31

76 13 1
                                    

Terkadang kita butuh waktu untuk sendiri, hanya sekedar menenangkan pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang kita butuh waktu untuk sendiri, hanya sekedar menenangkan pikiran.
_Masih dengan luka yang sama
🎻

"Bar, lo mau ajarin gue naik..,"

"Nggak," jawab Bara sebelum Ryhana menyeleseikan perkataannya.

"Gue belum selesei ngomong."

"Walaupun lo udah selesei ngomong jawaban gue juga tetap nggak." Bara masuk ke dalam kamarnya, namun tidak lama kemudian dia kembali keluar dengan membawa biola, rencananya ingin bermain biola di pohon jambu depan rumahnya, ingin menenangkan pikiran.

"Lo mau ajarin gue main biola?"

"Nggak."

"Terus ngapain lo bawa biola keluar jika tidak ingin mengajarkan gue?"

"Terserah gue."

Ryhana pikir Bara akan berubah saat orang yang di sukainya telah pergi di dunia ini, namun ternyata sama saja malahan jauh lebih buruk dari pada sebelumnya. "Gue mau belajar naik sepeda."

"Belajar di google atau YOUtube."

"Iiiisshh, kalau gue jatuh siapa yang akan nolongin? Perlu gue download dulu pertolangan." Entah hanya perasaan saja atau memang kenyataan, tapi Bara sejak ditinggalkan udah nggak punya otak.

Kemaren saja, Ryhana terpaksa sembunyi seharian karena teman Bara datang kerumah. Tapi bukan di situ titik masalahnya, Bara yang nggak ada akhlak tidak memberikan Ryhana makan sedikitpun. Padahal Ryhana yang berada di dalam kamar sudah kelaparan.

Ryhana juga mencoba memesan pizza, dan menyuruh Bara mengantarkan di kamarnya. Eh, bukannya diantarkan di kamarnya, Geri malah membawanya ke kemar Bara dan memakannya bersama. Di saat itu Ryhana pengen banget keluar dari dalam kamar, tapi untung saja beberapa jam kemudian Bara membawakannya makanan dan satu botol air Aqua.

"Diam-diam lo pengen dempet dengan gue, ya."

Ryhana menujuk wajah Bara dengan amarah, apalagi mengingat kejadian kemaren dan semakin membuatnya semakin kesal. "Maksud lo apa? Siapa juga yang mau dekat dengan lo?"

"Ini buktinya." Bara mundur kebelakan, menjaga jarak dari Ryhana. "Masih mau berkilah?"

"Lo tau, kalau lo itu adalah cowok yang paling menyebalkan di dunia. Kalau saja ada Kak Gama pacar gue, pasti dia mau ajarin gue naik sepeda."

"Belajarlah sama pacar lo."

"menyebalkan." Ryhana memilih pergi meninggalkan Bara, pergi menuju taman karena di sana letak sepeda itu. Sepeda itu di bawanya menuju lapangan dekat halaman rumah. Dan rencananya di sanalah Ryhana belajar bermain naik sepeda seorang diri.

"Tanpa bantuan sih cowok kupret, gue juga bisa belajar sendiri." Ryhana naik ke atas sepeda, dikayuhnya sepeda itu secara perlahan. Baru saja Ryhana mengangkat kakinya ke pedal sepeda, dia telah kehilangan keseimbangan.

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang