EMPAT BELAS

4.9K 201 0
                                    


Apa bisa rindu pada dua orang sekaligus?

Rindu pada dia yang bukan siapa-siapa dan rindu pada kekasih sendiri,

Adakah yang salah dari rindu?

Ya, sudah empat hari ini aku tidak pulang ke Apartemen kak Arvino. Aku benar-benar begitu kesal dan marah rasanya dengan kak Arvino. Aku harus menahan rinduku pada Radka, semua memang gara-gara kak Arvino. Jumat malam inipun aku lebih memilih di kos. Jumat ini sepulang dari kantor, aku memang langsung pulang ke kosan. Setelah mandi dan bersih-bersih aku menonton drama koreaku. Jelas saja Jumat ini aku sudah berniat akan menonton maraton drama koreaku, sejenak mau berehat dari kebisingan Jakarta.

Aku mendengar ketukan pintu beberapa kali, saat ku lirik jarum jam menunjukkan Pukul 19.30 WIB dan aku masih menikmati drama koreaku, dengan enggan aku menuju pintu dan,

"Kak?" tanyaku kaget melihat kak Arvino masih dengan setelan kantor.

"Saya boleh masuk?"

"Ya," tuturku menyilakan kak Arvino masuk.

"Kakak ngapain ke sini?" tuturku jutek.

"Saya tidak boleh ke sini? Kamu lagi ngapain? Gak lagi bermuat mesumkan?"

"Enak aja. Kurang-kurangi Kak berpikiran jorok gitu!" kesalku.

"Terus, ada yang salah saya ke sini?"

"Iya! Saya sedang menikmati film korea dan Kakak mengganggu!"

"O, yaudah sana nonton. Saya juga mau lanjutin kerjaan," tuturnya kemudian mengeluarkan laptopnya.

"Waaah, waah! Kenapa harus di sini? Sana lembur di Kantor! Biasanya juga di Kantor dari pagi ketemu pagi,"

"Hei anak gadis kamu pelit sekali saya numpang di sini!"

"Aneh! Terserah Kakak. Mau minum apa?"

"Sepertinya kopi enak,"

"Bentar!" tuturku kebelakang dan kemudian menyajikan kopi.

"Silakan Kakak kerja. Aku mau nonton drama korea ku lagi. Jangan berisik!"

***

Ya, aku membiarkannya di ruang tamu yang berukuran kecil itu dengan laptopnya. Sedangkan aku tengah menikmati drama koreaku dikamar. Pukul 23.00 WIB aku keluar dari kamar dan ternyata kak Arvino masih sibuk dengan kerjaannya.

"Ngapain sih sebenarnya Kakak ke sini?!" kesalku.

"Sebentar Aeera, saya balas email...."

"Kakak operator 24 jam ya? Malam-malam balas email!"

"...."

"Kak,"

"...."

"Kak Arvino!"

"Iya,"

"Kakak udah makankan?"

"Belum,"

"Gimana gak sakit, jam segini masih belum makan. Aku gak ada stok makanan. Nasi goreng telor ceplok mau gak?"

"Iya Aeera," tuturnya masih mengamati laptop tanpa menatapku.

"Selesai aku bikin nasi goreng, tuh laptop udah mati ya!"

"Hmmm,"

"Jangan hmmm hmmm doang!"

"Iya, Aeera!" tuturnya kesal.

Home Without LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang