Pecinta janda kesepian
_Geri Jonathan Avandi
Ryhana mencuci wajahnya di westafel. Mata Ryhana memerah sehabis nangis tadi. Demi apapun, Ryhana telah bersumpah akan mengadukan sikap Bara kepada Bella. Tidak peduli jika Bara akan memplanco dirinya lagi, Ryhana akan mengadu kepada Tante Bella lagi biar cowok menyebalkan itu kapok.
Setelah mencuci wajahnya, Ryhana merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah rapi, Ryhana keluar dari dalam toilet. Saat melewati lorong Ryhana melihat seorang cowok yang sedang menelepon. Entah kenapa Ryhana merasa familiar dengan cowok itu.
Ryhana mendekat ke arah cowok itu, merasa tidak asing. Di pegangnnya pundak cowok itu. "Kakak orang yang di gedung sate itu, kan?"
Awalnya cowok itu menatap Ryhana dengan bingung, namun senyumnya kemudian mengembang saat mengetahui siapa yang ada dihadapannya. "Lo Ryhana, kan?"
"Hehehe, iya. Masih ingat gue, ya?"
"Masih, lah. Lo lupa nama gue, ya? Nama gue Geri." Geri menyalami tangan Ryhana secara paksa, bahkan tanpa rasa bersalah Geri malah cengengesan.
"Kakak ngapain di sini? Mojok lagi." Ryhana melepaskan genggaman tangan Geri, tangan Ryhana rasanya mau patah karena tingkah aneh cowok yang ada dihadapannya itu.
Geri mengangat teleponnya, seakan ingin memamerkan sesuatu. "Lagi menelepon calon masa depan gue."
Ryhana mengangguk tanda mengerti. "Kok cuman lewat telepon? Temuin dong biar romantic."
"Gimana MOS-nya? Seru? Kok lo udah keluar aula? Emang udah boleh keluar, ya?" tanya Geri mengalihkan topic pembicaraan.
"begitulah." Ryhana tau jika ucapannya tadi terdengar tidak sopan, tapi cowok itu harus maju bukan menunggu layaknya cewek, tapi sudahlah mungkin Geri mempunyai alasan tertentu.
Geri melihat arloji yang ada di pergelangan tangan. "Lo udah makan? Mau temanin gue makan, nggak?"
"Gimana, ya? Takutnya pacar Kakak malah marah sama gue."
Geri menggeleng, bahkan sampai sekarang hubungannya dengan wanita itu belum memiliki titik terang. "Nggak akan marah. Siapa juga yang akan marah. Pacar lo kali yang akan marah."
Kali ini Ryhana yang menggeleng. "Pacar Hana nggak ada di sini. Kantin di mana? Lapar juga nih."
Geri menunjuk sebelah kanan, lalu berjalan menuju kantin bersama Ryhana. Biasanya Geri sering makan dengan temannya, tapi mereka semua pada sibuk sendiri, jadinya Geri kayak duda kesepian. "Emang pacar lo sekolah di mana? Atau jomblo?"
"Kita LDR. Kak Gama di Jakarta dan gue di Bandung."
"Jadi nama pacar lo Gama?"
Ryhana mengangguk, membenarkan perkataan Geri. Ah, rasanya saat ini Ryhana rindu dengan pacarnya itu. "Namanya keren, kan? Orangnya juga ganteng."