33

95 17 0
                                    

Mau sampai kapan kamu bersikap bodoh hanya untuk cowok brengsek?_Terlalu bodoh📷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau sampai kapan kamu bersikap bodoh hanya untuk cowok brengsek?
_Terlalu bodoh
📷

Seseorang cewek memasuki kelas, sehingga semua tatapan tertuju kepada gadis itu, hanya saja orang yang di tatap malah bersikap bodoh amat. "Nama gue Alliya Sandra Pratama. Kalian bisa panggil gue Sandra." Sandra menatap kepada Buk Dewi sambil tersenyum simpul walau ada keanehan dalam senyum itu. "Boleh saya duduk, Buk?"

"Nggak jawab pertanyaan teman kamu dulu?"

Sandra hanya diam, dan berharap jika Buk Dewi mengerti dengan tatapan yang diberikannya itu. "Yaudah, kamu boleh duduk di samping Gama," ujar Buk Dewi sambil menunjuk ke kursi kosong tepat di samping Gama.

Tanpa basa-basi Sandra duduk di samping Gama, mengeluarkan bukunya tanpa bicara sedikitpun. "Gue nggak tau kalau lo akan sekolah di sini," ujar Gama membuka percakapan di saat Buk Dewi sedang mengajar di depan. Tadi Gama berangkat ke sekolah lebih awal, jadi tidak tau jika Sandra akan pergi sekolah juga, lagian Ibu Gama juga tidak mengasih tau.

"Diamlah," setelah Sandra berkata demikian tidak ada lagi obrolan yang mereka lakukan sampai jam istirahat.

Gama ingin keluar dari dalam kelas, namun tertahan saat melihat seorang Adek kelas yang beberapa hari ini mulai dempet kepadanya memasuki kelas. Hinata namanya, salah satu anak anggota OSIS baru dan anggota paskibra, dia cantik dan banyak orang yang tertarik kepadanya. "Kak Gama, aku bawa bekal untuk Kakak."

Bekal itu di ambil oleh Gama, tidak mungkin juga dia menolak permintaan Hinata. "Terima kasih, nggak merepotkan nih?"

"Nggaklah." Hinata melihat arloji yang ada di tangannya, hari ini dia ada latihan paskibra untuk menyambut hari 17 Agustus. "Aku cabut dulu ya Kak. Soalnya mau latihan. Jangan lupa untuk di makan bekalnya"

"Iya." setelah Hinata keluar dari dalam kelasnya, Gama memberikan bekal tadi kepada temannya. Rasanya dia kurang enak untuk mengambil bekal itu, dari pada dibuang lebih baik diberikan kepada temannya. "Habiskan, setelah itu tempatnya di letakan di bawah meja gue. Eh, kalau nggak salah di bawah meja ada air minum yang diberikan fans gue."

Gama itu termasuk cowok yang paling popular di sekolah, selain ganteng dan baik, Gama juga pintar dan mantan ketua OSIS jadi nggak heran banyak yang suka kepadanya. Hanya saja hati Gama saat ini hanya tertuju kepada Ryhana.

Gama berlari menuju rooftof, sebenarnya Gama sedikit takut dengan ketinggian, namun hanya di sana tempat yang tidak ada orang dan paling tenang.

Lagi, dugaan Gama kembali salah. Ternyata ada orang lain di sana dan orang itu tidak lain adalah Sandra. "Gue pikir lo ke kantin." Gama meletakan kantong plastic yang berisi gorengan yang dia beli di koperasi sekolah tadi. "Lo mau?"

Tidak perlu gengsi, karena saat ini Sandra beneran lapar soalnya dari kemaren dia tidak makan selain minum air putih, bukan karena diet tapi tidak nafsu. "Jangan kasih tau orang lain kalau kita saat ini tinggal serumah."

"Gila, lo? Seharusnya gue yang ngomong kayak gitu. Di sekolah ini gue yang paling popular dan banyak yang naksir. Lo lihat sendiri baru jam istirahat gue udah disamperin oleh Adek kelas."

Air minum yang ada di tangan Gama di ambil oleh Sandra, kemudian di minumnya hingga habis separoh. "Lo udah tau masalah keluarga gue. Gue minta sama lo nggak menjadikannya sebagai lelucon di sekolah."

"Tampang gue seperti tukang bully, ya?" tanya Gama, kemudian kembali melanjutkan perkataannya. "Mungkin masalahnya beda. Tapi dulu gue pernah juga memberontak kepada Ibu gue untuk di belikan mobil. Aneh, sih. Kalau di pikir-pikir gue nyesal sendiri. Dan gue harap itu nggak terjadi sama lo."

"Gue nggak berniat memberontak." Sandra mengikat rambutnya yang panjang dengan karet yang ditemukannya di lantai, tidak peduli jika karet itu kotor karena rambut Sandra berterbangan oleh angin. "Gue cuma kesal aja."

"Sama aja, ujungnya nanti lo nggak ikhlas jika.. maaf nih ya, Ibu lo kawin lagi. Emang apa salahnya jika Ibu lo kawin lagi? Kita nggak bisa salahkan takdir, kan?"

"Lo bisa ngomong gitu karena nggak berada di pihak gue. Udah deh, jangan buat gue kayak manusia terburuk di dunia ini." Sandra menatap kamera yang ada di tangan Gama. "Punya lo?" tanya Sandra mengalihkan topik pembicaraan.

"Ini?" Gama memberikan kameranya itu kepada Sandra, membiarkan cewek itu melihat hasil fotonya dari sana. "Hadiah dari Ibu gue saat usia 13 tahun kalau nggak salah."

Sandra melihat satu persatu foto yang ada di dalam kamera, dan kebanyakan fotonya adalah hewan, sekolah dan foto seorang cewek. "Ini pacar lo?" Sandra memperlihatkan kepada Gama salah satu foto di mana ada seorang cewek yang sedang tersenyum manis.

"Iya, dia sekarang sekolah di Bandung. Pokoknya kita LDR gitulah."

"Cantik," ujar Sandra dengan tulus. Dan benar jika Ryhana itu cantik, apalagi senyumnya itu mampu memukau banyak orang.

"Hatinya, bukan wajahnya."

"Terserah, tapi masih cantikan gue."

Mereka berdua tertawa, namun tawa itu memudar saat seseorang datang menghampiri mereka. Alike, dengan wajah yang tidak biasa gadis itu menyuruh Sandra pergi dari sana. "Gue mau ngomong dengan Kak Gama."

Melihat situasi yang tegang itu, Sandra memutuskan pergi setelah memberikan kamera kepada Gama. "Gue heran, deh. Setelah semua terbukti lo masih mau ketemu gue?" tanya Gama sambil geleng kepala tentunya setelah Sandra pergi dari sana. "Mau lo apa lagi, Kee?"

Alike mengangkat ponselnya, tadi saat memasuki rooftof Alike menyempatkan diri untuk memotret kedekatan Gama dan Sandra. "Gue nggak tau apa yang akan dipikirkan Hana saat melihat ini."

"Dan gue juga nggak tau, apa yang akan bilang Hana saat tau teman baiknya kayak gini," ujar Gama meniru logat bicara Alike.

"Terserah Kak Gama mau bilang apa. Yang pasti sebelumnya gue udah bilang kepada Ryhana kalau Kak Gama lagi dekat dengan Hinata. Kita lihat, apa yang akan dikatakan oleh gadis itu. Dan satu lagi, sepertinya foto ini kalau di posting bakalan viral satu sekolah."

Gama mendekat kepada Alike sehingga gadis itu terpaksa mundur beberapa langkah. "Sepertinya lo sangat suka dibenci oleh semua orang," ternyata benar dugaannya, jika Alike adalah biang kerok dari kesalahpahaman Ryhana kemaren. "Sayang sekali ya, Kee. Wajah yang begitu cantik tidak sesuai dengan hati."

Bahkan sampai sekarang Gama sangat heran kenapa Alike suka kepadanya padahal Gama selalu berlaku kasar kepada Alike. "Padahal lo bisa milih salah satu cowok di sekolah ini. Nggak perlu repot-repot, ada Faisal yang juga suka sama lo. Kenapa lo masih bertahan sama gue, untuk berpikir jatuh cinta sama lo aja gue nggak pernah."

Alike menarik nafas panjang, andaikan melakukan sesuatu semudah mengucapkannya mungkin saja Alike sudah melakukan itu sedari dulu. "Bukannya gue membenci Kakak, yang ada malah benci diri sendiri."

Jika ada kategori orang bodoh, mungkin Alike termasuk salah satunya. "Tenang saja, perkataan Kakak tidak akan berpengaruh dengan perasaan gue," setelah mengatakan hal itu, Alike pergi meninggalkan Gama. Andai cowok itu tau bagaimana dia bisa jatuh cinta kepadanya sampai melakukan semua ini. Tuhan, ini semua tidaklah adil bagi Alike.

📷

Mungkin part selanjutnya tentang awal mula Alike suka dengan Gama. Kalian semua pasti penasaran, kan? Pokoknya tunggu aja kelanjutan dari cerita ini. Love.

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang