Pada kenyataannya, diri ini masih saja pecundang.
_ Alike Ranjani
📷
Tidak tau lagi harus melakukan apa, setelah mendengar perkataan cowok tadi, Gama hanya diam di aula sambil memperhatikan foto dirinya bersama Ryhana. Para murid baru di berikan waktu untuk beristirahat, jadi Gama bisa berenung di aula. Gama menutupi matanya, tapi kembali terbangun saat Reno temannya datang menghampiri.
"Gila, Gam. Di kantin ada yang berantem, itu teman pacar lo sih Alike," ujar Reno dengan nafas yang memburu. Jarak kantin dan aula lumayan jauh, jadi tidak heran jika nafas Reno bakalan sesak karena berlari, kayak bakalan mati beberapa detik lagi.
"Jangan bercanda lo."
"Sumpah, Gam."
Gama berdiri dari tempat duduknya, berlari menuju kantin sekolah. Dan di sana Gama dapat melihat pertengkaran antara Alike dengan salah satu siswi dan kalau nggak salah orang berkelahi dengan Alike itu adalah cewek yang menghampirinya di toilet tadi, Starla. "Goblok, bukannya di lerai malah di lihatin," amarah Gama kepada kerumunan itu.
Gama mencoba melerai pertengkaran itu, namun bukannya berhenti Starla malah menjadi-jadi. Air yang ada di atas meja di ambil oleh Starla dan di siraminya kepada Alike sehingga baju Alike basah dan memperlihatkan dalemannya. Cowok-cowok yang ada di kantin tentu saja heboh dengan adegan itu.
"Lo bisa hentikan ini, nggak? Kalau lo masih melakukan ini, jangan salahkan gue untuk nyuruh guru mengeluarkan lo dari sekolah," ujar Gama dengan amarah yang memuncak.
"Tapi kak, dia," Starla berhenti berbicara saat Gama melotot kepadanya. Karena kesal di perlakukan seperti itu Starla pergi dari kantin dengan disorakin oleh orang-orang yang ada di kantin.
Setelah Starla pergi, Gama membuka baju yang sedang di kenakannya. Sehingga cowok itu hanya memakai baju daleman. Baju sekolahnya itu di berikan kepada Alike, untuk menutupi pakainnya yang basah sehingga tidak terlihat lagi dalemannya itu. Gama menuntun alike menuju UKS, meminta Reno untuk membubarkan orang-orang yang ada di kantin.
Di UKS, Gama membaringkan tubuh Alike dan menyelimuti gadis itu. "Kok bisa gitu sih Kee? Lo di apain sama dia?"
Alike mencoba untuk duduk, karena tidak nyaman berbaring ke loker UKS. Soalnya bau bantal sangatlah busuk karena nggak pernah di cuci. "Cuma di tampar, di jambak terus terakhir disirami dengan air."
"Gila, lo. Gue dengar lo jago karate. Masa tadi cuman diam aja? Gue nggak akan percaya kalau dia jago takwondo." Gama mengambil air minum di dispenser, kemudian memberikannya kepada Alike. "Lawan dong, Kee. Lihatin jiwa laki-laki lo."
"Sialan. Pasti Ryhana ngomong aneh tentang gue. Punya teman kok bangsat, ya?"
"Jangan gitu, dong. Pacar gue tuh." Gama terdiam, kembali teringat dengan perkataan cowok tadi. "Kayaknya Hana punya pacar baru, deh. Atau gue yang salah paham?"
"Lah, kenapa?"
"Nggak tau. Tadi saat gue nelepon Hana, malah cowok yang ngangkat. Masa iya Hana ceroboh kayak gitu?"
"Hana emang ceroboh kayak gitu, mungkin aja memang selingkuhannya," ujar Alike sambil tertawa, sayangnya perdetik kemudian tawa Alike berhenti saat melihat ekspresi tidak suka dari Gama. "Bercanda. Kagak mungkin Ryhana selingkuh lagian tuh bocah nggak bisa hidup tanpa Kak Gama."
"Serius, nih?"
"Iya masa gue bohong," ucap Alike mencoba meyakinkan, walau ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. "Percaya sama gue,"sambungnya.
Seseorang memasuki UKS, tanpa permisi orang itu menarik tangan Gama agar keluar dari dalam UKS. "Gila, Gam. Cewek tadi ngamuk di parkiran. Kayaknya mau bakar sekolah. Tapi nggak masalah juga, berarti libur."
"Serius lo?"
"Masa gue bercanda. Malahan motor lo yang jadi sasaran empuk dia."
"Gawat, cicilan tuh motor belum lunas." Gama berlari menuju parkiran, tidak ingin motor kesayangannya yang di beli pakai uang sendiri harus mengalami nasib buruk oleh gadis tadi. Dan benar saja, di parkiran sudah banyak orang berada di sana. Hal pertama yang dilihat oleh Gama adalah motornya sudah hilang ban depannya. "Kenapa kalian cuma lihatin doang?"
Gama berlari menuju motor kesayangannya itu. Motor yang baru saja di beli dengan mencicil sekarang telah hilang bannya. Gama mencari dalang dari semuanya, dan dia melihat seorang cewek yang sedang tertawa puas. "Lo psikopat, ya?"
"Gue? Seharusnya cewek yang kak Gama tolongin tadi yang psikopat."
Satu alis Gama terangkat, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Starla. Emang apa yang membuat gadis itu membenci Alike? Pasalnya Alike tidak berbuat salah kepada dia. "Lo kenapa, sih? Pokoknya gue minta sama lo untuk perbaiki motor gue. Baru beli bulan lalu, cicilan bahkan belum lunas."
Starla mendekat kepada Gama, memberikan ponselnya kepada gama. "Sudah gue bilang, yang berperilaku bangsat di sini bukan gue tapi Alike."
Ponsel itu di ambil oleh Gama, di sana terlihat jelas jika Alike mengirim pesan kepada Starla seperti ini.
Lo gagal, lo mati.
Sudah gue bilang, jangan gagal.
"Hoax." Gama melempar ponsel itu kepada pemilik asalnya, untung saja Starla berhasil menangkapnya jika tidak mungkin saja ponsel itu akan pecah.
"Terserah kalau kak Gama percaya atau tidak. Suatu saat kak Gama akan tau kebenarannya." Starla terdiam saat guru datang mengampirnya, kemudian membawa gadis itu menuju ruangan BP untuk dimintai keterangan.
"Sialan," ujar Gama, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di kantakan oleh Starla. Mungkin Gama bisa saja tidak percaya dengan omongan, tapi Starla mempunyai bukti dan sepertinya itu benar. Jika saja itu benar, untuk apa Alike melakukan itu?
📷
Oke, menurut kamu siapa yang akan dipercaya oleh Gama? Alike atau Sandra? Kalian bisa komen di sini.
Jangan lupa untuk vote, comment dan share cerita ini. Bagi yang belum follow harap follow akun aku terlebih dahulu agar tidak ketinggalan cerita. Love.