S25 : Pulang

881 84 9
                                    

Rian Ardianto

"Assalamualaikum" jawabku
"Waalaikumsalam. Yan. Ini gue Shofi" katanya dari telepon
"Eh iya Shof. Gimana?"
"Lo dimana?"
"Asrama ini"
"Lo gak libur latihan ya?"
"Enggak. Gimana ada apa?"
"Dea hari ini sumpah dokter bedah Yan"
"Oh iya? Jam berapa?"
"Jam 9 sih. Rencananya kalo lo libur gue mau ngajakin lo ke kampus"
"Oke gue libur hari ini Shof"
"Eh mana bisa gitu?"
"Bisa kok. Nanti gue bilang pelatih"
"Gak kena marah lo?"
"Kena marah. Tapi dengerin aja mah kalo dimarahin. Nanti share loc aja. Gue jalan jam 7an dari sini. Gue siap2 dulu"
"Oke Yan"

Aku segera bersiap. Memakai kemeja rapi. Kevin masuk kamar

"Mau kemana jom? Mau latihan kok rapi amat kaya suaminya nagita?"
"Receh lo. Mau pergi gue"
"Lah gak latihan? Dimarahin coach naga api ntar"
"Kali ini aja pin gue bolos. Soalnya penting banget ini"
"Kemana lo?"
"Datengin acara cewek gue"
"Lo punya cewek? Sejak kapan?"
"Baru2 ini"
"Anak mana?"
"Jogja juga. Tapi tinggal di Jakarta"
"Ohhh. Langgeng ya jom"
"Thank you pin. Gue ke coach naga api dulu mau izin"

Aku segera menuju ruangan coach Hery

"Jom. Mau latihan rapi banget?" Kata Coach Hery
"Ini coach. Mohon izin gak ikut latihan pagi. Nanti latihan sore saya nambah jam"
"Mau kemana lu jom?"
"Saya jawab jujur coach. Mau datengin acara pacar saya"
"Lu punya pacar?"
"Ada coach"
"Anak mana?"
"Jogja coach. Tinggalnya di Jakarta"
"Acara apa tuh?"
"Sumpah dokter coach. Tolong bolehin ya. Nanti latihan sore mau sampe jam 10 juga gapapa"

Coach Hery diam cukup lama

"Lu ntar harus balik pas jam latihan sore. Trus tambahin 2 jam dr anak2 lainnya"
"Siap coach. Makasih" kataku sambil mencium tangannya

Aku segera masuk ke mobil dan mengarahkan mobil menuju ke FK UI di belakang RSCM. Mampir ke sebuah toko membeli sesuatu untuk Dea. Sampai di parkiran aku segera menelpon Shofi

"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Dimana shof? Gue di bawah"
"Eh iya? Bentar bentar gue ke bawah"

👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️

Dealisa Raisani

Selesai sudah sumpah dokter hari ini. Lega sekali rasanya. Aku keluar dari auditorium. Banyak adik2 yang memberikan beberapa hadiah, termasuk diantaranya juga teman2 seangkatan. Dari kejauhan muncul mbak Shofi dan mas Teguh

"Sayangku selamat ya sayangku" katanya sambil memelukku, kemudian melepas pelukannya
"Selamat ya Dea" kata mas Teguh sambil menyerahkan totebag "Dari gue sama istri gue"
"Iya istri iya. Malah repot2 deh kalian. Makasih mbak, mas" kataku sambil mengambil totebag dari tangan mas Teguh
"Nih gue bawain totebag kosong buat tempat hadiah2 itu" kata mas Teguh
"Makasih mas mbak. Terbaik emang" kataku dan mengambil totebagnya
"Gue ada hadiah spesial buat lo" kata mbak Shofi
"Apa tuh?" kataku sambil menaruh beberapa barang yang diberikan padaku ke totebag dengan setengah jongkok
"Liat atas dulu coba" kata suara berat yang aku kenal sekali

Refleks aku menoleh keatas. Muhammad Rian Ardianto berdiri di depanku, membawa sebuket bunga besar di tangan kirinya dan satu totebag di tangan kanannya

"Rian?" aku berdiri di depannya
"Assalamualaikum" katanya
"Kamu kesini? Gak latihan?"
"Dijawab dulu salamnya"
"Eh iya waalaikumussalam"
"Aku izin latihan tadi sama coach Hery"
"Gapapa tuh?"
"Gapapa. Selamat ya dr. Dealisa Raisani, Sp.B" katanya lagi
"Makasih ya" kataku masih memandangi wajahnya lekat2
"Eheemmm, gue sama mas Teguh nunggu di gazebo depan aja deh. Ganggu gini" kata mbak Shofi
"Iya nanti gue susul" kataku menjawab mbak Shofi tapi pandangan mataku masih terfokus pada Rian
"Ini dibawa" kata Rian menyerahkan buket bunga dan totebag nya kepadaku kemudian jongkok merapikan bawaanku tadi

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang