Tak apa jika rindu harus ditahan,
Namun tak mungkin tidak ada apa-apa dibalik celah kecil,
ketika rindu dihapus kehadiran yang lain
Pagi ini aku telah berada di kantor. Ya, semalam kak Arvino bisa tidur nyenyak dan tadi pagi dia kelihatan lebih segar, sehingga aku bisa ke kantor.
"Lu kemana hayo ama Xmantan?" senggol Kak Gita.
"Gue gak enak badan kemarin Kak," tuturku ngeles.
"Ada kebohongan di mata lu, adekku...." tutur Kak Rena.
"Ya Tuhan, kakak-kakakku ini pintar sekali. Gue nemenin kak Arvino lagi sakit doi di Rumah Sakit,"
"Ha, sakit apa?"
"Kak Gita pelanin suara lu. Doi tipes,"
"O, pantesan. Tapi, bisa sakit juga ya tu doi. Terus sekarang gimana?"
"Udah mendingan sih, makanya aku masuk. Tapi doi masih di Rumah Sakit,"
"Ogitu. Cieee terus romantis-romantisan gitu dong di sana?" Goda Kak Rena.
"Romantisan ama doi?! Dalam mimpimu, Kak! Ya gaklah, adanya ngurat!"
"Eh, tapi doi besok ke Sulawesi ya?"
"Ya gaklah, Kak..."
"Tapi gue tadi lihat sekretaris doi ngeissued tiket doi besok ke Sulawesi,"
"Serius Kak?"
"Iya, besok jam 13.00,"
"Gue sih kemarin dikasih tau dia bakal berangkat, tapi gue larang karena masih sakitkan. Awas aja beneran berangkat!"
"Cieee khawatir gitu,"
"Gak khawatir. Cuma lagi sakit manjanya minta ampun!"
"Cieee manjaaaa,"
"Udah dong Kak ,berhenti menggoda aku...."
***
Pulang kerja kali ini, aku dijemput pak Rahmat dan diantarkan ke Apartemen.
"Mommy!" Radka memelukku.
"Anak mommy! Mommy kangen. Radka sehat?"
"Ya mommy,"
"Alhamdulillah. Mommy mandi dulu ya, setelah itu kita makan,"
"Daddy?"
"Daddy sudah baikan kok sayang, tinggal pemulihan,"
"Oke mommy. Radka rindu daddy,"
"Doain daddy cepat sembuh ya."
***
Setelah mandi, aku dan Radka menikmati makan malam bersama. Kemudian bermain sebentar dan tidur. Sudah lama sekali rasanya aku tidak tidur senyenyak ini.
Pagi ini, aku mengenakan setelan kerja seperti biasanya dan kembali menuju kantor tempat magangku. Sedari pagi ini aku disibukkan dengan banyak berkas yang harus aku kerjakan, nasib anak magang disini seperti karyawan kantor yang lain sepertinya.
"Aeera, lu jangan kaget ya!" tutur Kak Gita yang baru keluar dari ruangan pak Fino.
"Kenapa, Kak?"
"Lu tau didalam ruangan pak Fino ada siapa?"
"Ya gak taulah Kak. secara pak Fino datang lebih awal dari kita semua dan gak keluar dari ruangan itu sedari tadi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Without LOVE (END)
RomanceFULL CHAPTER (49) Cinta tulus itu menerima tanpa memandang perbedaan. Lalu apa yang salah dengan sepasang kekasih yang saling mencintai tapi berbeda keyakinan? Aeera memutuskan menerima sebuah pertunangan dengan Arvino, seorang duda dengan jabatan C...