TIGA PULUH

4.9K 175 0
                                    


Cinta itu tidak mungkin bisa terbagi,

Aku hanya keliru memanggil sayang dengan nama cinta

"Mommy, kenapa senyum-senyum?"
Aku tersadar dengan sapaan kak Arvino yang sudah duduk di jok kemudi.

"Gak ada. Emang aku gak boleh senyum?"

"Boleh Mommy," ujar kak Arvino menjitak jidatku.

"Apa-apaan ini main jitak terus!" Tuturku mengusap jidatku.
"Suka-suka aku!"

"Mommy, Daddy... kalian lupa ada anak ganteng di belakang? Ayo, Radka mau ke Departement Store."

"Departement Store?" tanyaku dan kak Arvino berbarengan melihat Radka.

"Iya!"

"Radka mau beli baju baru?" tanyaku.

"No!"

"Terus kita ngapain ke sana?"

"Ayo ke Departement Store yang terdekat dulu aja Daddy, Mommy. Kenapa sih orang dewasa banyak tanyanya. Radka gak mau ahg jadi dewasa!"

"Hei Boy, kamu gak mau kenalan sama wanita cantik. Kalau sudah dewasa kita bisa kenalan dengan wanita cantik manapun,"

"Yaampun Daddy! Jangan didengerin Radka. Dewasa bukan hanya untuk kenalan dengan wanita cantik." ujarku menjewer telinga kak Arvino.

"Sakit Mom...."

"Rasain Daddy. Hahaha!" Radka dan aku tertawa bersama.

"Ya baiklah kalau sekarang kamu menjadi timnya Mommy. Daddy sekarang akan ngambek sebelum kalian berikan Daddy kecupan di pipi,"

"Daddy ambekan! Baiklah, ini ciuman dari Radka. Muaach!" Radka mencium pipi kak Arvino.

"Mommy, ayo biar kita segera berangkat!" tutur Radka.

"O, maksud Daddy. Radka aja yang ciu,." tutur kak Arvino menggaruk tengkuknya.

"Gak boleh gitu Daddy. Mommy pasti maukan. Apa salahnya coba? Radka lihat tante Nesya cium pipi Daddy waktu berpamitan pulang. Lalu kenapa Mommy gak boleh cium Daddy?" tanya Radka yang sangat cerewet.

"O, jadi Daddy udh main sun kiri kanan sama dia!" tuturku kesal sembari memperbaiki dudukku menghadap ke jalan.

"Bukan gitu Mom. Itu hanya cium pipi biasakan,"

"Udah jalan!" tuturku sewot.

"Radka, Mommy kamu beneran cemburu sepertinya!" tutur kak Arvino lagi.

"Kalau Mommy cemburu, kenapa Daddy dan Mommy tidak menikah saja? Biar nanti kalau Radka terbang dengan pesawat, Radka bakalan senang karena Mommy dan Daddy bersatu,"

"Sayang, Radka hari ini sangat cerewet. Mommy pengen sun Radka aja. Tante Nesya gak pernah kan sun Radka?"

"Gak Mom. Radka gak kasih izin!

"Bagus. Jangan mau dicium orang sembarangan!" tuturku melirik kak Arvino yang hanya tersenyum kemudian mengusap punggung tanganku.

"Maafin. Gak aku ulangi lagi," tuturnya.

"Kita lihat saja. Ayo jalan!" tuturku.

Sepanjang jalan kami bertiga bernyanyi dengan riang.

Bintang kecil di langit yang tinggi
Amat banyak menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada.

Home Without LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang