36

69 17 0
                                    

Hari ini Ryhana membawa bekal ke sekolah. Pagi-pagi sekali Ryhana telah bangun untuk memasakan nasi goreng untung dirinya dan Bara. Rasanya lumayan enak, walau bawang gorengnya sedikit hangus.

Ryhana malas keluar kelas, apalagi harus bertemu dengan rombongan Bara yang menyebalkan. Dan lagi, Ryhana ingin vidio call dengan Gama di kelas. Soalnya kalau vidio call di kantin pasti jadi pusat perhatian. "Jadi gimana? Udah kepilih calon OSIS baru?"

[Habiskan makanan yang ada di mulutmu dulu, dek.]

Ryhana menelan nasi yang ada di dalam mulutnya, kemudian meminum air putih yang di belinya di koperasi. "Gimana?" tanya ryhana lagi.

[Belum, masih lama lagi.]

Ryhana menyuap nasi goreng dengan rasa kesal. "Sampai kapan? Kasihan lihat Kak Gama yang sibuk dengan OSIS."

[Dek, kalau mulut terisi makanan jangan ngomong. Seberapa pentingpun yang ingin kamu omongin, paham?]

"Iya, maaf," ucap Ryhana sambil menelan nasi goreng buatannya itu.

[Abang sendiri juga pasti ingin cepat berhenti. Biar lebih fokus ke sekolah dan kamu. Abang tau, sejak jadi ketua OSIS kita berdua jarang komunikasi apalagi sekarang kita lagi LDR."

"Tapi suka, kan? Karena banyak Adek kelas yang naksir sama Kak Gama? Seorang ketua OSIS yang ganteng, kaya dan baik hati. Siapa aja pasti suka, dan Kak Gama tinggal milih."

Gama terkekeh mendengar perkataan Ryhana. [Terima kasih telah memuji sebegitunya. Abang emang suka di puji seperti itu, apalagi yang muji adalah kamu.]

"Udah jujur sama Hana. Hana udah tau semuanya dari Alike."

[Jujur apa, Dek?]

Ryhana cemburut, menutup bekal makanannya kemudian memasukannya ke dalam laci meja. "Nggak usah sok tidak tau. Hubungan Kak Gama dengan Adek kelas itu kayak gimana? Hana udah tau dari Alike."

[Nggak ada hubungan apa-apa. Dia yang lengket sama Abang. Lagian Abang nggak suka sama dia,] ujar Gama meyakinkan walau dalam hati mulai kesal dengan sikap Alike.

"Nggak mungkin tidak suka. Hana sudah stalker tuh cewek, dia anak paskibraka, cantik banget dan sering juara kelas. Siapa yang nggak suka sama dia? Kalau Hana jadi cowok pasti suka sama dia."

[Abang yang nggak suka sama dia.]

"Jangan bohong, udah tau kalau Hana nggak suka sama orang yang bohong. Terus terang aja, deh. Di saat Kak Gama bercanda tentang selingkuh, Kak Gama beneran selingkuh, kan?"

[Nggak, Dek. Abang cuma bercanda, nggak pernah lakukan hal itu. Jujur, Hinata selalu dekatin Abang tapi bukan berarti Abang akan tergoda, kan?]

"Kalau tergoda gimana? Dia cantik, siapa aja bisa jatuh cinta sama dia. Hana emang juga cantik, tapi lebih cantikan dia sedikit."

[Jangankan Hinata, Letta yang terkenal akan kecantikannya dulu, nggak mampu buat Abang tergodah. Kamu nggak ingat, karena Letta yang di gosipkan berpacaran dengan Abang mampu membuat kamu cemburu. Abang lebih memilih kamu dari pada Letta, begitu juga sekarang.]

"Beda. Kalau Kak Letta emang cantik tapi tidak dengan hatinya. Beda dengan sih Hinata. Kata Alike dia baik banget orangnya, banyak juga yang bilang kalau kalian berdua cocok."

[Nggak, nggak cocok. Abang cocoknya sama kamu.]

"Nggak percaya."

[Kenapa kamu nggak percaya sama Abang? Sedangkan Abang sendiri selalu percaya sama kamu. Abang aja bisa suka sama kamu apalagi orang lain.]

Ryhana tersentak mendengar perkataan Gama, pikirannya terlintas kepada Bara. Dari dulu sampai sekarang, Ryhana belum mengatakan kepada Gama jika dia satu rumah dengan Bara. "Hana cuma takut, Kak."

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang