1

1.1K 76 8
                                    

Terima kasih sudah mengklik cerita ini. Sebelum baca jangan lupa untuk vote dan comment. Bagi yang belum follow harap follow akun aku terlebih dahulu agar tidak ketinggalan cerita.

Oh iya, ini cerita murni dari pemikiran sendiri. Jika ada cerita yang sama persis dengan punya aku, fix dia telah plagiat cerita ini dan aku harap kalian bisa lapor kepada aku.

Well, tanpa berlama-lama lagi selamat membaca semoga kamu suka dengan cerita ini. 📷📷

Kenapa kalau cerewet? Toh yang punya mulut gue, bukan lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa kalau cerewet? Toh yang punya mulut gue, bukan lo.
_Ryhana Maureen Aurora

📱📱

Bandung, atau orang bilang Kota Kembang. Kota yang terletak di Jawa Barat ini termasuk Kota yang masih asri dan tentunya tidak semacet Jakarta. Aku menyukai kota Bandung, mungkin karena kuliner di Kota ini yang enak. Atau saja, akan ada cerita menarik yang akan aku tulis di sini? Entahlah, lihat saja.

Di Bandung aku tinggal dengan teman Mamiku, bukan tinggal maksudnya melainkan mengungsi selama tiga tahun sampai aku tamat sekolah.

Jika harus mengungsi di rumah teman Mamiku, aku lebih memilih untuk nge-kos. Sayangnya keinginanku yang begitu indah di kekang oleh Mami. Katanya sih, takut terjadi sesuatu kepadaku, takut ada maling masuk dan memperkosa atau membunuhku.

Aku mengambil ponsel yang sedari tadi terus saja berbunyi, menandakan ada panggilan yang masuk. "Ha?" tanyaku judes ketika telah mengangkat telepon itu.

[Kamu udah sampai apa belum? Serius, Mami cemas banget dengan kamu,] ujar Bella Soffie, seorang Ibu yang baru saja aku bilang beberapa detik tadi.

"Udah dari tadi, Mi." aku mengeluarkan pakain yang ada di dalam koper, memasukannya ke dalam lemari.

[Kenapa baru sekarang kamu telepon Mami? Malahan Mami yang nelepon duluan. Kamu nggak tau jika Mami cemas kalau pesawat yang kamu tumpangi jatuh ke laut, kamu itu nggak bisa berenang.]

Aku memutar bola mata jenuh, kebiasaan Mami mulai kambuh, mudah cemas kepada sesuatu yang belum pasti terjadi. "Mi, Hana udah gede. Bukan anak kecil lagi. Kalaupun Hana memang mati, tinggal kuburin di belakang rumah. Kalau mayatnya nggak didapatkan di laut, biar aja di makan paus."

[Iiiiih, Hana. Kamu nggak tau bagaimana sulitnya melahirkan kamu? Bilang mati sekarang. Kamu nggak tau kalau kamu saat masih di dalam kandungan suka minta aneh-aneh. Untung Papa kamu sabar, kalau nggak pasti kamu udah di aborsi sebelum lahir.] Terus saja seperti itu, mengungkit sesuatu yang semestinya tidak perlu diomongin.

"Oke, Mi. Hana minta maaf jika ada salah kata, Assalamualaikum." Aku mematikan telepon secara sepihak, malas juga meladeni seorang Ibu yang cerewetnya minta ampun, biar aja di bilang anak durhaka bisa masuk neraka, nggak peduli juga.

Aku menatap kamar baruku, kamar yang di beri cat warna pink. Sial sekali, padahal aku benci warna pink. Aku merebahkan tubuh di atas kasur. Perjalanan dari Jakarta menuju Bandung lumayan melelahkan, rasanya pinggangku mulai encok.

Aku menyalakan music yang ada di ponselnya. Mengikuti irama lagu itu, sambil melakukan gerakan dance walau terlihat kaku. "Baby take my hand, cause you're my iron man, and I love 3000."

Aku kembali berdiri, berencana untuk mandi. Aku mengambil pakain dalam yang tersimpan dalam lemari. Aku angkat pakain dalam itu tinggi-tinggi. "Kutang baru."

KREEEKKK

Pintu kamar terbuka, menampakan seorang cowok yang berdiri depan pintu sambil menatapku dengan bingung. "Lo siapa?"

📱📱

Oh iya, sekedar pemberitahuan jika cerita ini bakalan aku publish tiga kali dalam seminggu. Jadi yang sabar untuk menunggu. Belum tau hari apa aja akan aku publish, pokoknya tiga kali dalam seminggu akan aku publish kok. Tapi, semakin banyak yang baca cerita ini dan support cerita ini maka aku akan semakin semangat buat publish. Soalnya cerita ini udah selesai aku tulis sampai taman, wkwkwk.
Eh, jangan lupa untuk share cerita ini kepada teman kamu, ya.

Salam

Marmellow_you

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang