9

167 25 0
                                    

Pengen lihat dia sensara_godaan setan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pengen lihat dia sensara
_godaan setan


🎻

MOS, atau orang bilang masa orientasi siswa. Apa yang ada di benak kamu jika mendengar kata MOS? Mungkin senior yang ganteng dan cantik? Atau senior yang kuat dan sok hebat?

Bagi Ryhana MOS bukanlah masa orientasi siswa lebih tepatnya lagi Masadimana Osismempermalukan Siswabaru. Atau bagi senior yang jomblo, MOS diartikan sebagai ajang mencari gebetan baru. Untung-untung bisa dapat, kalau nggak dapat ya jomblo lagi.

Sebenarnya MOS itu seru dan menyenangkan, hanya saja karena para senior yang sok berkuasa dan suka memplanco junior, menyebabkan MOS menjadi sebuah kegiatan yang menjengkelkan bagi junior dan menyenangkan bagi senior.

Waktu SD tidak ada yang namanya MOS, sedangkan waktu SMP Ryhana tidak dapat mengikutin MOS karena sakit. Jadi pada saat inilah waktu yang tepat untuk mengikuti MOS, walau ada rasa takut, karena Bara adalah wakil MOS. Entah kenapa firasat Ryhana buruk tentang hal itu.

"Hana berangkat dulu, ya Tante." Ryhana menyalami Bella dan di balas dengan kecupan di kening, entah kenapa Bella sangat menyayangi Ryhana bahkan telah menganggapnya sebagai anak sendiri.

"Hati-hati. Kalau ada yang bikin usil sama kamu tinggal bilang aja sama Bara."

"Nggak," ucap Bara yang sedari tadi menguping sambil bertobang dada, dari awal Bara hanya ingin memplanco cewek itu. "Bara bukan bodyguard dia."

"Uang jajan?" Bella paling tau jika Bara sangat takut jika di ancam dengan uang jajan. Hanya itu yang bisa menjadikan Bara sebagai anak yang tunduk.

"Oke. Mama bosnya di rumah ini." Bara pergi meninggalkan Mamanya dan Ryhana, pergi menuju mobil. Toh, cewek selalu benar dan cowok selalu salah, jadi lebih baik mengalah. Anggap saja yang waras mengalah. "Oi. Cepat!"

"Yaudah Tante, Hana pergi dulu. Assalamualaikum." Ryhana melambaikan tangannya sambil berlari mengejar Bara. "Lo ada hutang sama gue," ucap Ryhana setelah menempelkan bokongnya di kursi.

Bara menoleh ke arah ryhana sekilas, namun kembali fokus kepada jalan raya. "Lo udah janji ajarin gue main biola," sambung Ryhana lagi, walau masih saja dikacangi oleh Bara.

Bara memberhentikan mobilnya secara mendadak. "Lo belum turutin kemaun gue."

"Gini, ya. Sebelum lo ajarin gue bermain biola gue nggak akan pernah turutin kemaun lo."

"Terus gue?" Bara kembali membawa mobil itu dengan kecepatan penuh, saat di rambu lalu lintas Bara mengrem mobil itu secara mendadak, saat ini mood Bara sangat buruk karena cewek yang di sampingnya.

Kepala Ryhana sempat terbentur dengan dasbor mobil karena dia tidak menggunakan seatbelt. "Kalau bawa mobil bisa pelan sedikit, nggak?"

Bara menunjuk ke arah lampu merah. "Lo buta?"

"Lo yang buta."

Bara tidak menghiraukan perkataan Ryhana, malahan Bara kembali melajukan mobilnya itu saat lampu merah berubah menjadi hijau. "Gue nggak tau ya Bara. Orang seperti lo..," perkaataan Ryhana terpotang saat Bara menginjak rem mobil, berhenti secara mendadak lagi, untung Ryhana telah menggunakan sealbelt jadi kepalanya tidak terbentur dasbor mobil lagi.

"Turun!"

Ryhana mengernyitkan alis, menatap Bara dengan bingung. "Ha?"

Bara menunjuk ke arah halte, yang dekat dari mereka. "Lo tunggu angkot lewat. Lalu naik angkot itu."

"Lah, kok gitu? Emang gue ada salah sama lo?"

"Mau cari sensasi?"

"Maksud lo apa sih, Bar? Tolong, ya. Kalau ngomong itu jelaskan secara rinci. Lo kalau ngomong jangan terlalu hemat kuota."

Bara memutar bola mata jenuh, malas berdebat dengan Ryhana. "Lo mau dianggap pacar gue oleh orang?"

"Iiiih. Ogah."

"Makanya turun," ucap bara sudah habis kesabaran menghadapi cewek yang ada di sampingnya itu.

"Jangan turunkan gue di sini dong. Setidaknya lo turunin gue saat hampir dekat dari sekolah. Lagian gue nggak punya uang."

Bara mengeluarkan dompetnya mengambil uang beberapa lembar kemudian memberikan uang itu kepada Ryhana. "Sekarang turun!"

"Lo punya pacar, ya? Sampai-sampai takut kayak gini?"

Bara terdiam sejenak, satu nama terpintas dalam pikirannya walau sebenarnya dia dan gadis itu hanya sekedar sahabat. "Ya," jawab Bara.

Ryhana menatap uang yang di julurkan oleh Bara, lalu membuka pintu mobil tanpa mengambil uang itu. "Lo gunakan uang itu untuk operasi mata cewek lo. Mungkin saja matanya bermasalah."

Ryhana turun dari dalam mobil, sebelum menutup pintu mobil, Ryhana menatap Bara. "Atau lo gunakan duit itu untuk beli otak di warung padang." Kemudian membanting pintu dengan keras.

📱

Terima kasih sudah baca cerita ini. Jangan lupa untuk vote, comment dan share cerita ini.

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang