Walau suka nonton begituan, tapi gue masih tau batasan.
_Avandi Julian Edgar
🎻Arkan memukul meja ruang OSIS, mulai jenuh melihat temannya yang pada sibuk sendiri. Bara dan Aldo sibuk bermain game online, Alden dan Raffa sibuk merayu pacar orang, sedangkan Edgar sibuk nonton hal aneh dan Geri sibuk mengkhayal.
"Apaan, sih?" tanya Raffa, karena Arkan terus saja mencolek lengannya bahkan menendang kakinya.
"Kenapa ruangan ini rasanya sunyi banget. Perlu gue panggang kemenyan agar para setan keluar."
"Lo hari ini kenapa, ha?" Alden akhirnya buka suara setelah menggombali pacar orang. "Kalau pengen lihat hantu pergi aja ke kuburan. Jangan lupa taburi bawang goreng dan jangan lari kayak banci kalau lihat setan."
"Kalau kuntilanak yang datang pasti dia pingsan karena lihat ketampanan gue."
"Lo kenapa? To the poin aja." Setidaknya hanya Alden yang tau betapa gilanya Arkan di saat gabut.
"Bolos, yuk."
"Lo pikir saat ini kita lagi ngapain? Dugem?"
Para BTS KW bolos belajar, dan keberuntungan bagi mereka guru tidak ada yang mencari. Ya, mereka pintar-pintar, kecuali Raffa dan Edgar. Hanya saja mereka semua suka bolos.
Edgar meletakan ponselnya di atas meja setelah selesei nonton film begituan. "Kalian tau nggak kalau cewek itu sebenarnya lebih naf.."
Aldo menutup mulut Edgar dengan telapak tangan sebelum cowok itu kembali merusak otak temannya. "Gue traktir kalian makan pada mau, nggak?"
Semuanya pada berdiri, yang tadinya sibuk dengan aktifitas sendiri, malah fokus menatap Aldo. "PENGHUNI SYURGA."
🎻🎻
"Ini udah dua minggu Mbak Wati nggak jualan. Yang gantiin malah bencong lagi, untuk lucu kalau nggak udah gue tendang." Edgar bergidik ngeri saat melihat Mpok Betty melenggak lenggok mengantar pesanan mereka.
"Mas Geri, silahkan di makan." Semua orang sudah tau jika Mpok Betty menyukai Geri dan selalu lengket dengan Geri jika cowok itu makan di kantin. Walau Geri merasa jijik tapi ada hikmahnya, makanan Geri selalu gratis.
"Thanks Mpok."
Mpok Betty mencubit tangan Geri dengan gemas. "Panggil eke Princess Betty, mengerti Mas Geri?"
Geri pura-pura mengangguk walau sebenarnya tidak mengerti. "Iya, Princess Betty."
"Iiiihhh gemas pengen bawa pulang." Lagi, Mpok Betty mencubit dagu Geri dengan gemas. "Princess kerja dulu, cari uang buat modal nikah." Mpok betty berlalu pergi dengan pantat yang lenggak-lenggok.
"Mau aja lo di gituin sama Princess Betty. Kalau gue udah kejang-kejang."
Geri cekikan mendengar perkataan Raffa, sebenarnya Geri juga ilfill tapi karena maksud tertentu dia harus menghilangkan rasa jijiknya itu. "Yang penting makan selalu gratis."