Senja Tenggelam di Mata Bunda

3.7K 52 5
                                    

Tambahkan di daftar bacaan kalian ya Readers.
Cerita baru aku.
Thankyu
***

Matamu beranak kesedihan,
Cahayanya tampak redup,
Keriput matamu menutup misteri,
Air mata itu menggenang dalam keyakinan,
Senja seakan mengelabui dunia nyatamu, Bunda.

Aku hadir untuk melukiskan arti sebuah pandangan. Pandangan yang kita punya itu bisa berakibat pada aksi dan reaksi orang di sekitar. Kita bisa saja memberikan pandangan manis pada kesalahan orang lain, atau malah pandangan hina pada kebaikan  orang lain.
Tapi, pernahkah kita bertanya apa akibat dari pandangan orang lain yang menghakimi tindakan kita?!

Ini bukanlah sebuah kisah yang harus berakhir dengan bahagia dan bukan pula cerita yang akan berakhir dengan sedih. Setiap orang berharap dengan sebuah kebahagiaan begitupun bagiku dan Bunda.

Usianya tidak bisa dibilang tua dan juga tak bisa dikatakan muda lagi untuk seorang wanita berusia 40 Tahun. Semangatnya tidak pernah mati, meskipun air matanya membanjiri kehidupannya yang pahit, dia tetap kokoh seperti kayu api  yang tak pernah habis. Dia menyemangati ku. Perlakuannya bisa saja seperti operator 24 Jam yang selalu mengawasi ku.
Apa yang salah dengan perlakuan manis Bundaku? Dia hanyalah seorang janda pengidap penyakit mematikan dengan kenangan pahit yang ditorehkan mantan suaminya. Jadi, tentu saja dia hanya selalu ingin menghabiskan harinya dengan aku,anaknya.

Pandangan orang tak bisa kita ubah, gula pasir yang selalu manis bisa saja menggigit lidah ketika ada semut bersembunyi di dalamnya. Begitulah hidup.
Aku membiarkan teman-teman ku memanggilku "Bunda!" Aku tau, mereka terus membuliku karena aku tidak pernah bergaul dengan mereka di luar jam sekolah. Namun, mereka tidak pernah tau apa yang sedang aku perjuangkan.
Dan ku rasa pandangan mereka biarlah menjadi cerita fiksi bagi kesenangan mereka.
Bagiku, pandangan Bunda lebih indah.
Setiap hari Bunda hanya melihat kegelapan dalam hari-harinya. Dia seakan selalu diselimuti senja yang tak pernah ditemani mentari ataupun  bintang dan bulan.
Karena itu aku hadir dalam mata Bunda.

Ada Bunda, tentunya juga ada cerita aku  dan dia.
Dia itu seorang lelaki, lebih tepatnya senior di Sekolah yang berbeda denganku dan pertemuan kami terjebak karena namaku.
Parahnya pertemuan kami dihadiahi dengan satu kamar, dan dia terus saja menyalahkan namaku!

Apa yang akan dilakukan Senior ini padaku?
Bagaimana aku melewati hariku bersama Bunda?
Pandangan apa yang akan ku terima?
Akankah aku kuat dengan kenyataan ini?!

Home Without LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang