UN sudah di depan mata. Hari ini UN hari pertama. Dea masih tiduran di kasurnya. Masih jam 5. Dea sudah selesai sholat subuh dan sudah malas belajar. Seminggu ini dia dan Rian sama sekali tidak ketemu. Cuma komunikasi via HP
"Dek. Mandi dulu" kata Ibu dari luar sambil membuka pintu kamar
"Iya bentar"
"Jam berapa ini?"
"Masih jam 5 bu" kata Dea
"Kamu ujian jam 8 tuh jam 7 udah harus udah di sekolah. Buruan" kata IbuDea segera melangkah menuju kamar mandi daripada di ceramahi ibu makin lama. Setelah siap dengan seragam sekolah, Dea sarapan, tentunya dengan paksaan Ibunya. Dea sudah selesai sarapan dan mas Endi sudah beres2 di carport membersihkan mobil
"Yuk" kata Ibu
"Kemana?" Tanya Dea
"Ibu ikut anter Sasa"
"Lah buat apa?" Tanya mas Endi
"Ya kenapa emangnya? Masa anaknya mau UN ibunya gak nganter?" Kata Ibu
"Apaan deh ibu ini. Kaya Sasa mau pergi perang aja" kata Endi
"Kamu tuh apaan. Ini tandanya Ibu tuh perhatian"
"Yaudah iya ayo ayo" kata mas Endi🏸🏸🏸
"Sa. Aku ke Jakarta besok siang" kata Rian saat bertemu dengan Dea sore ini
"Besok banget?"
"Besok siang" kata Rian
"Kok dadakan?"
"Mau tanda tangan kontrak"
"Langsung menetap di Jakarta?"
"Sepertinya iya"
"LDR kita?" Tanya Dea sambil menatap Rian
"Iya" jawab Rian sambil mengusap kepala Dea "Baik2 ya kalo gak ada aku disini" kata Rian lagiDea menghembuskan nafasnya kasar
"Kamu dengerin aku" kata Rian sambil mengarahkan wajah Dea ke arahnya "Aku tuh sayang sama kamu. Sayang banget. Aku jaga hatiku disana. Kamu juga jaga hati disini ya. Nanti kalo aku libur aku sering2 pulang. Kan Mama, Ayah, mbak Vivin masih disini, Javier jug" kata Rian
"Iya. Kamu besok naik apa?"
"Naik pesawat"
"Jam?"
"Jam 2. Berarti boarding setengah 2 ya?"
"Iya. Mau ikut nganter ga?"
"Gaktau deh. Soalnya aku besok ada tes TOEFL dari sekolah. Semoga selesai sebelum jam 1 biar bisa ikut nganter kamu" kata DeaRian mengangguk
🏸🏸🏸
Dea sedang mengerjakan soal TOEFL. Tes tadi dimulai jam 10.00. Dea melirik jam tangannya. Sudah pukul 12.30. Dea gelisah, pikirannya menuju ke Rian dan mengganggu fokusnya pada beberapa pertanyaan dengan bacaan cukup panjang. Pukul 12.50, Dea selesai mengerjakan soal dan segera keluar ruangan. Zahra menyusul Dea
"Za temenin gue yuk" kata Dea
"Kemana?"
"Nyusul Rian ke bandara. Dia berangkat Jakarta hari ini" kata Dea
"Jam berapa?"
"Jam 2 Za"
"Ayo buruan. Udah jam 1 ini" jawab Zahra sambil berjalan cepat bersama Dea menuju ke parkiran. Zahra ngebut menuju ke bandara. Dea melihat jam tangannya. Sudah pukul 13.20. Mereka masih terjebak macet di flyover Janti"Siang2 masih macet aja" keluh Zahra
"Kekejar gak ya Za?" Tanya Dea
"Harus kekejar" jawab ZahraZahra memacu motornya kencang. Sayangnya saat mereka sudah berbelok ke arah bandara mereka terhalang kereta yang akan lewat
"Astagaaa. Lagi buru2 malah kehalang gini" kata Zahra sambil mengetuk2 stangnya
"Za gue turun disini"
"Eh ngaco. Trus masuknya?"
"Gue lari aja. Takut gak kekejar"
"Trus gue gimana?"
"Habis lo parkir, susul gue di keberangkatan" kata Dea sambil turun dari motor Zahra dan lari menuju palang kereta. Ada petugasnya disana"Berapa lama lagi pak keretanya lewat?" Tanya Dea
"2 menit lagi mbak"
"Masih boleh lewat gak?"
"Boleh mbak. Lari aja" katanyaDea langsung lari menuju ke terminal keberangkatan. Dea melihat kesana kemari. Sampai dia menemukan Om Sarbini, Tante Umi, mbak Vivin dan Javier
"Tante Umi" panggil Dea. Dea berhenti dengan nafas tersengal2
"Ya Allah mbak Sasa. Sama siapa kesini?" Tanya Tante Umi
"Sama temen tante. Baru parkir. Rian udah masuk ya?"
"Udah baru 5 menit lalu. Kirain mbak Sasa gak nyusul makanya Rian gak nunggu panggilan terakhir"
"Sasa kemarin bilang gak nyusul karna takut gak kekejar kesini tante, tadi Sasa ada tes"
"Yaudah mungkin belum rejekinya. Coba aja ditelfon Riannya" kata mbak Vivin
![](https://img.wattpad.com/cover/177428638-288-k910209.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kemarin (Rian Ardianto)
RomanceJika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin memperbaiki apa yang pernah aku perbuat padamu. Aku menyesal, pernah meragukanmu -M Rian Ardianto- Jika memang aku boleh mengulang kisah, aku ingin berhenti mengharapkanmu. Aku menyesal, sampai detik...