Lelaki bertindak dengan ototnya,
dan wanita bergerak melalui kata.
Otot dan kata dua hal yang tidak akan pernah berbicara.
Aku terbangun dan melirik kiri kanan sudah kosong dan jam di nakas sudah Pukul 11.00 WIB, itu artinya? Aku segera berlari keluar kamar dan menerobos masuk ke kamar depan.
Kosong!"Xmantan lu udah balik tadi Subuh waktu lu masih ngorok. Lu nya dibangunin susah banget!" tutur kak Gita di belakangku.
Aku berjalan lesu menaiki tempat tidur di kamar ini. Aku masih masih bisa merasakan kehangatannya yang hadir di sini,
"Jujurlah pada diri sendiri Aeera," ujar kak Gita menatapku.
"Buat apa aku harus jujur Kak? Dia juga sudah pergi. Dia hanya menjadikanku pelabuhan. Kapanpun kapalnya bisa berlayar,"
"Pelabuhan sekalipun bisa menjadi rumah untuk dia pulang setelah berlayar. Itu semua kamu yang menentukan. Apakah kamu hanya akan jadi persinggahan atau rumah!"
"Selama dia masih bertunangan aku hanya akan jadi pelabuhan Kak,"
"Kalau gitu kamu tutup saja pelabuhan itu, jangan biarkan kapalnya singgah. Sekarang kamu mandi dan ayo kita bersiap-siap jalan-jalan, setelah itu antarkan aku dan Gita ke Bandara. Jangan sedih terus," Ujar Kak Rena yang seketika muncul.
"Ya," ujarku kemudian keluar dari kamar ini.
***
Seminggu berlalu dan malam ini akan diadakan pesta bujang Charles. Karena besok dia akan menikah dengan wanita pilihan orang tuanya,
"Aeera, andai sekali saja kamu mengatakan ingin kembali padaku. Aku akan meninggalkan semua ini,"
"Charles, please! Ini yang terbaik. Kamu gak lihat betapa bahagia kedua orang tua kita saat kita memilih mereka. Aku dan kamu sama-sama bisa merasakan memiliki dua orang tua. Bukankah itu lebih indah?"
"Entahlah Aeera. Semoga pernikahan ini benar jalan yang terbaik,"
"Percaya Charles ini yang terbaik karena pilihan orang tua kamu,"
"Aku gak tau. Aeera semua terasa sangat aneh. Kita membina hubungan 8 tahun tapi harus berakhir dengan seperti ini?! Aeera ini terakhir kali aku katakana dan kamu harus tau, aku melakukan semua ini hanya untuk kebahagiaan kamu dan Orang tua kita. Aku melakuakn ini semua untuk kamu, sementara kamu melakukan ini karena rasa kamu telah berpaling," Charles menitikkan air mata itu.
"Charles,"
"Maafkan aku Aeera. Aku masih saja seemosi ini. Apa aku tidak jahat menjadikan wanita yang akan aku nikahi menjadi pelampian nantinya?"
"Tidak. Dia bukan pelampiasan Charles, dia orang yang akan membuat kamu mencintai dia,"
"Aeera," Charles terus saja memanggil namaku dengan linangan air mata.
"Ya," ujarku menatapnya lekat dan menghapus air matanya.
"Aeera beri aku pelukan sayang untuk terakhir kalinya sebelum esok aku akan menikah," pintanya menatapku.
"Tentu! Ini pelukan untuk sahabat terbaik dalam hidupku selama ini. Orang yang selalu di sampingku dan tidak akan pernah aku lupakan," ujarku memeluk hangat Charles.
"Jangan lai kamu gantikan posisiku. Cukup aku menjadi sahabat kamu, jangan dikurangi lai porsi aku di dalam hidup kamu,"
"Iya, aku tidak akan pernah menggeser posisi kamu sebagai sahabat terbaikku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Without LOVE (END)
RomanceFULL CHAPTER (49) Cinta tulus itu menerima tanpa memandang perbedaan. Lalu apa yang salah dengan sepasang kekasih yang saling mencintai tapi berbeda keyakinan? Aeera memutuskan menerima sebuah pertunangan dengan Arvino, seorang duda dengan jabatan C...