" kata Rinov mengingatkan
"Astaghfirullah" jawab Ihsan "Jawab dulu jom. Dikenalin Fajar? Temennya Fajar? Temen kuliah apa gimana apa SMA apa SMP apa SD apa gimana?" Tanya Ihsan
"Kata siapa gue dikenalin Fajar?"
"Yakan lo kemarin bilang temennya Fajar?" Kata WahyuAku menarik nafasku. Yasudahlah kepalang tanggung
"Dia mantan gue" kataku
"Mantan? Mantan yang mana?" Tanya Ginting
"Ya coba lo inget2 siapa mantan gue" kataku lagi
"Lo kan gak pernah pacaran jom semenjak masuk pelatnas. Gara2 lo gak move on dari cewek lo jaman SMA" kata Reza
"Nah" kataku
"JADI DIA MANTAN LO SMA YANG BIKIN LO GAGAL MOVE ON?" tanya Ihsan (lagi lagi) ngegas
"Iya" jawabku
"Anjaaaayyy" jawab anak2 bersamaan
"Gimana bisa balikan?" Tanya Reza
"Besok aja deh. Gue ngantuk banget sumpah. Capek" kataku
"Yaahhh gak seru lo jom. Gue aja udah tidur tadi dibangunin si Ihsan sama Ginting gedor2 pintu kamar" kata Wahyu
"Ya gimana gue belum tidur ini. Gue duluan tidur apa? Kalian masih mau ngobrol disini?" Tanyaku setengah mengusir
"Yaudah yaudah" jawab mereka dan satu per satu meninggalkan kamar. Tersisa Reza jadi teman sekamarku
"Kevin ikut Ja?"
"Ikut. Tapi berangkat pagi dari Jakarta"
"Ohh"
"Lo udah ngomong sama dia jom?"
"Ngomong apa?"
"Ya kenapa dia akhir2 ini aneh gitu?"
"Gue tanya deh sama lo Ja. Dia aneh di sebelah mananya?"
"Dia tuh sekarang malah jadi sering menghindari kita2 jom"
"Masa?"
"Iya. Misal habis latihan gitu kan mesti dia lebih milih langsung pergi trus balik ke asrama malem banget. Gak pernah lagi mau nimbrung"
"Kok sama gue biasa aja?"
"Yakan lo sekamarnya jom. Masa mau diem2an"
"Gue mau nanya dia kenapa juga aneh Ja. Orang dia biasa aja sama gue" kataku
"Tanyain deh jom. Tulung banget inimah. Gue sama anak2 jadi gak enak sama dia jom"
"Ya nanti kalo waktunya pas" jawabku
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kemarin (Rian Ardianto)
RomanceJika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin memperbaiki apa yang pernah aku perbuat padamu. Aku menyesal, pernah meragukanmu -M Rian Ardianto- Jika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin berhenti mengharapkanmu. Aku menyesal, sampai detik...