DELAPAN BELAS

4.8K 189 0
                                    


Apa hal yang paling kalian rindukan dari keluarga?

Bukankah senyum kedua orang tua itu adalah surga dunia?

Aku dan kak Arvino memasuki kafe dan tentunya aku menggandeng kak Arvino karena kasihan,

"Aeera kamu benar-benar menggandeng saya seperti aki-aki,"

"Hahaha! Udah kak nurut aja. Ntar jatuh gak lucu!" kami kemudian masuk dan duduk di meja nomor 16 kesukaanku.

"Kak, cobain deh nasi goreng seafood di sini juara!"

"Sepertinya setiap bersama kamu gak jauh dari nasi goreng ya?"

"Hahaha! Cobain aja, Kak. Ini menu anak milenial!"

"Yaudah saya ikut kamu aja menunya," tutur kak Arvino.

"Enakkan Kak di sini? Selain tempat yang nyaman, makanan enak dan hal yang paling aku suka yaitu live music,"

"Iya Aeera, tempatnya nyaman...."

"Yaaa," tuturku senyum

"Sebentarya Aeera, saya baca email via hp dulu boleh?"

"Iya, tapi sebentarya!"

"Iya, jangan cemberut!" tuturnya sembari menjitak jidatku seperti biasa.

BYUUUUURRRR!

Kami semua kaget! Segelas air mineral diguyurkan pada kak Arvino yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Charles?!" tanyaku kaget dan melihat dia bersama Tere.

"Kebuktikan sekarang kamu beneran jalan dengan om-om?!" tutur Charles dengan nada mengejeknya.

Aku memperhatikan kak Arvino masih diam duduk sambil menahan emosinya,

"Charles, apa yang kamu katakan itu gak benar!" kesalku.

"Gak benar?! Aku bukan cuma sekali melihat kamu bersama dia. Aku sudah melihat kamu beberapa kali jalan sama dia!" maki Charles.

"Kamu bisa tanya baik-baikkan saya siapa," tutur kak Arvino kali ini berdiri.

"Gak perlu. Saya sudah lihat. Belum cukup ternyata teguran saya semalam?!"

"Tunggu, jadi kamu yang bikin,"

"Ya, selingkuhan kamu gak bilang kalau semalam dia kuberi peringatan!"

"Keterlaluan kamu Charles! Kamu benar-benar berubah!" kesalku.

"Kamu yang berubah Aeera!" geram Charles hendak memukulku namun dihalangi kak Arvino.

"Ayo kita pulang Aeera!" kak Arvino menarikku.

"Bangsaaat!" teriak Charles.

***

Kami memasuki mobil dan mobilpun melaju membelah kota Jakarta.

"Kakak kenapa gak bilang kalau semalam Kakak ketemu dia?!" aku melampiaskan amarahku pada kak Arvino.

"Buat apa saya bilang itu Aeera? Dia seperti itu karena cemburu,"

"Tapi Kakak diserempet, dia benar-benar sudah bersikap diluar nalarnya. Kalau Kakak kenapa-napa gimana?! Aku benar-benar kecewa dengan dia...." aku kemudian terisak dan didekap kak Arvino, "Maafin aku ya Kak. Kakak jadi gini gara-gara dia,"

"Sudahlah Aeera, saya baik-baik saja. Dia masih terlihat sangat bocah di mata saya dengan sikap dia seperti itu,"

"Kak, aku kecewa sama Charles...." isakku.

Home Without LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang