S16 : Birmingham

911 68 11
                                    

Rian dan teman2nya sudah berangkat menuju bandara dengan bis pelatnas. Rian duduk disamping Melati

"Mel. Geser dikit napa"
"Apasih Jom"
"Geser. Sempit nih. Gak muat"
"Kampret lo ya" kata Melati sambil memukul Rian dengan bantal lehernya
"Kasar amat dah jadi cewek. Betah amat si Angga" kata Rian
"Udah berisik. Mau tidur. Ngantuk gue" kata Melati

Rian mendengarkan musik dengan headset. Setelah sampai bandara, mereka turun dan check in. Setelah check in mereka duduk di depan. Belum masuk ke ruang tunggu. Masih saling bercanda. Rian, Ginting dan Kevin duduk bersama. Biasa mabar

"Maju ting" kata Kevin
"Bentar. Ini di belakang belum kelar" jawab Ginting
"Ah Ginting bacot" kata Kevin
"Lo yang bacot daritadi" kata Ginting
"Diem lo berdua. Daritadi gue mulu yang ngabisin musuhnya"
"Wedhus!" Kata Kevin
"Dikit lagi menang. Buruan Pin" kata Ginting
"Uhuuuyyy" kata Kevin lumayan kencang
"Lo bertiga bisa gak diem gitu? Main game aja berisik banget" kata Melati sambil memukul kepala mereka satu2
"Galak amat sih Mel" kata Kevin mengusap2 kepalanya
"Kan Mel, bukan cuma gue yang bilang lo galak" kata Rian
"PMS ya lo?" Tanya Ginting dan justru dihadiahi tatapan tajam Melati

Rian mencari2 dimana Fajar. Ternyata Fajar sedang di kejauhan. Ngobrol dengan perempuan, yang Rian kenal. Dea. Rian segera menyusul. Setelah sudah dekat. Ternyata disitu ada Bapak dan Ibu Dea

"Om, Tante" kata Rian menyapa Om Tomy dan Tante Ratna

Om Tomy mendongak. Kaget

"Rian?" Tanya Om Tomy
"Iya Om" Rian salim. Om Tomy langsung merangkul Rian
"Rian? Rian anaknya mbak Umi?" Tanya Tante Ratna sambil berdiri
"Iya Tante" Rian salim pada Tante Ratna
"Wah atlet pelatnas pada mau kemana ini?" Tanya Om Tomy
"All England om. Om mau kemana?" Tanya Rian
"Umroh mas" kata Om Tomy
"Ohhh"

Rian masih dihujani banyak pertanyaan oleh Om Tomy dan Tante Ratna. Sedangkan Fajar dan Dea ngobrol di belakangnya

"Pak, Bu ayo udah harus masuk pesawat" kata Dea menghampiri Om Tomy dan Tante Ratna
"Yaudah Bapak Ibu pamit ya mas Rian. Sukses turnamennya. Mas Fajar sukses turnamennya" kata Om Tomy menyalami Rian dan Fajar
"Makasih om" kata Rian dan Fajar bersamaan
"Dek hati2 ya. Salam buat Shofi. Gak sempat ketemu kan" kata Tante Ratna sambil memeluk Dea
"Iya bu. Ibu sama Bapak sehat2 ya. Multivitamin yang Sasa kasih kemarin jangan lupa rutin diminum. Jangan capek2. Inget pokoknya kalo ada apa2 disana langsung telfon Sasa" kata Dea. Ada getaran di dasar hati Rian. Hatinya menghangat mendengar perkataan De
"Iya adek" kata Ibu sambil mencubit pipi Dea
"Yaudah pamit ya semua" kata Om Tomy kemudian masuk ke ruang tunggu

Dea segera berbalik arah

"Eh mau kemana lo?" Tanya Fajar
"Kerja lah. Gue kan bukan pengangguran" kata Dea kemudian pergi dari hadapan Rian dan Fajar
"Jom lo gak salah?"
"Salah apa?"
"Judes banget dia" kata Fajar sambil geleng2 kepala
"Enggak sih sebenernya. Mungkin karna masalah dia sama gue"
"Kelarin makanya"
"Udah minta maaf kok"
"Trus?"
"Dia udah maafin katanya. Tapi gaktau kenapa masih gitu" kata Rian
"Lo ngapa mesam mesem?"
"Suka suka gue lah. Lo juga gak bayar pajak buat mulut gue"
"Seneng ya lo ketemu dia?"
"Iyalah. Apalagi ngeliat dia perhatian sama orang tuanya tadi. Seneng gue"
"Perhatian sih, kelihatan sayang orang tua juga, tapi judes" kata Fajar geleng2 kepala tepat saat ada panggilan pesawat ke Dubai. Mereka transit dulu di Dubai sebelum ke Birmingham. Mereka segera masuk pesawat

🏸🏸🏸

Rian masih menunggu giliran main perempat final. Wakil Indonesia yang tersisa tinggal Fajar/Rian, Kevin/Akbar, Apri/Vania, Ginting, Jojo, Gregoria dan Rinov/Melati. Tiba2 ada chat Whatsapp masuk. Dia kaget. Nomortidak dikenal, tapi display namanya

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang