BAB VII
Rian berlari cepat menerobos kerumunan itu, dilihatnya aparat keamanan sudah menyiapkan alas seperti kasur agar saat melompat gadis itu tidak langusng memmbentur lantai. Rian menaiki tangga darurat itu. Rian tidak habis pikir. Mengapa tidak ada seorang pun yang berani ke atas untuk menyelamatkan gadis itu.
"Mas, gak boleh naik ke sana, bahaya."
Rian mengabaikan teriakan dari petugas keamanan itu.
Ini menyangkut hidup seseorang. Rian tidak bisa diam saja. Terlebih dia mengenal orang yang mau bunuh diri itu.
Tak lama dia sampai di lantai paling atas. Tangan nya mencoba membuka pintu kaca itu, tapi terkunci.
Kemudian memecahkan nya dengan balok besi.
Gadis itu menoleh karena mendengar suara pecahan kaca. Rian berhasil menerobos dan masuk rooftop itu.
Anya membelakakan matanya.
Perlahan rian berjalan mendekat. Anya semakin memundur kan langkahnya.
"Jangan mendekat."
"Lo jangan nekat, bunuh diri gak bakalan nyeselain masalah."
"APA PEDULI LO,HM?!"
"Kalo lo bunuh diri sama aja lo menghindari masalah."
"Gak ada lagi guna nya gue hidup. Mending lo pergi aja dari sini! Jangan ikut campur urusan gue!" Teriak nya pada Rian.
Rian melihat sedikit lagi kaki gadis itu tidak akan menginjak tanah Dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Gadis itu memejamkan matanya dan bersiap untuk melompat.
"Oke kalo lo mau lompat, boleh boleh aja. Tapi dengerin gue dulu bentar."
Anya menautkan alisnya.
"Gue pernah kehilangan seseorang yang paling berarti dalam hidup gue, dan itu menyakitkan. Gue yakin lo punya setidak nya satu orang yang sayang dan peduli sama lo. Setelah lo bunuh diri, polisi pasti ngehubungin orang itu. Lo bayangin gimana perasaan dia kalo ngedenger lo tinggal nama. Pasti hatinya hancur. Gue sangat paham itu. Jadi jangan sia siain orang yg syng s lo dengan menghakhiri hidup."
"Cuma itu doang yang pengen gue sampein. Sekarang silahkan kalo lo mau bunuh diri."
Rian harap gadis itu bisa tersentuh dengan kata kata nya barusan, setidak nya sedikit.
semoga.
Omongan pemuda itu membuatnya mengingat nenek nya yang ada di rumah.
"Kamu sudah makan belum, ayo makan nenek sudah buatin makanan untuk kamu."
Katanya dengan nada yang amat lembut."Jangan sampai telat makan, nenek gak mau kamu sakit Anya."
"Makan yang banyak sayang."
Dalam benaknya muncul senyum tulus dan tatapan hangat wanita paruh baya itu.
Anya meluruh, tubuhnya melemas sehingga terduduk.
"AARGGGHHHH, GUE BENCI!!!" Gadis itu berteriak menumpahkan seluruh amarahnya
Rian menghela napasnya lega. Mengucap syukur saat gadis itu tidak jadi untuk bunuh diri.
Rian melangkah kan kakinya mendekati Anya. Berlutut di depan nya. Dengan ragu dia membawa gadis itu kedalam pelukan nya.
Tubuh gadis itu gemetar, Anya menangis dalam diam.
Sudah di rasa tenang, rian melepaskan pelukan nya.
Ternyata gadis itu pingsan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The way I love You [Rian Ardianto] TAMAT
Teen FictionRian. Remaja irit ngomong yang gemar bermain tepok bulu angsa, dan misterius. Anya. Gadis dingin, minim ekspresi dan mempunyai banyak rahasia. Rian dan Anya Sepasang insan manusia yang dipertemukan oleh takdir. Mempunyai kesamaan rasa, yaitu sama sa...