25

87 16 1
                                    

Aku capek menyukai orang yang sudah menjadi milik orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku capek menyukai orang yang sudah menjadi milik orang lain.
_Dan masih berharap
🎻

Bara berlari menuju kelas Caramel. Ini sudah hari ke lima gadis itu belum juga pulang, bahkan Bara tidak dapat menghubungi Caramel karena nomor gadis itu tidak aktif. Bara juga sempat datang ke rumahnya tapi ternyata gadis itu tidak ada di rumah, bahkan Bara sempat mengirim pesan kepada ibunya Caramel tapi tidak ada balasan. "Shin, udah dapat kabar dari Ra?"

Shintya menyandarkan tubuhnya ke kursi. Sekarang jam istirahat tapi Shintya lebih memilih bermain ponsel di kelas dari pada berkumpul dengan temannya yang lain. Semenjak Caramel pergi ke Jakarta, Shintya udah kayak cewek bego nggak tau harus melakukan apa. "Nggak."

"Shin, jangan bohong sama gue. Pasti Ra kasih kabar sama lo, kan?"

Shintya memberikan ponselnya kepada Bara. Bahkan Shintya sudah mengspam Caramel namun tidak ada balasan satupun. "Jangankan untuk balas chat gue, dia on aja kagak. Bahkan gue udah DM dia di instagram tapi tetap aja nggak ada balasan."

Bara mengembalikan ponsel itu kepada pemilik asalnya setelah memastikan jika ucapan Shintya benar. "Nanti kalau Ra kontakin lo, kabarin gue."

"Iya, lagian duluan lo di kontakin oleh Caramel. Tapi, Bar. Kenapa nggak lo jengukin aja Caramel ke Jakarta?"

"Gue cabut." Bara tidak menghiraukan pertanyaan Shintya, dia hanya berlalu pergi tanpa mengucapkan terima kasih. Kalau bisa sejak awal Bara ingin menjenguk Caramel ke Jakarta, tapi Bara tidak tau di mana keberadaan gadis itu saat ini.

Bara memilih kembali ke ruang OSIS, saat itu pula Bara berpapasan dengan Ryhana yang sedang bersama kedua sahabatnya. "Kak Bara," ujar Ryhana. Hanya di sekolah saja Ryhana memanggil Bara dengan sebutan kakak, kalau di rumah panggilan Bara adalah cowok sialan.

Bara berhenti, menatap Ryhana tidak peduli seakan tidak ada orang di hadapannya karena yang dipikirkan oleh Bara saat ini adalah Caramel.

"Terima kasih, udah bilang sama teman kakak, agar minta maaf sama gue," sambung Ryhana.

"Caper."

"APA?" amarah Ryhana langsung melonjak naik saat di bilang caper oleh Bara. "Apa maksud lo bilang gue caper?" Ryhana tidak peduli jika image-nya buruk di hadapan temannya. Entah kenapa saat ngomong dengan Bara, emosi Ryhana tidak dapat dikontrol.

"Emang benar kalau lo caper di hadapan gue. Norak tau, nggak?"

"Hei, udah untung gue minta terima kasih sama lo. Atau baru pertama kali ini cewek deketin lo? Pantas aja, kaku."

"Apa lo bilang? Tampang lo itu di bawah standar gue? Tau nggak?" bahkan Bara juga tidak peduli jika image coolnya hilang di hadapan adek kelas. Kalau berhadapan dengan Ryhana bawaannya pengen marah terus.

"Lo emang menyebalkan, pantas nggak ada yang mau sama lo. Makanya jadi cowok harus baik dikit."

"Lo naksir sama gue? Dari tadi ngode terus. Murahan," ujar Bara lalu pergi begitu saja meninggalkan Ryhana. Dari pada berurusan dengan Ryhana lebih baik Bara mencari kabar Caramel.

Distance Between Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang