11

212 22 2
                                    

Nggak papa tinggi, yang penting bisa nyontek_Alden Arfan Irfandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nggak papa tinggi, yang penting bisa nyontek
_Alden Arfan Irfandi

📱

Betapa menyebalkan hari Ryhana pada saat ini. Dan orang yang membuat hari Ryhana menjadi buruk adalah Bara, sih cowok yang sok keren tapi anjay. Ryhana hampir saja terlambat datang ke sekolah, jika saja seorang senior berbaik hati membukakan pintu gerbang sekolah, kalau nggak diizinkan masuk terpaksa Ryhana pulang dan menceritakan semuanya kepada Tante Bella agar Bara kena imbasnya.

Ryhana menatap sekeliling aula, yang sudah di padati oleh murid. Kakak senior yang berlagak sok kuat sudah mulai berteriak memerintahkan para junior untuk diam. Dan para junior yang hanya bisa mengikuti perintah senior mereka itu, walau hati udah menggerutu.

"Lo bisa berdiri dengan benar, nggak sih?" tanya Sharon, salah satu senior di sana, atau paling tepatnya salah satu senior yang paling galak.

"Bi..bisa, kak," balas Naura gugup.

Sharon kembali mencari kesalahan para senior. Seorang senior akan selalu benar walaupun mereka membuat kesalahan mereka akan tetap benar, setidaknya itulah hukum yang berlaku di sekolah. Dan untuk junior mereka akan selalu salah, salah dan salah walau sebenarnya mereka benar tetap saja salah.

"Hai," sapa Ryhana kepada cewek yang baru saja kena omel tadi, Naura.

Naura menoleh kebelakang, menatap Ryhana dengan tersenyum. "Hai. Kakak senior kita galak, ya."

"Baru sadar, ya? Gue Ryhana. Nama lo?"

Naura menyambut uluran tangan Ryhana, tersenyum simpul kepada gadis yang ada dibelakangnya itu, sehingga memperlihatkan lesung pipi kiri dan kanan. "Naura. Eh, sepertinya gue pernah lihat lo, deh."

Sebelum Naura berkata lebih lanjut Sharon sudah berteriak lagi, sehingga mampu membuat Naura kembali menatap ke depan dan diam. "OI. YANG DI BELAKANG BISA DIAM NGGAK, SIH?"

"Di harapkan untuk diam, sebentar lagi ketua OSIS akan datang untuk memberikan arahan. Woi, yang di belakang bisa diam?" Reza salah satu senior menunjuk cowok yang sedari tadi terus ngomong tanpa henti.

Seorang cowok naik ke atas podium, sehingga membuat suasana menjadi bening. Apalagi murid cewek pada diam semua saat melihat seorang cogan yang ada di atas podium itu. "Hai semuanya. Kalian masih semangat nggak, sih?" tanya Alden Arfan Irfandi, ketua OSIS di cerita ini.

"MASIH!!"

Naura mundur ke belakang, berbisik kepada Ryhana, "Ganteng, kan? Gue dengar temannya juga pada ganteng."

Ryhana melirik ke arah Alden sekilas, namun kembali menatap Naura. "Lumayan. Tapi kok gue malah mikir dia terlihat seperti psikopat."

"Kok gitu?"

"Lihat aja. Bentar lagi kita semua akan di plonco. Apalagi oleh cowok yang ada di sana." Ryhana menatap ke arah Bara yang sedari tadi sibuk bermain ponsel, tidak peduli jika temannya yang lain pada sibuk sendiri. Seakan Bara memiliki kehidupan sendiri tanpa terusik orang lain.

"Gue itu nggak suka basa-basi. Jadi di sini gue akan kasih arahan kepada kalian agar membawa alat dan keperluan MOS besok pagi." Alden memberikan buku kepada Sharon. "Lo baca, deh. Malas gue." Setelah itu turun dari atas podium, menghampiri Reza lalu mengobrol dengan cowok itu.

"Baiklah. Kalian semua keluarkan buku dan pena, catat semua keperluan yang harus di bawa besok pagi. CEPAT!" teriak Sharon.

Semua siswa baru mengeluarkan buku dan pena dari dalam tas mereka, lalu menatap Sharon dengan serius. "kalian artikan sendiri apa yang harus kalian bawa besok pagi!" teriak Sharon dengan lantang.

Betapa sulitnya bagi siswa baru untuk mencatat apa yang di beri tahukan, karena mereka menulis sambil berdiri, bahkan untuk duduk saja mereka tidak diizinkan, kurang apalagi sadisnya senior mereka itu. "Bagi yang cewek pakai kaus kaki warna cokelat sebelah kiri dan warna hitam sebelah kanan."

"Bagi yang cowok pakai kaus kaki warna pink sebelah kanan dan sebelah kiri warna ungu!"

Sharon menatap seluruh siswa baru, kembali melanjutkan ucapannya, "Khusus bagi cewek wajib ikat rambut dengan tali pelangi. Dan bagi cewek cowok wajib memakai topi dari bulan."

"Bulan? Maksudnya bola bekas, ya?" tanya Naura kepada Ryhana. "Nggak ngerti gue."

"Mungkin," jawab Ryhana ragu, soalnya dari semua yang di suruh bawa oleh senior tidak diketahui apa maksudnya.

"Cowok cewek bawa papan tulis pesergi panjang lalu tulis nama hewan yang nggak ada di dunia ini!" teriak Sharon lantang, bahkan tanpa make toa suara dia udah nyampe di luar aula. "Cowok cewek bawa kantong ajaib doraemon yang bisa bawa belanjaan."

"Makanan yang harus di bawa besok pagi. Pertama pisang satu sisir. Yang ke dua minuman ringan membangkitkan para ulama." Sharon melemparkan pulpen kepada cowok yang tertawa, kemudian menyuruh junior itu memberikan pulpen yang dilemparnya tadi.

"Nggak ada yang boleh ngomong. Makanan yang ke-tiga Transjakarta yang tahan capek dan yang terakhir pocong yang masih perawan. Semua harus bawa besok pagi, jika ada yang salah di beri hukuman!"

Seorang murid cowok mengangkat tangan. "Kak, pocong yang masih perawan apa, ya?"

"Lo artikan sendiri. Lo bisa tanya sama emak lo, atau tanya sama pocongnya sekalian."

"Terima kasih, Sharon yang cantik udah kasih arahan," ujar Alden, dan mampu membuat wajah Sharon bersemu merah.

"Baiklah. Kita akan membagi empat kelompok. Empat barisan ini di bimbing oleh Sharon. " Alden menunjuk Sharon yang sedang berkacak pinggang. Empat kelompok yang ditunjuk oleh Alden langsung mendengus kesal.

"Empat barisan ini akan dibimbing oleh saya sendiri." Alden tersenyum manis. "Pasti senang di bimbing oleh abang ganteng, kan?"

Ryhana tersenyum miris, menganggap ketua OSIS mereka sudah gila. Parahnya lagi Ryhana di bimbing oleh Alden itu sendiri. "Ini suatu petaka," ucap Ryhana pelan.

"Empat barisan ini akan di bimbing oleh Reza." Alden menunjuk Reza yang sedang melambaikan tangannya kepada para junior, memberikan senyuman manisnya sehingga mampu membuat murid cewek jadi luluh.

"Dan barisan terakhir akan dibimbing oleh Bara." Alden menunjuk Bara yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya dan tidak peduli dengan temannya yang pada bacot sendiri. "Gimana? Setuju?"

"SETUJUU!"

📱

Jadi di sini aku akan kasih tau profil dari Alden, sang ketua OSIS. nanti kalian bakalan tau, selain ketua OSIS Alden ini siapa?

Nah, tanpa berlama-lama lagi, ini dia profil cowok yang sok ganteng itu.

Nama : Alden Arfan Irfandi

TTL : emang kalau di kasih tau, di kasih kado?

Hobby : baperin anak orang

Cita-cita : nikahi Selena Gomez

Motto : jangan sakiti hati wanita

Pesan : jangan panggil gue tiang listrik

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang