Dealisa Raisani
Rumah sudah ramai dengan hiruk pikuk keluarga dan tetangga yang silih berganti datang. Beberapa berniat datang karena tidak bisa hadir di acara nanti malam, atau hanya menyambangi dan ingin tahu sampai mana persiapan kami. Sebenarnya baik di rumah Mama ataupun Bapak-Ibu tidak ada acara apapun. Hanya ada acara resepsi nanti malam. Aku dan mas Rian bersiap menuju venue pernikahan untuk nanti malam
"Ayo" kata mas Rian dan aku mengikuti. Kami memutuskan untuk naik taksi karena nanti mobil akan dipakai keluarga
Sekarang jam 1 siang. Kami pergi duluan dan tidak pulang lagi. Kami berencana stay di kamar hotelnya sambil menunggu jam 4 persiapan resepsi. Perjalanan menuju Jalan Palagan cukup jauh. Ibaratnya dari ujung selatan Jogja ke ujung utara Jogja. Setelah sampai di hotel tempat kami akan melangsungkan resepsi, kami sudah ditunggu WO. Akhirnya ngobrol2 sebentar dengan WO. Melihat persiapan pernikahan dan mengkoreksi sedikit2 sesuai keinginan kami. Aku dan mas Rian menuju ke kamar tempat kami dirias nanti. Mas Rian tiduran di kasur. Aku duduk di sofa. Mainan HP. Beberapa teman mengabari kalau sudah sampai di Jogja
"Mas" panggilku
"Ya?"
"Gak pulang dulu gapapa? Mama gak dijemput gapapa?"
"Gapapa kok. Ada mas Ndut yang nyetir"
"Yaudah kalo ada mas Ndut. Kalo mas Ndut sibuk kan kasihan Mama nanti susah kesininya"
"Tenang sayang. Btw, aku kok gak ngerasa deg2an kaya pas kemarin ya?"
"Kan akad momen paling sakral mas, jadi ya wajar kalo deg2an, kalo resepsi mah cuma pelengkap. Gak resepsi kan juga gapapa, cuma kalo kita kan resepsi karna mau berbagi kebahagiaan sama keluarga, temen2 dan saudara"
"Pinter ih istriku, gak salah pilih istri, dokter lagi"
"Kaya pernah baca, tapi dimana ya?" aku mengejeknya "Mas mandi gak?"
"Kamu dulu aja" katanya masih mainan HP
"Yaudah" kataku kemudian masuk kamar mandiSetelah aku selesai mandi, mas Rian berganti masuk kamar mandi. Adzan Ashar berkumandang bertepatan dengan mas Rian selesai mandi. Aku menggelarkan sajadah untuk mas Rian. Aku masih belum sholat sekarang. Saat mas Rian sedang sholat, pintu diketuk. Aku membuka pintu dan ternyata mbak Ita serta mas Endi
"Assalamualaikum" kata mbak Ita memelukku
"Waalaikumussalam" jawabku kemudian salim pada mas Endi
"Rian mana?" tanya mas Endi
"Itu baru sholat"
"Nih. Makan dulu" kata mas Endi menyerahkan 2 bungkus makanan padaku "Aku ke kamar sebelah, nanti kalo WOnya dateng aku kesini lagi"
"Iya mas" jawabkuKami memesan 1 kamar tambahan. 1 kamar untuk kami berdua dan 1 lagi memang disediakan pihak hotel jika kami mengambil paket pernikahan disana. Tujuannya adalah agar tidak berkerumun di 1 ruangan, mbak Astrid fokus di aku dan timnya fokus ke keluarga lain karna lumayan banyak yang harus make up. Mas Rian selesai sholat kemudian menuju ke kamar samping menemui mas Endi dan mbak Ita. Tidak berapa lama mbak Astrid datang
"Halo mbak" katanya padaku
"Eh iya mbak" jawabku
"Aku mulai ya" katanyaMbak Astrid telaten dan sabar sekali memoles wajahku. Mas Rian ngobrol2 dengan team dari WO. Mama, Pakdhe, mbak Vivin, mas Ndut, Bapak, Ibu, mbak Ita, mas Endi dan keponakanku Getar, Hazel dan Hanan ikut masuk untuk briefing. Getar menuju ke arahku
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kemarin (Rian Ardianto)
RomanceJika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin memperbaiki apa yang pernah aku perbuat padamu. Aku menyesal, pernah meragukanmu -M Rian Ardianto- Jika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin berhenti mengharapkanmu. Aku menyesal, sampai detik...