Mungkin hari ini adalah hari tersial dalam kehidupan Ryhana. Bagaimana tidak, setelah mendengar perkataan pedas Bara, Ryhana harus hormat depan bendera karena telat masuk kelas Bu Anna, guru killer di sekolah mereka.
Keringat sudah bercucuran di pelipis Ryhana, karena hari yang begitu panas, maklum saja waktu itu siang. Hal yang membuat keringat Ryhana bercucuran adalah banyak orang yang bermain di lapangan. Sehingga semua tatapan terfokus kepada Ryhana, dan itu sangatlah memalukan.
Ryhana menggoyangkan kakinya yang mulai pegal. Ini sudah tiga puluh menit Ryhana berdiri sambil hormat depan bendera. "Kalau terus kayak gini, gue bisa pingsan," lirih Ryhana pada dirinya sendiri.
Sebuah bola menggelinding ke arah gadis itu. Saat Ryhana ingin mengambil bola itu, seseorang mengambilnya terlebih dahulu, kemudian melemparkannya kepada para pemain. "Ngapain lo ke sini?" tanya Ryhana kaget saat melihat keberadaan Bara.
"Kena hukum." Setelah Ryhana pergi tadi, guru BP memporgok Bara yang hendak bolos belajar. Karena bukan yang pertama kalinya Bara bolos, akhirnya guru BP menyuruh Bara untuk hormat depan bendera. "Lo kenapa di sini?"
"Karena dengarin ocehan lo yang panjang lebar gue jadinya telat masuk kelas, lalu kena hukum."
"Bagus."
"Maksud lo?" tanya Ryhana tidak mengerti.
"Jadinya gue punya teman."
Ryhana menurunkan tangannya yang sudah pegal itu, kemudian menunjuk wajah Bara. "Bukannya lo suka nggak ada gue?"
"Iya, tapi kalau lihat lo sensara gue suka."
Ryhana menurunkan tangannya, kembali hormat depan bendera dari pada harus bedebat dengan Bara. "Orang kayak lo emang nggak punya hati," ucap Ryhana pelan.
"Gue dengar."
Empat puluh menit Ryhana hormat depan bendera, tapi Bu Anna belum juga menyuruhnya untuk kembali ke kelas. Keringat terus saja mengalir di pelipis gadis itu, pandangannya sudah mulai buram, hingga akhirnya semua pandangan Ryhana terlihat gelap dan gadis itu tidak sadarkan diri.
🎻
Kejadian Ryhana pingsan di lapangan, mampu membuat satu sekolah heboh. Bukan karena gadis itu pingsan, melainkan karena Ryhana di bopong oleh Bara menuju UKS. Dan itu sudah menjadi topic utama setelah beberapa menit kejadian.
"Hana, demi apa lo bisa di bopong oleh Kak Bara sampai ke UKS. Kalau tau kayak gini mending gue aja yang di hukum oleh Bu Anna."
"Kalian ngomong apa, sih? Nggak ngerti gue."
Naura duduk di pinggir kasur kabin, menatap Ryhana dengan wajah berbinar. "Gue dapat rasakan kecemasan Kak Bara saat dia bopong lo. Gue tau kalau Kak Bara pernah suka sama Kak Caramel, tapi bisa saja udah move-on."
"Dari tadi lo ngomong gue nggak ngerti, maksud Bara bopong gue apa?"
Windy yang berada di samping Ryhana mengeluarkan ponselnya, kemudian memberikan benda pesergi panjang itu kepada Ryhana. "Baru beberapa menit di aploud di instagram sudah viral."
Mata Ryhana terbelalak saat melihat vidio yang bedurasi 42 menit itu. Terlihat jelas saat itu Bara berlari sambil memopong dirinya sampai menuju UKS. "Ini sejak kapan?" tanya Ryhana histresis.
"Lo jangan pura-pura amnesia deh. Saat lo di hukum hormat depan bendera ada Kak Bara yang kena hukuman juga. Gila, padahal ada Kak Raka ketua basket yang ingin bopong lo ke UKS, tapi Kak Bara larang dan dia yang bopong lo ke UKS."
"Kak Raka?"
"Iya, kebetulan dia lagi main basket di lapangan. Ganteng juga, tapi masih gantengan Kak Bara, kok."