Apa gue terlalu ganteng sehingga banyak yang naksir?
_Terlalu kepedean📷
Semenjak kejadian kemaren Gama menjadi malas untuk keluar dari ruang OSIS. Kegiatannya di sekolah hanyalah MOS, teleponan dengan Ryhana dan terakhir main game jika bosan. Tapi baru beberapa menit Gama bermain game, penyakitnya tiba-tiba kambuh lagi, sakit perut.
Gama mengambil masker yang ada di dalam laci meja. Nama Gama semakin terkenal setelah kejadian kemaren, untuk menutupi diri dari puplik Gama harus bersembunyi dari keramain. Dengan mengendap-endap, Gama keluar dari ruang OSIS menuju toilet, Gama sengaja lewat belakang sekolah agar tidak ada yang melihatnya.
Langkah Gama terhenti saat mendengar suara bising dari dalam gudang sekolah. Penasaran, Gama mengintip melalui jendela gudang tersebut. "Fai, kita udah dekat dari SMP. Nggak mungkin gue menyukai orang lain selain lo."
"Gue juga berharap sama, Kee. Tapi lo bisa jelaskan maksud ini?" cowok yang bernama Faisal itu memberikan ponselnya kepada Alike. "Nggak mungkin ini cuma kebetulan. Dua orang cewek yang lo suruh untuk dekatin dia. Lo sebenarnya peduli sama gue nggak, Kee?"
"Lo nuduh gue melakukan ini? Belum tentu ini benar, Fai. Mana mungkin gue melakukan hal ini, apalagi kepada pacar teman gue," jelas Alike lagi, namun tetap saja Faisal tidak percaya.
"Udahlah Kee. Gue muak sama lo." Faisal beranjak pergi meninggalkan Alike.
Gama yang melihat Faisal ingin keluar dari dalam gudang langsung kabur begitu saja. untung saja saat Gama telah pergi, Faisal baru keluar dari dalam gudang, hanya saja karena Gama ke buru kabur dia tidak dapat mendengar perkataan Faisal yang terakhir.
Di toilet Gama terus saja memikirkan perkataan Faisal tadi. Dua orang cewek untuk dekatian dia? Entah kenapa pikiran Gama tertuju kepada dirinya sendiri. Emang banyak yang mencoba mendekati Gama, hanya saja hanya dua orang yang memiliki sikap aneh saat mendekatinya. "Ah, nggak mungkin gue," pikir Gama mencoba positif thingking.
Saat ingin keluar dari dalam toilet, Gama mendapatkan notifikasi chat dari nomor yang tidak dikenal.
Temuin gue di perpustakaan!
Sebelah alis Gama terangkat, menerka-nerka siapa yang mengirim chat itu. Karena tidak dapat gambaran siapa yang chat, akhirnya Gama menuruti perintah dari orang yang chat tersebut. Sampainya di perpustakaan, yang dilihat oleh Gama adalah seorang cowok yang sedang membaca buku di kursi panjang. "Lo yang nyuruh gue ke sini?"
Cowok itu yang tidak lain adalah Faisal menutup buku yang sebenarnya tidak di bacanya. "Ya, gue Faisal. Murid pindahan."
Untung saja Gama tadi sempat melihat cowok yang lagi mengobrol dengan Alike, jadi dia tidak perlu terlihat seperti orang bego. Tapi tunggu, kenapa Faisal mendatanginya? "Kenapa? Ada yang perlu gue tolongin?" tanya Gama seolah tidak terjadi apa-apa.
"Lo nggak sadar, selama ini di dekati oleh cewek aneh?"
Sepertinya tidak ada lagi yang perlu di tutupi, toh Faisal sedang membahas masalah yang dia omongin dengan Alike di gudang tadi. Hanya saja masalah sekarang adalah, kenapa harus menjadi urusannya. "Lo ada hubungan apa dengan Alike?"
Kaget, sebelumnya tidak ada yang tau hubungannya dengan Alike, tapi ternyata praduganya salah, Gama mengetahuinya. "Sepertinya lo mendengar pembicaraan gue dan Alike di gudang tadi."
"Kagak sengaja."
"Lo pasti juga tau, kenapa Alike melakukan hal ini."
"Gue cuma dengar separoh dari percakapan kalian," ujar Gama jujur, toh nggak ada untungnya bagi dia jika bohong. "Gue tadi cuma dengar menyuruh dua cewek untuk dekati... tunggu dulu. Jangan bilang orang yang kalian omongin tadi adalah gue."
"Akhirnya lo ngerti juga."
"Maksud lo, Alike nyuruh orang lain buat dekatin gue? Okey sampai di sana gue ngerti, tapi masalahnya kenapa Alike melakukan itu."
"Lo tau, awalnya Alike tidak berniat sekolah di sini. Hanya saja karena orang yang di sukai sekolah di sini akhirnya dia ikutan sekolah di sini. Lo tau siapa yang di suka? Lo sendiri."
Rambut Gama yang awalnya rapi kini berantakan karena dia mengacaknya. "Lo gila? Alike itu teman pacar gue, mana mungkin dia melakuan hal itu."
"Lo nilai sendiri, bagaimana sikap Alike, bagaimana tingkah dia saat berada di dekat lo dan bagaimana eksresi dia saat lo dekat dengan pacar lo." Faisal menepuk pundak Gama pelan, kemudian berbisik di telinga cowok itu, "Gue bilang ini bukan karena benci Alike, tapi gue cinta dia." Lalu pergi.
Cukup lama Gama mencerna perkataan Faisal, hingga akhirnya dirinya tersadar saat seseorang berbicara di toa untuk meminta para siswa baru kembali memasuki aula.
"Nggak mungkin, Alike teman Hana," ujar gama meyakinkan dirinya, walau dua orang yang sudah mengatakan jika Alike tidak sebaik penapilannya, yaitu Sandra dan Faisal. Apa ini sebuah rencana, atau memang kenyataan? Entalah, bahkan Gama di buat bingung olehnya.
📷
Hai, makasih banyak udah mau mampir dan baca sampai part ini. Jangan lupa untuk vote, komen dan share cerita ini. Bagi yang belum follow, aku harap kamu mau follow aku