Serius, cowok kupret jauh lebih dingin dari pada es batu. Sok cool.
_yang terdalam🎻
Ryhana mengendap keluar dari dalam kamarnya, melihat kiri kanan memastikan tidak ada orang. Ryhana ingin pergi keliling Kota Bandung sendirian dan jangan sampai ada yang tau, apalagi sih cowok menyebalkan.
Setau Ryhana, Bella telah berangkat kerja sejak tadi pagi. Jadi, Ryhana tidak perlu cemas jika ada yang mencegahnya pergi seorang diri. "Woiii." Dia tidak lain adalah Bara.
Ryhana berhenti melangkah, berbalik badan dan menatap Bara dengan tersenyum. Saat ini, hanya Ryhana dan Bara saja yang ada di rumah, Ryhana mencoba mencari muka. "Eh. Lo udah bangun? Gimana? Mimpi indah tadi malam?"
Bara memasukan tangannya ke dalam saku, menatap Ryhana dari kepala sampai kaki. "Mau kemana?"
"Nggak kemana-mana kok. Cuma gue pengen cari angin aja," jawab Ryhana masih tersenyum.
"Emang di dalam rumah nggak ada angin?"
"Maksud gue udara segar."
Bara berjalan melewati Ryhana, menyenggol bahu gadis itu dengan pelan. "Hoax."
Ryhana mengejar Bara sambil menuruni anak tangga. "Please. Jangan bilang sama Tante Bella jika gue ingin keliling Kota Bandung sendirian."
"Lima juta."
"Lo, ya." Ryhana menatap bara dengan sadis, bahkan bisa saja bola mata gadis itu keluar. "Mata duitan," ucap Ryhana sambil menunjuk wajah Bara.
"Lo nggak mampu." Bara menurunkan tangan Ryhana yang sedang menunjuknya itu, memegang tangan gadis itu dengan erat.
Ryhana melepaskan genggaman tangan Bara. "Lo juga yang nggak mau temanin gue keliling Kota Bandung."
Bara menarik nafas panjang, menjitak kepala Ryhana dengan pelan. "Gue lapar, buatin gue makanan."
Ryhana memegang kepalanya yang baru saja di jitak oleh Bara. "Gue bukan pembantu lo."
Bara berjalan melewati Ryhana, tidak peduli jika gadis itu sedang menggerutu kesal kepadanya. "Kalau gitu, gue akan kasih tau Mama."
Ryhana mendengus kesal, tidak tau cara apalagi agar bisa menghadapi cowok seperti Bara. "Menyebalkan."
Ryhana berlari mengejar Bara, menabrak tubuh cowok itu dengan kesal. Karena tidak seimbang, tubuh Ryhana hampir terjatuh saat berjalan di tangga jika saja seseorang tidak memegangi tangannya. Ryhana kembali ke posisi semula, menetralkan degup jantungnya yang berdetak dengan keras. "Makasih."
"Ceroboh," balas Bara, lalu meninggalkan gadis itu yang diam mematung. "Buatin gue makan, cepat!" Perintahnya lagi, heran melihat Ryhana masih saja bengong.