S48 : Turnamen

706 50 9
                                    

Rian Ardianto

"Jom. Denger2 istri lo udah hamil?" Tanya Ginting tiba2, saat aku masih mabar dengan Kevin, Reza dan Jojo
"Iya Ting. Alhamdulillah" jawabku
"Mantap jom. Gaspol langsung jadi" tambah Reza
"Udah berapa bulan jom?" Tanya Kevin
"Jalan 2 bulan" jawabku
"Istri lagi hamil muda udah ditinggal tour Asia jom" tambah Reza
"Wahh iya juga ya" kata Kevin
"Ya gapapa, kan gak boleh gitu2 dulu kan jom kalo masih awal hamil" kata Jojo

Ginting langsung memukulkan bantal ke kepala Jojo

"Maksudnya si Eja kalo lagi hamil muda kan lagi manja2nya ke suami tapi malah ditinggal. Mana sendirian kan di Jakarta cuma sama jombang doang. Pikiran lo pikniknya sampe ke amazon, terlalu liar" kata Ginting
"Galau juga sih ninggalin Dea sendirian. Tapi yaa mau gimana lagi. Tugas negara. Masa iya mau batalin berangkat turnamen? Dea udah paham sih kerjaan gue dan apa konsekuensinya. Kan badminton sekarang bukan cuma sekedar hobi, mata pencaharian coy, nyari duitnya disini. Mau pake apa lagi gue nafkahin Dea kalo bukan dari badminton" jawabku panjang lebar
"Mohon maaf bapak, itu Fajri Coffee sama Krall apa ya?" Sambung Reza
"Sampingan itumah. Bakat gue belum kesitu banget. Bukan gue sendiri juga yg megang, masih gue percayain ke orang lain"
"Eh btw Fajar malah belum ya?" Tanya Reza
"Iya. Semenjak tau istri lo udah hamil si Fajar jadi pendiem jom" kata Jojo
"Kenapa kok gitu?" kata Ginting
"Entahlah" Jawab Jojo

🏸🏸🏸

Aku bangun lebih dulu daripada Dea. Dea masih terlelap sekarang. Aku menuju kamar mandi, mandi kemudian wudhu. Aku menuju dapur, membuat kopi sambil menunggu adzan subuh. Kami harus sudah sampai di bandara jam 05.00 karena jadwal keberangkatan jam 06.15. Aku duduk di kursi tinggi ruang makan. Sampai ada tangan melingkar ke pinggangku, memelukku dari belakang. Siapa lagi kalau bukan istriku

"Udah mau berangkat?" Tanyanya
"Iya sayang" jawabku
"Hati2 ya mas. Aku gak nganter gapapa kan?"
"Iya gapapa. Kamu masih gak enak badan? Kalo masih gak enak mending libur aja. Aku udah chat Gina semalem dan minta tolong selama aku dinas dia nemenin kamu disini"
"Dinas?"
"Iya dinas. Jangan salah ya aku PNS di Kemenpora"
"Iya percaya iya" jawabnya sambil duduk di sofa

Adzan subuh berkumandang. Kami sholat berjamaah. Selesai sholat aku memandang lekat wajah istriku yang paling cantik di dunia

"Jangan capek2, jangan diforsir, jaga amanah kita baik2 ya sayang"
"Iya mas insyaAllah"

Aku mengarahkan wajahku ke perut Dea

"Nak, ayah berangkat kerja ya, jangan nakal, baik2 sama ibu, jangan bikin ibu susah selama ayah gak ada ya" kataku sambil mengelus perut Dea
"Iya ayah" kata Dea sambil menirukan suara anak kecil. Aku memeluknya erat
"Baik2 ya sayang. Aku berangkat" mencium pipinya, keningnya, kemudian mencium bibirnya sekilas, Dea salim kemudian aku berduri dan menarik koper keluar dari apartemen

🏸🏸🏸

"Jar, fokus. Sabar dan pelan2 aja, gausah buru2 smash. Jom hati2 servisnya juga yang fokus, banyakan nyangkut servis lo" kata Coach Herry, kami masuk ke babak perempat final, melawan sahabatku, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi. Aku cukup dekat dengan Teo Ee Yi
"Yok semangat semangat" kataku menepuk pundak Fajar

Babak pertama kami kalah 21-16. Sekarang babak kedua di interval pertama kami tertinggal 11-7. Ong Yew Sin/Teo Ee Yi memulai interval kedua dengan drive2 pendek, salah satu kelemahanku. Akhirnya Fajar mengambil alih di depan dan aku berjaga di belakang, tapi memang ternyata keberuntungan belum menjadi milik kami. Kami harus terhenti di babak perempat final. Kami segera berkemas dan menuju ke belakang untuk interview sebentar. Setelah selesai interview dengan mbak Naf aku menuju ke kursi tunggu. Teo Ee Yi mendekatiku

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang