LIMA BELAS

5.1K 192 0
                                    


Ada nama lain yang mulai bermunculan saat aku bercerita,

Entah karena kau terlalu pasif atau dia mulai aktif di dalam ingatanku.

Pagi sekali aku telah berada di Apartemen ini, namun nihil Apartemennya kosong. Perasaanku mulai tak enak, belum lagi dua kamarnya terkunci dan aku baru ingat semua ART di liburkan. Gak, aku gak mau lagi Radka tiba-tiba menghilang! Aku hendak keluar kembali dari Apartemen, hingga aku lihat di depan pintu,

"Radka!" Aku memeluknya erat dan menangis sesegukan.

"Mommy kenapa?"

"Aeera kamu kenapa?" tanya kak Arvino.

"Aku...."

"Kenapa Aeera?"

"Aku tadi masuk ke sini, tapi Apartemen kamu kosong. Aku cuma takut Kakak bawa lari Radka lagi kayak dulu. Aku gak mau kehilangan Radka, Kak...."

"Mommy... Radka gak bakal kemana-mana," ujar Radka memelukku.

"Iya Aeera, lagian dulukan saya sudah bilang sebelumnya ke kamu kalau saya akan bawa Radka berobat ke Luar Negri,"

"Iya tapi Kakak waktu itu gak bilang langsung!" Kesalku teringat kejadian itu.

"Mommy, Radka gak mau Mommy sama Daddy berantem,"

"Gak berantem, Nak. Radka sama Daddy dari mana?"

"Dari depan Mommy. Mommy, Radka laper!"

"Yaudah Mommy masakin ya. Radka sama Daddy mandi dulu!"

"Ayo, Daddy! Radka ingin makan masakan Mommy!" ujar Radka bersemangat menarik kak Arvino.

***

Masakan andalanku adalah nasi goreng, ya jadilah masakan ini ku hidangkan pagi ini. Setelah menghidangkan makanan kami menyantap sarapan pagi ini dengan semangat dan sesekali diiringi tawa ria.

"Mommy, senin ini home schooling Radka dimulai!" seru Radka.

"Ohya?" tanyaku menatap Radka.

"Iya Mommy, kemarin Daddy dan Radka sudah datang ke tempat sana dan teachernya cantik Mommy, tapi tetap lebih cantikkan Mommy!"

"Ohya?!" Aku melirik kak Arvino.

"Ngapain kamu melirik saya seperti itu?"

"Sensitif banget sih dud," tuturku.

"Dud apaaan Mommy?" tanya Radka.

"Gak ada sayang, itu panggilan Mommy ke Daddy...." tuturku melirik kak Arvino sambil cekikan.

"Mommy, Daddy temenin aku yuk nonton dvd kesukaan aku!"

"Ayo!" ujarku dan kak Arvino.

***

Kami menonton film kartun kesukaan Radka. Radka menonton tv sambil tiduran di pahaku. Sementara kak Arvino, katanya menonton kartun tapi matanya sibuk dengan hp ditangannya. Aku yakin dia sedang menjadi operator 7x24 jam seperti biasanya. Kini film itu telah berakhir dan Radka juga telah terlelap. Aku menidurkannya di kasur lantai yang ada di ruang tv. Kemudian mengganti siaran tv dan menonton gosip, yailah namanya juga cewek.

"Aeera, kemarin apa yang sebenarnya terjadi?"

"O, aku bete sama duda beranak satu yang ku kira tulus akhir-akhir ini ternyata cuma hutang budi doang!"

Home Without LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang