S31 : Meyakinkan Hati

1K 76 16
                                    

Dealisa Raisani

Tante Umi langsung memelukku. Aku juga memeluk tante Umi. Tante Umi melepas pelukannya. Tapi tante Umi menangis

"Loh tante jangan nangis" kataku sambil mengusap air mata tante di pipi beliau
"Mama seneng. Seneng banget. Alhamdulillah doa Mama terkabul. Mbak Sasa yang mau jadi menantu Mama. Alhamdulillah Allahuakbar" kata Tante memelukku lagi

Alhamdulillah sekali lagi alhamdulillah. Aku merasa sungguh bersyukur saat ini. Rian mengusap punggung tante Umi dan tersenyum menghadap aku

"Makasih" katanya padaku tanpa bersuara. Aku mengangguk

Tante Umi melepas pelukannya dan menggenggam tanganku

"Makasih ya mbak Sasa" kata tante Umi
"Iya tante"
"Ayo masuk. Mama kenalin sama keluarga2 disini"

Aku masuk mengikuti tante Umi. Ada 1 anak yang mungkin sudah SMA dan 1 anak kecil mungkin SD kelas 1/ kelas 2

"Le. Mriki. Niki tante Sasa. Calon istrinya om Rian" tante Umi memanggil keduanya (Nak. Sini. Ini tante Sasa)
"Mbak ini anaknya mbak Vivin. Yang besar Hazel. Yang kecil Hanan" kata tante Umi
"Lho ini Hazel tante? Udah gede banget" kataku "Hazel inget tante gak?" Tanyaku lagi
"Enggak tante hehehe" katanya
"Hanan tante" kata anak mbak Vivin yang kecil sambil salim

Setelah itu tante Umi mengenalkan aku ke semua orang disana tentunya mengenalkan aku sebagai calon istri seorang Rian Ardianto, malu, malu dalam artian aku masih sungkan disini, bukan malu yang gimana, aku bangga kok jadi calon istrinya Rian. Setelah kenalan dengan semua yang ada disini. Aku menyusul Rian yang sedang duduk di teras belakang. Membawakan segelas teh yang tadi dibuat tante Umi

"Nih minum dulu" kataku
"Makasih" katanya sambil tersenyum "Kayanya tiap sore kaya gini sama kamu enak ya" katanya
"Yaudah ayo" kataku menantangnya
"Kamu kapan siap aku lamar ke rumah?"
"Kamu siapnya kapan?"
"Rencanaku 2 minggu lagi. Habis Selandia Baru Open. Kamu ambil cuti bisa?"
"Bisa" kataku sambil menyembunyikan senyum
"Aku minta nomer HP Bapak sama Ibu. Mau bilang kalo 2 minggu lagi aku mau kesana"
"Iya nanti aku kirim"
"Beneran ya nanti 2 minggu lagi kita ke Jogja"
"Iya. Weekdays aja ya?"
"Iya. Weekend nanti kita jalan2 aja. Kamu temenin aku jalan2 ke Anyer ya"
"Mauuuuu" kataku

👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️👩🏻‍⚕️

Hari ini Rian berangkat ke Selandia Baru. Siang ini sepertinya dia berangkat. Karna senin sudah mulai turnamen lagi. Aku tidak berharap banyak. Hanya ingin Rian melakukan semua yang terbaik. Tapi yakin dia pasti mampu melampaui batasnya. Aku tau bagaimana perjuangan dia dulu

Rian 💕

Sa. Aku berangkat ke Selandia Baru ya

Hati2 ya Yan
Kabarin kalo udah sampe sana. Maaf gak bisa nganter

Iya siap tuan putri. Semangat kerjanya

Aku masih di ruangan sekarang. Kebetulan ada beberapa dokter yang sedang cuti, jadi sabtu inipun aku tetap masuk kerja. Untungnya hanya setengah hari. Gina masuk ke ruangan

"Kesel gue" katanya
"Kenapa?"
"Ini anak2 koas pada gak ngerti deh mbak disuruh ini itu"
"Halah. Lo harusnya juga sadar dulu lo gimana" aku menggodanya
"Ihh sorry ya dulu gue gak gitu2 banget"
"Ya kan itu kata lo. Kalo kata residen yang jadi PJ lo gimana"
"Ngeselin lo lama2. Untung senior, kalo enggak......"
"Kalo enggak apa?"
"Gak jadi. Eh btw gimana sama mas Rian yang dipuja banyak wanita itu?"
"Gin...."
"Hmm?"
"Gue udah dilamar Rian Gin"
"SUMPAH DEMI APA?" Gina ngegas
"Beneran Gin"
"KAPAN?"
"Bilang ke gue nya sih beberapa hari lalu. Cuma bilangnya ke ortu gue sih weekend kemarin"
"Gila gercep banget mas Rian. Salut gue"

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang