12

148 21 0
                                    

Selama dia nggak patuh, gue akan terus bully

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama dia nggak patuh, gue akan terus bully.
_kekejaman hati

🎻

"Gue ada game yang seru dan kalian pasti suka," ujar alden kepada peserta didikannya. Untung saja semua peserta didik Alden adalah cewek, jadi dia tidak susah untuk mengaturnya. Sebenarnya emang sengaja Alden memilih peserta didiknya cewek semua, agar dia bisa tebar pesona. "Ada yang mau ikut? Harus mau, dong. Kalau nggak ikut kena hukuman."

"MAUU!" teriak para junor, walau dalam hati mereka mengatakan tidak. Walaupun Alden ganteng, tetap saja gelar galak itu pasti ada pada jiwa senior.

Alden mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. "Ini kupon ada yang bertulisan dan ada yang tidak. Bagi yang  ada tulisannya harus maju ke depan. Dan mendapatkan hadiah dari saya. Ciee pasti senang tuh dapat hadiah dari Abang ganteng."

Alden memasukan semua kupon ke dalam topi, lalu menyuruh para junior untuk mengambil satu-satu. "Kalian boleh buka sekarang. Yang jujur ya, adek-adek sekalian. Nggak boleh bohong, dosa. Lebih baik nggak dapat hadiah daripada dapat dosa."

Ryhana membuka kertas yang di gulung itu dengan cemas. Takut jika dia yang mendapatkan kertas yang bertulis. Ryhana menggerutu kesal, karena dialah yang mendapatkannya.

"Nah, siapa yang kertasnya kosong silahkan maju. Pasti nggak sabar dapat hadiah dari saya, kan?"

Ryhana maju ke depan dengan pasrah. Berharap dia tidak akan mendapatkan sesuatu yang aneh, apalagi ada sangkut pautnya dengan Bara. Saat berada di hadapan Alden, Ryhana hanya bisa menatap cowok itu dengan wajah memelas agar tidak diberikan hadiah yang aneh.

Oh iya, tulisan yang ada di kupon kira-kira seperti ini.

Jangan pingsan karena dapat hadiah. Kamu berat, aku nggak akan kuat. Cielah.

"Coba lihat dulu kertasnya. Mana tau boong." Alden mengambil kertas milik Ryhana, memastikan kertas itu benar-benar  ada tulisan di dalam kertas itu. "Benar, kagak bohong ternyata. Kamu mau apa?"

"Maksudnya?" tanya Ryhana bingung.

"Kamu mau hati saya, nggak? Tapi sayang sekali saya belum suka sama kamu. Eh, kok malah pake saya-kamu, ya?" Alden menabok keningnya, kemudian tersenyum manis kepada Ryhana.

Ryhana mengernyitkan alis, tidak mengerti dengan yang di maksud oleh Alden, yang dimengerti oleh Ryhana adalah Alden itu gila. "Nggak ngerti, kak."

Alden mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, membungkuk tubuhnya di hadapan Ryhana. Sehingga siapa saja yang melihatnya akan berteriak keras. "Mau cincin ini, nggak?"

"Nggak."

Alden berdiri kembali, menatap Ryhana dengan bingung. Baru kali ini ada cewek yang nggak terpesona dengan kegantengannya itu. "Eh, ini emas asli, loh. Asli gue temukan di jalan tadi pagi."

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang