Kepastian yang ditunggu terbungkam oleh takdir.
Aeera:
Sayang, are you oke?
Aku terus memandang hpku, sudah sedari siang hingga selarut ini chatku tidak juga mendapat balasan dari Charles. Dia tidak pernah semarah ini padaku. Dia lelaki yang tidak pernah mendiamiku lebih dari dua jam dan kini lihat aku sedalam itu menyakitinya hingga dia mengabaikanku hampir 24 jam.
"Mommy, Radka boleh masuk?" tanya suara itu dengan sebuah kemunculan kepala mungil.
Radka sudah benar-benar menganggapku seperti mommynya, karena saat dia ditinggal Kak Tya dia masih berusia sekitar 4 tahun dan itu masih terlalu dini bukan untuk mengerti makna kematian. Hingga kini dia sudah berusia 6 tahun dan sudah bersekolah di TK. Tentu saja aku selalu mengabaikan dia dan tidak bersikap manis padanya, namun sikapnya yang lucu dan gemas itu terkadang justru selalu menghiburku.
"Masuklah sayang," ujarku kemudian menyalakan kembali lampu kamarku dan menepuk kasur disampingku.
Anak kecil ini kini sudah berada disampingku dan berbaring,
"Mommy, kapan Daddy pulang? Aku rindu," ujarnya kemudian.
"Weekend ini daddy akan pulang sayang," tuturku mengusap kepalanya.
"Mommy, apakah Mommy menyayangiku?" tanyanya tiba-tiba menghentikan pergerakan tanganku di kepalanya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"
"Kata teman-temanku di Sekolah, mommy dan daddy tidak menyayangiku," ujarnya menatapku nanar.
"Sayang, mereka cuma menghasutmu. Sudah malam sekarang kamu tidur ya," ujarku kemudian menarik selimut dan menyelimutinya.
Pertanyaan tadi sebenarnya sangat aku benci. Aku sangat menyayanginya dulu, saat Kak Tya masih ada. Tapi kini, semenjak harus menjadi calon ibu sambung buat dia dan merasa rencana hidupku dan Charles semakin rumit aku merasa sayangku pada lelaki kecil ini hilang entah kemana. Hanya rasa kasihan yang membuatku bertahan dirumah ini.
***
Mentari pagi menjemput, aku terbangun karena bocah kecil ini terus membangunkanku,
"Mommy hari ini aku pentas seni. Mommy akan datang bukan? Nanny bilang mommy pasti akan hadir karena hari ini hari sabtu, mommy libur!" ujarnya bersemangat.
"Sayang, sekarang kamu siap-siap ya dibantu nanny. Nanti mommy pasti menyusul,"
"Mommy janji kali ini tidak akan mengecewakanku?" tanyanya.
"Radka kamu tidak sopan bicara seperti itu pada mommy. Kalau mommy ada waktu mommy pasti akan datang!" Kesalku.
Diapun hanya berdiam di tempat tidurku, keceriannya hilang. Dia hanya tertunduk lesu. Ini memang bukan kali pertama dia memintaku hadir di sekolahnya untuk menyaksikan berbagai pertunjukan sekolahnya dan sekalipun aku memang tidak pernah datang. Dia selalu menunjukkan wajah kekecewaannya saat berangkat ke sekolah karena tau aku tidak akan hadir, namun saat pulang sekolah dia akan kembali ceria lagi seperti biasanya. Jadi, apa yang harus ku khawatirkan?!
***
"Nanny, saya sudah berulang kali bilang. Jangan pernah menjanjikan sesuatu kepada Radka tentang saya. Kamu digaji disini untuk mendampingi Radka. Tolong saksikan pertunjukan Radka!" tuturku marah pada nanny Radka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Without LOVE (END)
RomanceFULL CHAPTER (49) Cinta tulus itu menerima tanpa memandang perbedaan. Lalu apa yang salah dengan sepasang kekasih yang saling mencintai tapi berbeda keyakinan? Aeera memutuskan menerima sebuah pertunangan dengan Arvino, seorang duda dengan jabatan C...