Dealisa Raisani
Alarm berbunyi jam 4. Aku bangun lebih dulu daripada mas Rian. Mas Rian masih tidur sekarang. Aku segera membereskan rumah. Kemudian memasukkan beberapa baju kotor ke mesin cuci. Rutinitas pagi bertambah setelah menikah karena di apart ditinggali 2 orang otomatis berantakannya 2x lipat. Baru selesai memasukkan cucian ke mesin cuci, adzan subuh berkumandang. Membangunkan suamiku yang masih tidur nyenyak di kasur
"Mas. Bangun. Udah adzan subuh" kataku sambil menepuk pipinya pelan
Mas Rian membuka sedikit matanya. Masih muka bantal. Kemudian mencoba duduk bersandar. Merentangkan kedua tangannya. Aku masuk ke pelukannya
"Selamat pagi istriku" katanya sambil mengelus punggungku dan mencium puncak kepalaku
"Pagi. Ayo subuh dulu" kataku sambil melepas pelukannya. Aku mengambil wudhu di kamar mandi kemudian menuju ke kamar. Aku menyiapkan sajadah di lantai kamar dan memakai mukena. Mas Rian keluar kamar dan wudhu. 5 menit kemudian kembali lagi dengan wajah lebih segar. Mas Rian mengimami sholat subuh. Selesai subuh kami khusyuk berdoa. Aku mensyukuri hidupku saat ini. Terasa lebih lengkap karena memiliki suami yang amat sangat mencintaiku. Alhamdulillah. Selesai subuh Mas Rian mulai sibuk stretching di depan tv, aku menyiapkan sarapan di dapur"Sayang. Nanti anak2 pada mau ngajakin makan bareng. Sekalian aku mau syukuran nikahan kita, kamu bisa dateng?"
"Jam berapa?"
"Habis maghrib"
"Dimana?"
"Di Kemang"
"Iya InsyaAllah. Mas jemput aku?"
"Jelas dong"Aku masih menyiapkan sarapan. Hari ini sarapan sandwich, mas Rian gakmau sarapan yang berat2 karena habis ini harus latihan pagi jam 8. Setelah sandwich siap aku menyiapkan segelas teh dengan sedikit gula untuk mas Rian dan kopi hitam tanpa gula untukku. Aku menoleh ke balkon dan mas Rian sedang menjemur pakaian di sana
"Mas sarapan dulu" kataku
"Iya sayang" katanya menuju ke depankuMas Rian makan sandwich dengan lahap. Selesai makan aku segera bersiap2 berangkat kerja. Karena mobil sudah datang dari Jogja, aku pergi sendiri ke rumah sakit
"Nanti mobilnya ditinggal di rumah sakit aja sayang. Nanti aku jemput. Besok aku anterin berangkatnya" katanya
"Iya mas. Aku berangkat ya. Mas hati2 nanti" kataku padanya
"Iya sayang. Kamu juga hati2" katanya sambil mencium keningku kemudian aku salim
"Assalamualaikum" kataku
"Waalaikumussalam" jawabnya🏸🏸🏸
Rian Ardianto
Sampai di pelatnas segera menuju ke lapangan. Sudah ramai anak2 disana
"Wohoooiiii manten baru nih" kata Kevin sambil merangkulku
"Gimana jom? Malam pertama enak gak?" Tanya Ginting
"Kalo mau tau, nikahlah sana sama Mitzy" katakuAku segera menuju ke lapangan. Memulai latihan seperti biasa, berpasangan dengan Fajar sparing melawan Reza - Akbar. Dari 3 set, aku dan Fajar menang 2 set. Selesai latihan aku istirahat di tepi lapangan
"Malem ini jadi kan jom?" tanya Jojo
"InsyaAllah" jawabku
"Ngajak istri?" tanya Akbar
"Iya. Nanti selesai latihan sore gue jemput dia"
"Semenjak lo habis nikah jadi makin shining jom. Udah ada yang ngurusin?" tanya Reza
"Kalo gue boleh bilang jujur sama kalian, istri gue tuh luar biasa. Gue bener2 ngerasa beruntung banget bisa sama dia" kataku sambil senyum2 kalau mengingat bagaimana Dea memperlakukanku
"Gila baru pertama kali ngelihat Jombang senyum2 gak jelas gini. Bucin banget dia sama istrinya" kata Reza
"Ya baguslah" kata Fajar ikut nimbrung
"Resepsi kapan?" tanya Ginting
"Habis Indonesia Open. 1 minggu setelah IO"
"Di Jogja?"
"Iyalah. Kan keluarga gue sama istri di Jogja semua"
"Gak ngadain acara di Jakarta? Kolega lo sama Dea kan di Jakarta"
"Enggaklah, ngapain, buang2 duit. Nikahan di Jakarta bisa 2x lipat lebih mahal daripada di Jogja. Gue juga baru nyari rumah ini. Masih banyak tanggungan"
"Lo mau nyari rumah dimana jom? Deket sini kaya koh Hendra?"
"Enggak. Gue mau menyesuaikan istri gue. Dia kan yang kerjaannya menuntut cepet sampe rumah sakit"
"Trus dimana?"
"Maunya sih di daerah Matraman. Biar deket ke RSCM"
"Perhatian banget sih jom sama bininya" kata Reza sambil mencubiti lenganku
"Udah ah mau mandi dulu" kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kemarin (Rian Ardianto)
RomanceJika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin memperbaiki apa yang pernah aku perbuat padamu. Aku menyesal, pernah meragukanmu -M Rian Ardianto- Jika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin berhenti mengharapkanmu. Aku menyesal, sampai detik...