27

85 16 0
                                    

Apakah begitu sulit bagimu untuk tetap hidup? Sehingga kamu melakukan ini?_Berharap ini mimpi🎻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apakah begitu sulit bagimu untuk tetap hidup? Sehingga kamu melakukan ini?
_Berharap ini mimpi
🎻


Dari awal Bara tidak pernah menyangka jika Caramel akan melakukan hal ini. Sejak dulu Bara sudah menganggap Caramel sebagai wanita yang kuat, bukan wanita cengeng yang selalu menangis di malam hari. Namun ternyata dugaan Bara selama ini salah, Caramel hanyalah gadis yang rapuh. Caramel adalah gadis yang setiap di dalam kesunyian meneteskan air mata, Caramel-nya adalah gadis yang membutuhkan sandaran di saat dirinya terpuruk.

Hanya Caramel yang mampu tersenyum, walau hatinya sedang rapuh. Hanya Caramel yang tetap tegar walau keluarganya hancur. hanya Caramel yang tetap menjadi wanita baik, padahal banyak yang memusuhinya.

Dari itu semua, kenapa Tuhan menghendaki ini? Kenapa Caramel pergi dengan cara yang tidak pantas? Bahkan untuk mikirkannya saja Bara tidak pernah.

Kenapa ini harus terjadi? Caramel yang baik dan pintar harus meninggal dengan cara yang tidak wajar, bunuh diri. Apa ini pantas bagi Caramel? Kenapa ini tidak adil?

"Ra, gue bangga sama lo," ujar Bara suatu hari.

"Kenapa?"

"Lo tegar, Ra. Dari sekian cewek yang pernah gue temui hanya lo yang mampu tersenyum walau hati lo rapuh."

Caramel menyandarkan kepalanya di bahu Bara, karena hanya kepada Bara dia bisa berkeluh-kesah walau tidak semuanya dia beri tahu. "Gue boleh nangis di bahu lo nggak?"

Bara menatap Caramel, gadis yang selama ini dia sukai. "Lo lagi sedih, ya Ra?"

"Terkadang gue pengen nangis, Bar. Tapi gue juga butuh sandaran di saat gue bersedih. Hanya saja gue nggak punya. Papa dan Mama udah cerai."

Caramel mencoba menahan air mata yang ingin keluar. Dirinya memang rapuh, tapi bukan berarti dia boleh menangis. "Papa udah nikah lagi, tapi gue ditinggalkan dan nggak dianggap. Mama sibuk dengan pekerjaannya dan kita jarang ketemu."

"Ra," panggil Bara pelan.

"Bar, lo tau kalau gue nggak pernah nuntut banyak hal. Tapi lo tau sendiri, kan? Mama sering nggak di rumah. Setidaknya Mama kasih kabar buat Ra. Nanya kabar Ra, atau menanyakan hal apa aja. Tapi nyatanya nggak ada. Saat ini Ra kangen dengan sikap Mama yang dulu."

"Ra." Bara mendongakan wajah Caramel, mengarahkan wajah gadis itu ke wajahnya sehingga mereka berdua saling bertatapan. "Ada gue, Ra. Jadi buat apa lo bersedih?"

"Terkadang menangis itu adalah obat rasa sedih, Bar. Tapi gue nggak mau nangis di depan lo karena gue sadar, lo benci air mata. Tapi nggak selamanya juga gue bisa menutupi air mata ini, Bara."

Bara menatap mata Caramel yang telah di genangi oleh air mata, dan kali ini Bara sadar jika Caramel-nya rapuh. "Ra, gue pengen lo bahagia." Bara mengecup kening Caramel dengan lembut.

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang