EMPAT DELAPAN

5.4K 161 15
                                    

MANTAN,

Aku tau air matamu adalah bukti

Perjalanan kita yang kini tinggal buih di bibir pantai

Akan hilang dalam hitungan menit dalam hidupku

Terima kasih untuk cerita di masa lalu.

MENIKAH,

Perjalanan kita seakan menjadi tangga titian terhebat,

Aku dan kamu pembuktian bahwa semesta mendukung dan jodoh takkan tertukar.

Selamat datang masa depan.

Aku tidak pernah tau bagaimana cara Tuhan mengenalkan kita pada cinta. Drama percintaan yang terkadang seringkali kita temui di novel, fim atau bahkan dari curhatan hati teman sepermainan. Cinta selalu punya cara sendiri untuk memulai dan menemukan tempat untuk pulang.

Besok akan dilangsungkan acara pernikahanku dan seluruh keluarga besar sudah berkumpul di Surabaya. Rumah tentu saja sangat rame. Ada sebagian keluarga yang menginap di rumah dan ada juga yang menginap di penginapan seperti hotel.

TOK, TOK, TOK!

"Masuk!" ujarku dari dalam kamar.

"Maaf ganggu," ujar suara itu yang cukup mengalihkan perhatianku yang sedang memperhatikan hena di telapak tanganku.

"Nesya?" tanyaku kaget.

"Iya, boleh gue masuk?"

"Iya," ujarku.

"Boleh gue peluk?"

Aku langsung memeluk Nesya dan tangisnya pecah dalam pelukanku.

"Maafin aku ya,"

"Aku juga meminta maaf Nesya,"

"Kamu gak salah. aku yang terlalu egois. Arvino memang lebih pantas dengan kamu. Arvino gak seharusnya menjadi ayah bagi anak yang aku kandung,"

"Nesya," aku semakin memeluknya erat.

"Maafkan aku jadi menangis seperti ini,"

"Tidak apa-apa. Sudahlah kamu jangan terus menangis, kasihan bayi di dalam kandungan kamu,"

"Iya Aeera, aku senang akhirnya kamu dan Vino bersatu lagi tanpa paksaan kali inikan?"

"Hmmm, kak Arvino cerita?" tanyaku.

"Tidak. Papa kamu waktu dulu pernah cerita pda keluargaku sehingga terjadilah perjodohanku dengan Arvino. Namun sedikitpun Vino tidak bisa melupakan kamu. Percayalah Aeera dia sudah menaruh hati padamu semenjak kalian masih berstatus tunangan dulu kala. Tapi, dia berusaha menghargai semua pilihan hidup kamu. Baginya kebahagiaan kamu adalah prioritasnya. Aku berusaha merebut hatinya tapi gagal. Sebaik apapun Vino bersikap padaku, tapi aku tau bukan aku yang ada di hatinya dan kamu beruntung Aeera. Dia orang terbaik yang pernah aku kenal,"

"Terima kasih Nesya,"

"Iya, aku ikut berbahagia...."

"Tapi, orang tua kamu,"

"Orang tuaku ada di bawah lagi berbincang dengan saudara kita yang lainnya. Kami semua mengerti Aeera dan kami ikhlas dengan semua ini,"

"Nesya,"

"Maukan tetap punya saudara sepupu seperti aku?"

"Tentu!" Aku memeluk erat Nesya.

***

Home Without LOVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang