Hanya karena saat ini kamu menangis, bukan berarti masalah kamu telah selesai.
_Masih berharap untuk bahagia📷
Karena tidak tau apa yang harus dilakukan setelah vidio call dengan Ryhana, Gama akhirnya memutuskan untuk keluar dari rumah. Dengan jaket kulit yang baru saja di belinya kemaren dan celana jens sepanjang lutut, Gama berjalan keluar rumahnya.
Biasanya kalau lagi bosan Gama lebih suka ngumpul bersama temannya, tapi kali ini Gama lebih memilih menengkan pikirannya apalagi menyangkut tentang sahabat pacarnya, Alike.
Sebenarnya Gama pengen mengatakan hal itu kepada Ryhana, hanya saja dia tidak ingin persahabatan mereka yang telah dibangun sejak lama hancur. Tidak mungkin hanya karena kabar yang belum pasti kebenarannya itu menjadi perselisihan antara Ryhana dan Alike. Gama tidak semudah itu untuk percaya dan memberi tau Ryhana jika belum melihat kebenaran secara langsung.
Gama mengitari taman yang berada dekat dari rumahnya. Walau sudah malam, tapi banyak orang yang mengunjungi taman itu karena saat ini malam minggu. Biasanya kalau ingin menyendiri Gama lebih suka duduk di kursi taman yang paling pojok dan jarang ada orang di sana. Tapi saat tiba di sana, ternyata dugaan Gama salah, ternyata ada orang lain yang juga suka mojok seperti dirinya, cewek lagi.
Buluk kuduk Gama berdiri saat mendengar suara isak tangis, dan orang yang menangis itu adalah cewek yang ada di hadapannya. Tentu saja Gama takut setengah mati, karena cewek itu sedang memakai baju putih dan rambut dibiarkan tergerai, dipikiran Gama saat ini hanya terlintas kuntilanak. Gama mencoba mendekat, walau sebenarnya udah berencana kabur dari sana. Dalam hati Gama terus saja menyebut asma Allah.
"Mbak kenapa?" tanya Gama sambil memegangi pundak gadis itu. Saat gadis itu menoleh kepadanya, Gama terperanjat kaget karena saat cewek itu menatapnya dengan mata merah dan wajah yang pucat. Gama duduk di samping gadis itu, untung saja dia tidak mencium bau kemenyan, kalau tercium pasti Gama sudah kabur dari sana.
"Lo kenapa?" tanya Gama lagi, sepertinya gadis yang ada di dekatnya itu seumuran dengan dirinya.
"Gu..gue..gue bisa minta tolong sama lo nggak? Tolong cariin gue apartemen atau hotel."
Gama berdiri, tidak menyangga jika gadis yang ditemuinya itu akan mengatakan hal itu padahal dari penampilannya dia terlihat gadis baik bukan seperti wanita malam. "Maaf sebelumnya mungkin gue sedikit lancang buat ngomong ini, tapi lo harus tau kalau gue udah punya pacar. Dan gue nggak akan lakukan hal aneh sama lo. Jika masih mau melakukan hal itu, lo bisa cari orang lain selain gue."
Sebelum Gama pergi meninggalkan gadis itu, tangannya digenggam. "Gue Caramel dari Bandung. Gue baru tiba di sini, dan gue nggak tau harus melakukan apa? Gue minta dicariin tempat tinggal hanya untuk pulang, bukan melakukan hal aneh."
Genggaman tangan Caramel dilepas oleh Gama, dia tidak ingin dibilang sebagai cowok mencari kesempatan dalam kesempitan. "Di sini hotel sangat jauh. Tapi ada apartemen yang dekat dari sini, gue bisa anterin lo." Gama membuka jaket yang dikenakannya kemudian memberikan kepada Caramel. "Pakai, lo pasti kedinginan."
Benar, saat ini Caramel merasa kedinginan apalagi baju yang dia pakai berlengan pendek. "Terima kasih."
Gama mengantarkan caramel menuju apartemen yang dekat dari sana. Mereka pergi ke sana dengan jalan kaki, soalnya Gama tidak bawa motor. Sampainya di sana, Gama yang memboking kamar untuk Caramel yang katanya untuk satu minggu. Bahkan Gama mengantarkan Caramel sampai di depan kamar Caramel. "Kalau nggak ada hal lain lagi, gue cabut."
"Terima kasih."
"Santai aja. Oh, satu lagi. Lo kalau nangis jangan di tempat yang sepi, gue takut orang akan berpikir jika lo hantu."
Caramel mengangguk, hendak masuk ke dalam kamarnya, tapi sebelum masuk Caramel sempat bilang, "kebahagian itu ada pada keluarga. Sekali lagi terima kasih," setelah berkata demikian Caramel masuk ke dalam kamarnya. Entah apa yang akan dilakukannya di sana selama satu minggu.
Sedangkan Gama yang tidak mengerti apa yang di maksud oleh Caramel, Gama cuma berpikir gadis itu merupakan anak broken home.
"Gue lupa minta jaket gue lagi." Pengen banget Gama meminta jaketnya, hanya saja dia mengingat cewek tadi dalam keadaan tidak baik. "Ikhlas aja, mana tau bisa masuk surga." Setelah itu pergi dari sana.
📷
Terima kasih banyak sudah membaca sampai sejauh ini, jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote dan komen. Share cerita ini kepada teman kamu agar semakin banyak yang baca dan author semakin semangat buat nulis.
Untuk kamu yang belum follow akun aku, follow dulu ya agar tidak ketinggalan cerita. Love.