DUA DELAPAN

4.5K 178 0
                                    


Cinta itu terkadang terasa tidak adil,

Saat hati berbalas, justru hati mengharapkan cinta yang lain...

"Mom, bangun Mom...." ujar suara itu membangunkanku dari tidur.

"Kak," ujarku menatapnya.

"Hp Mommy berdering terus,"

"Angkat aja Kak. Aku ngantuk banget,"

"Sudah Daddy angkat Mom, katanya dari pak Fino Leader Mommy di Kantor,"

Kantukku berasa hilang seketika mendengar omongan aneh yang keluar dari mulut kak Arvino. Agak terdengar menggelikan dia bicara seperti itu padaku. Aku menatapnya lagi sebelum akhirnya merebut Hp dan langsung bicara, namun kak Arvino secepat mungkin menarik Hp itu dan menekan tombol loudspeaker pada Hp ku. Aku hanya bisa menarik nafas melihat sikapnya yang kelewat kepo.

"Maaf Pak. Ada apa ya Pak?"

"Aeera maaf saya ganggu waktu kamu. Saya mau infokan saja besok hari Minggu kamu harus ikut ke Bekasi ya dengan saya dan Gita. Ada hal urgent yang perlu ditinjau di sana. Dan saya ingin kamu tau juga tentang seluk beluk Perusahaan cabang di sana. Besok Jam 08.00 WIB sudah di Kantor ya,"

Dan ku lihat mulut kak Arvino berkomat kamit tanpa suara. Ya, pada intinya dia minta aku tidak hadir.

"Baik Pak!" tuturku mematikan telfon itu.

"Kamu gak dengar saya udah bilang gak?! Kenapa kamu mengiyakan?" Kak Arvino tampak kesal.

"Ya Kakak kenapa main angkat telfon aku?"

"Hp kamu ketinggalan di kamar dan itu sangat berisik. Saya terganggu makanya saya angkat. Bukan itu permasalahannya, kenapa kamu bilang bisa ke Fino?"

"Ya apa yang salah?"

"Saya bilang kan gak!"

"Ya kenapa saya harus bilang gak?! Pada kenyataannya besok saya bisa!"

"Besok itu bakalan ribet. Harusnya kamu istirahat saja di rumah. Kamu tau kenapa kamu diajak? Itu pasti karena karyawan yang lain pada gak mau. Karena mereka mikir minggu itu jatah untuk libur, istirahat!"

Aku benar-benar tidak percaya dengan kak Arvino,

"Jadi menurut Kakak aku gak mikir? Dan menurut Kakak kalau Karyawan yang lain mau, aku gak bakalan diajak ke sana? Kakak benar-benar memandang kemampuanku serendah itu?!"

"Bukan gitu Mom. Besok Minggu kamu bisa jalankan dengan cowok kamu itu," ujar kak Arvino dengan nada yang berubah nyaris tak terdengar.

"Makasih sekali Daddy untuk perhatiannya!" ujarku kesal dan meninggalkan dia di ruang Tv bersama Radka yang masih lelap tertidur.

Aku menaiki kasur di Kamar Kak Arvino dan terlelap di sini. Aku hanya butuh tidur dan tidak ingin memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak terlintas di kepalaku.

***

Entah sudah berapa lama aku tertidur, yang aku tau saat terbangun, aku melihat kak Arvino sudah rapi dengan kemeja merah dan celana jinsnya dan dia kelihatan sangat menarik,
Yaampun! Kenapa aku ngelantur gini bangun tidur?!

"Rapi amat!" Sewotku bangun dari tidur dan seketika aktivitas kak Arvino di depan laptopnya terhenti dan menatapku.

"Mommy udah bangun?" tanyanya masih saja memanggilku seperti itu.

"Geli tau gak sih denger Kakak ngomong gitu!" Kesalku.

"Ya makanya dibiasakan,biar gak geli tapi bikin ketagihan!"

Home Without LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang