Entah kenapa beberapa hari ini Bella dan suaminya sangat jarang berada di rumah. Sangat sering Bara dan Ryhana berada di rumah berdua. Kadang ada pembantu di siang hari namun di malam hari dia telah pulang ke rumahnya.
Jika hari telah malam, Ryhana selalu saja berada di dalam kamar tanpa keluar walaupun dia kelaparan. Biasanya di kamar Ryhana teleponan atau vidio call dengan Gama, namun Gama tadi sempat mengirim pesan kepadanya yang mengatakan tidak bisa menghubungi karena ada begitu banyak tugas, dan Ryhana mencoba memaklumi.
Sebagai penggantinya Ryhana mencoba menelepon Alike, sayangnya tidak diangkat. Semenjak Ryhana sekolah di Bandung, dia sangat jarang kontakan dengan Alike padahal dulu mereka berteman dekat. Akhirnya Ryhana menelepon Maminya.
"Mi, Hana mau pindah sekolah."
[Loh, kenapa?]
"Nggak papa, Hana malas sekolah di sini. Pokoknya Hana mau sekolah di Jakarta aja, Mami tinggal siapin surat pindahan Hana."
[Nggak bisa, Mami nggak setuju jika kamu pindah. Ini udah semester dua, dan kamu mau pindah? Cuma dua tahun lagi kamu berada di sana. Sabarin aja menghadapi hidup tanpa Mami, lagian kamu juga yang minta ingin sekolah di sana.]
"Walaupun Mami larang Hana, tetap saja Hana bakalan pindah sekolah."
[Silahkan, sekalian biayai uang sekolah kamu. Mami udah capek banting tulang buat kamu, eh kamu malah mengecewakan Mami.]
"Kok mami malah curhat, sih? Salah Mami juga yang nggak bilang kalang di rumah Tante Bella ada anak cowok."
Terdengar di seberang sana soffie yang sedang menarik nafas panjang. [Terserah kamu mau bilang apa. Sampai kapan pun Mami nggak setuju jika kamu pindah sekolah.] setelah itu Soffie mematikan telepon secara sepihak.
"Halo, Mi. Mami, halo halo. Iiihh, pake di matikan segala lagi, pengen marah tuhan." Ryhana melempar ponselnya namun kembali mengambilnya saat ada notifikasi masuk dari Gama.
Gama Refsly
Besok pagi kamu sekolah, jangan tidur kemalaman. Maaf tidak bisa menelepon kamu.
Seberapa sibukkah Gama sehingga tidak bisa menghubungi Ryhana? Beberapa hari ini Ryhana tidak mendapatkan informasi dari Gama, karena Alike sebagai mata-matanya tidak dapat di hubungi. Entah kenapa Alike telah hilang di telan bumi, bahkan Ryhana sudah mencoba menanyakan kepada Gama dan balasan cowok itu tidak tau.
Karena bosan, Ryhana memilih keluar kamar untuk mencari makanan. Di ruang tamu, Ryhana melihat Bara yang sedang menonton film horror sedirian. Ryhana pengen nonton film horror, tapi mengingat kondom kemaren, Ryhana mengurungkan niatnya.
Di dapur, Ryhana mengambil air dingin di dalam kulkas. Ryhana baru ingat saat ini dia lagi diet karena berat badannya naik dua kilo. Ryhana meneguk saliva melihat cemilan kesukaannya berada di dalam kulkas.
"Ngapain lo keluar kamar?" tanya Bara yang sedari tadi sibuk melihat tingkah Ryhana.
"Terserah gue dong. Kenapa juga lo yang sewot kalau gue keluar dari dalam kamar."
"Karena lo introvert." Bara mengambil cemilan yang sejak tadi di perhatikan oleh Ryhana. "Ngurung diri dalam kamar, kenapa nggak jadi tarzan aja? Tinggal di hutan."
"Lo bilang apa?" Ryhana menggenggam tangan Bara dengan erat sebelum cowok itu pergi kembail menonton film horror.
"Nggak ada, gue cuma mau bilang, lo mau ikut nonton film horror dengan gue?" kalau Bara mengulang kembali perkataannya, Ryhana pasti bakalan mengamuk besar.
"Gue takut lo kembali menyembunyikan barang sialan kayak kemaren lagi."
"Gue udah jelaskan tentang barang itu, kenapa lo mengungkitnya kembali?" padahal pelajaran biologi tentang system reproduksi, Bara tidak mendengarkan guru menjelaskan di depan kelas. Malahan Bara asik tidur di belakang kelas dengan mendengarkan music. Mungkin cuman Edgar yang paling semangat dengan pelajaran itu.