S27 : Fakta

814 70 17
                                    

Dealisa Raisani

Sampai jam 2 ini aku sudah disibukkan dengan 2 operasi. Masih ada 1 operasi lagi nanti. Aku duduk di kursiku. Masih memikirkan masalah lamaran kemarin. Dan akhirnya Bapak Ibu menyusul ke Jakarta, karna kemarin tanpa basa basi aku langsung memesan tiket pesawat ke Jakarta sebelum jadwalnya. Sudah ku bilang tidak perlu, tapi Bapak Ibu memaksa. Ya sudahlah. Aku membuka HP. Ada chat masuk dari Bapak

Bapak 💕

Dek, bapak sama ibu pesawat jam 5 sampe Halim ya. Bapak sama ibu nanti langsung ke apartemen aja?

Iya pak. Tapi maaf Sasa gak bisa jemput soalnya masih ada operasi nanti jam 3. Kunci masih Sada bawa, nanti Sasa telpon satpam biar dibukain pintunya pake kunci cadangan di agen propertynya

Mungkin Bapak dan Ibu agaknya merasa bersalah atau entah apa. Memang setelah kejadian malam itu aku buru2 pulang ke Jakarta karna suasana di rumah kurang kondusif. Untungnya ketika laporan ke bagian SDM cutinya bisa dibatalkan jadi jatah cuti tahunan tidak terbuang sia2. Shofi masuk dari luar menuju ruangan

"Lo masih ada operasi lagi?" Tanyanya
"Iya mbak. 1 lagi"
"Kok sore banget?"
"Iya soalnya dr. Guntur bisanya jam segitu. Tadi pagi ada rapat sama komisaris"
"Gue duluan ya" kata Shofi
"Iya mbak hati2" jawabku

Shofi keluar ruangan, tidak berapa lama masuk Gina, residen tahun terakhir

"Mbak. Operasi lagi habis ini?"
"Iya tadi diminta dr. Guntur"
"Nih" kata Gina sambil menyerahkan selembar kertas

Aku membacanya. Lembar persetujuan operasi, tapi asisten dr. Guntur tertulis nama Gina, bukan aku. Bahkan sudah ada tanda tangan dr. Guntur disana

"Kok lo?" Tanyaku
"Gue barusan nemuin dr. Guntur mbak. Gak tega liat muka lo kucel banget. Baru juga kelar 2 operasi masa harus operasi lagi"
"Gapapa sih Gin kalo gue mah"
"Kenapa? Males ya lo pulang lebih cepet? Lagi galau? Mas Rian?"
"Lagi suntuk aja. Cuma bukan masalah Rian kok Gin"
"Gue pikir masalah mas Rian mbak. Kapan diresmiin? Nunggu apalagi?" Tanya Gina

Aku hanya tersenyum kecut. Ya bagaimana lagi kan

"Gin. Gue mau tanya nih sama lo"
"Kenapa mbak?"
"Lo pernah gak suka sama cowok trus dalam posisi lo, lo gak bisa sama dia karna satu lain hal. Padahal lo udah sayang banget sama dia"
"Seinget gue sih enggak mbak. Kenapa gitu?"
"Gapapa Gin"
"Kenapa deh mbak setelah cuti ini lo kaya yang diem aja gitu. Banyak ngelamun"
"Gapapa kok Gin. Kecapekan aja mungkin" kataku
"Kalo ada apa2 tuh ngomong mbak jangan dipendem sendiri. Nanti jadi beban. Gue operasi dulu" kata Gina sambil meninggalkan ruanganku

Rian 💕

Sa dimana? Aku di lobby nunggu kamu pulang ya. Di lobby lantai 1

Aku tidak menjawab chatnya tapi langsung turun ke lobby membawa tasku. Toh sebentar lagi juga jadwal pulang. Aku masuk lift kemudian turun di lantai 1. Menoleh kesana kemari mencari keberadaan Rian. Pundakku ditepuk dari belakang

"Hey" kata Rian
"Udah lama?" Tanyaku
"Belum lama kok. Ngechat kamu tadi baru dateng. Ayo aku anter pulang" katanya
"Gakmau pulang" jawabku
"Lho kenapa? Kan tadi pagi bilangnya masih capek?"
"Gakmau pulang Yan" jawabku sedikit merengek
"Trus mau kemana?" Tanyanya sabar
"Kemana aja asal gak pulang"
"Yaudah ke mobil dulu aja"
"Iya aku absen dulu bentar"

Selesai absen, aku mengikuti Rian berjalan menuju parkiran depan. Setelah sampai di depan mobilnya Rian membukakan pintu untukku. Aku masuk ke mobil

"Mau nonton?" Tanyanya
"Mau" jawabku
"Kita ke Metropole ya"

Rian mengarahkan mobil menuju ke Metropole yang sebenarnya hanya beberapa ratus meter dari rumah sakit jika berjalan kaki. Karna naik mobil, harus putar arah dulu. Rian diam. Aku juga diam. Sampai di Metropole kami turun dari mobil. Rian menggandeng tanganku

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang